Update Zona Merah di Jawa Timur Rabu 1 Juli: Lamongan Zona Merah, Mojokerto Oranye, Blitar Kuning

Berikut update zona merah di Jawa Timur Rabu 1 Juli 2020: Lamongan zona merah, Mojokerto zona oranye, Blitar zona kuning

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Suryamalang.com/kolase infocovidjatim/The Economist
update zona merah di Jawa Timur Rabu 1 Juli 2020 

9. Kabupaten Jember 

10. Kabupaten Madiun 

- Zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19)

Belum ada (nihil)

- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:

1. Dokter di Surabaya Kembali Meninggal

Tangkapan layar postingan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di Instagram, Selasa (30/6/2020).
Tangkapan layar postingan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di Instagram, Selasa (30/6/2020). (IDI Surabaya)

Seorang dokter di Surabaya kembali gugur karena terinfeksi virus corona.

Dr Arief Basuki, dinyatakan meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona (Covid-19), pada Selasa (30/6/2020) petang.

Kabar duka tersebut pertama kali tersebar lewat akun Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya yang diunggah, Selasa (30/6/2020).

Terkait hal itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI dr Brahmana Askandar mengatakan, sehari-hari almarhum yang bertugas di Rumah Sakit Haji Surabaya diketahui terpapar sejak sepekan lalu.

"Seminggu lalu beliau diketahui positif corona," kata Brahmana saat dikonfirmasi, Selasa (30/6/2020).

Sejak saat itu, dokter spesialis anastesi tersebut dirawat di RSUD dr Soetomo.

"Beliau dirawat intensif pakai ventilator saat itu," ucapnya.

Namun saat ditanya lebih jauh terkait penyebab tertular, Brahmana belum bisa menjawab secara pasti.

"Gak tahu, susah kalau itu. Apalagi kan dr Arief juga jaga di RS," ucapnya.

Sementara dalam upaya memutus penyebaran virus corona di lingkungan dan orang terdekat dr Arief, kata Brahmana, Dinkes Surabaya langsung melakukan pengecekan kepada pihak keluarga.

"Keluarga mustinya sudah dilakukan pemeriksaan karena sudah ditracing Dinkes Surabaya," pungkasnya. 

2. Selama Pandemi Jumlah Ibu Hamil di Kabupaten Blitar Melonjak Tinggi

Ibu-ibu antre KB di Puskemas Selorejo, Kabupaten Blitar.
Ibu-ibu antre KB di Puskemas Selorejo, Kabupaten Blitar. (SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq)

Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat angka kehamilan di Kabupaten Blitar melonjak tajam.

Selama beberapa bulan terakhir ini, jumlah ibu hamil meningkat luar biasa.

Baru pertengahan tahun saja, jumlah ibu hamil di Kabupaten Blitar sudah mencapai 4.022 orang.

Jika dibandingkan tahun lalu, itu sangat tak sebanding.

Sebab, tahun lalu jumlah ibu hamil hanya 1.527 orang.

Data di Dinas Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), lonjakan jumlah ibu hamil itu terjadi pada tiga bulan kemarin.

Yakni, mulai Maret, April, dan Mei.

Pada Maret kemarin, ada 1.287 ibu hamil, April terdapat 1.408 ibu hamil, sedangkan Mei ada 1.427 ibu hamil.

"Kalau sejak Januari dan Februari ya lebih dari jumlah itu."

"Dan, saat ini mereka rata-rata usia kehamilan antara tiga sampai empat bulan," ujar Eka Purwanta, Kepala BKKBN Kabupaten Blitar, Selasa (30/6/2020).

Karena terjadi lonjakan seperti itu, maka pihaknya akan melakukan antisipasi.

Sebab, jika tidak, tahun depan bakal terjadi babyboom atau ledakan jumlah bayi.

Antipasinya, ia saat ini membuat gebrakan dengan mengratiskan pelayanan multi KB, mulai KB ayudi atau spiral, dan KB implant atau susuk KB.

"Bahkan, sekarangg ini permintaan KB jenis MOP (medis operasi pria) juga meningkat."

"Kalau tahun lalu, hanya ada satu orang, saat ini sudah ada 22 pria, yang sudah melakukan MOP," paparnya.

Menurutnya, pandemi Covid-19 ini hanya dampak tidak langsung.

Sebab, selama terjadi wabah ini, orang hanya stay at home sehingga tak bisa pergi ke mana-mana, termasuk melakukan kelanjutan perawatan alat konstrasepsi.

Ditambah adanya pemberlakukan physical distancing sehingga banyak klinik yang tutup karena tak berani melakukan pelayanan.

Akhirnya, penggunaan alat kontrasepsi menurun.

Itu karena sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Makanya, saat ini KB, kami gratiskan, supaya ibu-ibu atau bapaknya mau melakukan KB sehingga angka kehamilan ke depan, bisa dicegah dengan signifikan," ujarnya.

Melonjaknya jumlah ibu hamil itu juga diimbangi dengan meningkatnya jumlah ibu yang melakukan KB.

Hingga pertengah tahun ini, sudah ada 3.050 ibu yang sudah melakukan KB.

Termasuk, sudah 22 laki-laki yang juga melakukan KB.

Dibandingkan dengan tahun kemarin, hanya ada 1.500 ibu yang KB dengan satu laki-laki yang KB.

"Itu buat mengimbangi jumlah ibu yan hamil. Dan, kami terus melakukan sosialisasi agar ibu-ibu kian sadar untuk melakukan KB. Termasuk, itu kami gratiskan," ujarnya.

Terkait mengapa laki-laki harus KB?

Menurut Eka, itu tergantung kesadaran si laki-lakinya.

Misalnya, istrinya belum KB, bisa diganti suami yang KB.

Perbedaannya, kalau istrinya yang KB, itu harus rutin diperbarui setiap tiga bulan atau tujuh bulan sekali.

"Namun, kalau si suaminya yang KB, itu cukup sekali dan buat selamanya," pungkasnya.

(Imam Taufiq/Sarah Elnyora/SURYAMALANG.COM)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved