Berita Malang
Berita Malang Hari Ini 6 Juni 2020 Populer: Istri Hamil Ditinggal Suami & Peserta BPJS Dapat Bantuan
Berita Malang hari ini 6 Juni 2020 populer: istri hamil ditinggal suami dan peserta BPJS dapat bantuan
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut berita Malang hari ini 6 Juni 2020 salah satunya tentang istri hamil ditinggal suami.
Selain itu, berita Malang hari ini lainnya juga membahas peserta BPJS yang mendapat bantuan dana terkait Covid-19.
Agar tidak semakin penasaran, langsung saja simak berita Malang hari ini populer yang terangkum di bawah ini.
1. Istri Hamil Ditinggal Suami
Belum lama ini suami asal Malang tinggalkan istri hamil 9 bulan dan sendirian di Samarinda.
Akibatnya, istri dari pria asal Malang itu harus bergantung makan sehari-hari pada tetangga karena sudah tidak bekerja.
Sementara suami asal Malang itu telah meninggalkan istrinya sejak 8 Mei 2020 dan tidak ada kabar sejak 25 Mei.
Istri dari pria asal Malang itu berinisial SR (38).
Saat pergi, suami SR meminta izin pulang kampung ke Malang, Jawa Timur, pada 8 Mei 2020. Namun, hingga kini suaminya tak memberi kabar apapun.
“Sejak 25 Mei 2020 sudah tidak kabar lagi,” ungkap SR sambil menetes air matanya, saat ditemui Kompas.com di sebuah rumah kontrakan di Jalan Damanhuri, Rabu (3/6/2020).
Karena tak ada kabar dan kiriman uang apapun, SR bergantung makan dari tetangga kontrakan.
Jika SR merasa malu dan harus menahan lapar seharian.
“Tidak ada uang dan makanan mau bagaimana lagi,” ucapnya lirih.
Belum lagi beban pikiran biaya persalinannya yang hanya menunggu hari.
“Sempat frustasi,” kata SR.
Di Samarinda, SR tak punya keluarga ataupun kerabat, begitu juga dengan suaminya.
Oleh karena itu, SR tak bisa meminta bantuan.
Sebelumnya, SR bekerja sebagai pembantu di warung makan, sementara suaminya serabutan.
Keduanya menikah siri sejak 2018. Karena hamil, SR berhenti kerja.
“Kami sama-sama anak yatim piatu. Sama-sama dari Malang, Jatim. Kami ketemu di sini (Samarinda),” kata SR.
Karena itu, SR tak ingin menyalahkan siapapun termasuk suaminya.
“Saya tidak mau menjelekkan suami atau ini itu. Yang penting sekarang saya cari uang buat lahiran dan fokus untuk bayi saya,” tutur SR.
“Istilahnya rumah tangga kan wajar ada pertengkaran. Saya tidak mau menyalahkan pihak manapun. Karena saya juga mungkin ada salah. Sehingga jadi begini,” sambung SR.
Tetangga kontrakan SR, Siti Nuraisah (33) mengatakan sejak suaminya hilang kabar, SR tak punya apa-apa untuk makan termasuk biaya persalinan.
“Kadang dia menangis enggak ada kabar dari suaminya dan memikirkan biaya salin. Kalau untuk makan sehari-hari enggak masalah ada kami sini,” kata Siti Nuraisah.
Siti Nuraisah berinisiatif menggalang donasi lewat media sosial dan mendapat banyak bantuan.
Bahkan, sudah ada donatur yang siap membiayai persalinan SR.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim Rina Zainun mengatakan, timnya sudah menemui SR di kediamannya memberi dukungan moral, juga bantuan untuk persiapan kelahirannya bayinya.
“Kami mengumpulkan donasi dari banyak pihak baik sembako, perlengkapan bayi dan lainnya. Untuk biaya persalinan sudah dibantu oleh salah satu donator. Yang jelas kami minta yang bersangkutan fokus untuk lahiran anaknya. Jangan pikir macam-macam,” ungkap Rina dikutip dari Kompas.com artikel 'Suami Pamit Pulang Kampung Lalu Hilang Tanpa Kabar'
2. Peserta BPJS Dapat Bantuan
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang berencana memberikan santunan pada seorang pedagang Pasar Oro-Oro Dowo yang meninggal karena virus Covid-19.
BPJS Ketenagakerjaan menilai apa yang dilakukan pedagang ini bisa menjadi contoh baik karena ia menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam pekerjaannya sebagai pedagang.
"Pedagang ini ikut BPJS Mandiri," kata Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang, Cahyaning Indriasari pada wartawan usai FGD di Balaikota, Jumat (5/6/2020).
Pedagang yang meninggal karena covid-19 itu akan mendapat santunan sebesar Rp 42 juta.
Cahyaning menyebut hal ini bisa menjadi contoh bagi pedagang pasar lainnya.
Premi untuk kecelakaan kerja dan kematian hanya Rp 15.000 an/bulan.
Terkait kondisi pandemi covid-19 saat ini BPJS Ketenagakerjaan melirik paramedis dan non medis yang menangani Covid-19.
Sebab saat ini banyak juga dokter dan perawat yang terpapar Covid-19. Selain itu juga mereka yang bekerja di lab hingga cleaning service yang terkait penanganan ini.
"Saya baca di media banyak tenaga medis yang terpapar Covid-19. Padahal tidak semuanya berstatus PNS. Namun banyak yang statusnya ASN di RS rujukan," kata Cahyaning.
