Berita Mojokerto Hari Ini
Batu Andesit Kuno Ditemukan di Situs Kumitir Mojokerto, Ini DUgaan Arkeolog
Sebuah batu kuno berupa batu andesit ditemukan oleh tim Arkeolog BPCB Jawa Timur saat melalukan Pra ekskavasi di kawasan Situs Kumitir Mojokerto
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: isy
SURYAMALANG.COM | MOJOKERTO - Sebuah batu kuno ditemukan oleh tim Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur saat melalukan Pra ekskavasi di kawasan Situs Kumitir, Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan batu andesit unik berbentuk segi empat yang melebar pada bagian bawah itu ditemukan di titik penggalian TP3 yaitu disebelah barat dari pusat Situs Kumitir.
"Uniknya batu langka ditemukan di bagian dinding barat yang merupakan bagian depan dari kompleks percandian Situs Kumitir mempunyai lubang tengah dan mengarah pada bagian dalam berdiameter sekitar 6,5 sentimeter," jelasnya di Situs Kumitir Mojokerto, Jumat (3/7/2020).
Ia menjelaskan batu tersebut nyaris sama dengan umpak namun bentuknya menyerupai landasan tiang bendera. Pihaknya menduga bahwa keberadaan batu ini digunakan untuk menancapkan umbul-umbul atau janur yang dipasang di bagian depan area Situs Kumitir saat acara tertentu kala itu.
"Saat ini hipotesis kami adalah di sisi bagian barat adalah pintu masuk atau gerbang di kawasan Situs Kumitir ini berarti ada korelasinya dengan penemuan batu tersebut," ungkapnya.
Menurut dia, penemuan batu ini merupakan petunjuk baru. Sesuai pengukuran batu berlubang itu tinggi 28 sentimeter, lebar tapak bawah mencapai sentimeter, lebar tapak atas 13 sentimeter dan diameter lubang sekitar 6,5 sentimeter.
Selain itu, kondisi batu bolong seperti sudah dibentuk.
Sedangkan batu yang biasanya ditemukan itu mempunyai landasan datar yang tidak berlubang,
"Tentu kita akan kaji lagi jika dibuka (Ekskavasi, Red) keberadaan batu ini yang kemungkinan tidak hanya satu," ujarnya.
Masih kata Wicaksono, batu andesit berlubang di bagian tengah kuat dugaan digunakan untuk menancapkan umbul-umbul atau panji pada masa kerajaan yang seringkali sebagai simbol saat memperingati keagamaan atau lainnya.
Tradisi peringatan keagamaan juga masih berlangsung sampai saat ini seperti di Bali ketika ada peringatan memakai umbul-umbul seperti janur atau saat Melasti di Tengger Bromo.
Tentunya, lanjut dia, pada hari keagamaan atau hari tertentu tempat suci seperti di Situs Kumitir dikunjungi umat sehingga dibayangkan tidak jauh berbeda dengan ritual sekarang apalagi ritual saat ini merupakan budaya dari masa lalu.
"Meski ini adalah pemikiran liar namun patut dimungkinkan karena di Negarakertagama juga dijelaskan mengenai panji-panji Majapahit yang dikibarkan ketika momen tertentu pada saat malam bulan purnama atau pentas rakyat maupun ketika perjalanan Hayam Wuruk ada panji-panji," terangnya.
Ditambahkannya, ditemukannya batu andesit yang diduga merupakan bagian dari pintu gerbang Situs Kumitir di sebelah barat. Situs Kumitir merupakan tempat suci yakni Pendharmaan Mahesa Cempaka Kakek Dari Raden Wijaya yang keberadaannya diperkirakan pada zaman Kerajaan Singosari 1268 M.
Bangunan candi di kawasan Situs Kumitir dipakai sebagai tempat Pendharmaan Mahesa Cempaka setelah 12 wafat dan masih digunakan dimasa Kerajaan Majapahit.
"Yang unik adalah landasan berbahan batu andesit tidak berpindah yang diduga sudah disiapkan di area tempat suci Situs Kumitir," tandasnya.