Risiko tinggi yang dihadapi para pekerja bidang kesehatan itu termasuk kecelakaan kerja dan akan dicover BPJS Ketenagakerjaan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sehingga misalnya, meninggal dunia, keluarganya akan mendapatkan santunan sebagai peserta BPJS.
Sementara dalam FGD di Pemkot Malang, Cahyaning mengungkapkan perlunya dukungan Pemda dalam membantu BPJS dalam melaksanakan programnya, seperti dalam bentuk peraturan walikota.
"Pemda kan kepanjangan dari pemerintah pusat. Karena itu harus didukung pemda," jelas Nining, panggilannya.
Ia mengusulkan ada tim kepatuhan. Di mana anggotanya selain kepala daerah, Sekda dan OPD terkait juga ada personel BPJS.
Tim ini sudah ada di Kabupaten Malang. Di Kota Malang belum ada. Tim ini fungsinya adalah mengawal Perwal agar bisa efektif.
Jika tidak berjalan, maka dicarikan solusinya.
Misalkan dengan Dinas Perdagangan. "Kok banyak pedagang pasar belum menjadi peserta BPJS? Maka kami bisa turun untuk edukasi bersama," jelasnya.
Sedang Walikota Malang, Sutiaji dalam sambutannya di FGD itu menyebutkan pemerintah menyiapkan kebijakan untuk recovery ekonomi di era pandemi.
Sebab tidak bisa terus hidup seperti ini karena ekonomi tidak bergerak. Nanti negara tidak bisa membayar ASN, TNI dan Polri.
"Jika tidak bisa membayar TNI dan Polri, siapa yang menjamin keamanan?" ujarnya.
3. Sebanyak 3.042 Pendaftar SMPN Tergusur
Seleksi Pendaftaran Peserta Didik Baru atau PPDB Kota Malang jalur zonasi untuk masuk SDN-SMPN Kota Malang berakhir, Jumat (5/6/2020). Jumlah pendaftar di web ppdb.malangkota.go.id mencapai 12.583 peserta sampai pukul 16.07.07 WIB.
Rinciannya jumlah pendaftar SDN sebanyak 6.333 orang dan pendaftar SMPN ada 6.250 orang. Jika pagu SMPN jalur zonasi sebanyak 3.208, maka yang tergusur mencapai 3.042 pendaftar untuk jenjang SMP.
Detik-detik pergeseran di hari terakhir dirasakan salah satu wali murid, Hari. Ia mendaftarkan anaknya ke SMPN 3, 8 dan 6 dengan alamat KK di Jalan Embong Brantas.
"Hari ini sempat lama bertahan di SMPN 8 meski turun terus peringkatnya. Namun saat saya sampai rumah, kakaknya memberitahu jika sudah tidak ada di peringkat pagu SMPN 8," jelasnya pada suryamalang.com, Jumat (5/6/2020).
Jika menganalisa data pendaftar dari sisi jarak, di hari terakhir PPDB memang makin pendek jarak rumah pendaftar-sekolah.
"Ini tadi juga banyak yang geser. Mungkin ada pendaftar dengan jarak lebih pendek/dekat," ungkapnya.
Jika sebelumnya di SMPN 8 radius terjauh 1,2 Km, kini menciut menjadi 998 meter.
"Sedang punya anak saya 991 meter," katanya.
Karena tahu tidak lolos seleksi di hari terakhir, diceritakan anaknya menangis.
Dindikbud Kota Malang merencanakan pengumuman jalur zonasi pada 8 Juni 2020.
Sedang pelaksanaan daftar ulang di sekolah masing-masing.
Data sementara, untuk SMPN Gadang, jarak terdekat rumah-sekolah adalah 77 meter dan terjauh 394 meter, sebelumnya mencapai 432 meter.
Kemudian di SMP Mulyorejo jarak terjauhnya hanya 750 meter, sebelumnya masih 805 meter.
Sedang di SMPN 1 relatif tetap dengan terjauh 1,1 Km, karena sekolah ini jauh dari pemukiman warga lantaran di sekitarnya di area bisnis.
Di SMPN 5 juga radiusnya menciut, terjauh 957 meter dari sebelumnya 986 meter.
Sedang di SMPN 10 radius terjauh memcapai 1,2 Km dari sebelumnya 1,4 Km.
Di SMPN 14 radius terjauh 1190 meter dari sebelumny 1,5 Km.
Yang bertahan di radius 2,4 Km adalah di SMPN 22 di kawasan Buring.
Kemudian di SMPN 25 mencapai radius 2 Km.
Di SMP Polehan, terjauh mencapai 314 meter dari semula 381 meter.
Di SMPN 17 radius terjauhnya 1,6 Km setelah sebelumnya 1,9 Km.
Sedang di jenjang SD, untuk SDN Dinoyo 2, terjauh di radius 2,8 Km dan SDN Dinoyo 1 terjauh 1,5 Km.
Dari IG Dindikbud, ortu mengeluhkan faktor usia jadi pertimbangan utama dibanding jarak rumah-sekolah.
Dalam kolom seleksi memang muncul usia peserta dan diperingkat baru jaraknya rumah-sekolah.
"Ini zonasi apa jalur umur?" komen orangtua yang anaknya tergusur karena usia.
Ada juga yang sudah sibuk mencari info SMP swasta dengan menanyakan di IG itu karena anaknya tidak sudah tergusur dari seleksi masuk SMPN.
(Sylvianita Widyawati/Sarah Elnyora/SURYAMALANG.COM)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/istri-hamil-ditinggal-suami-dan-bpjs-kesehatan.jpg)