Virus Corona di Malang
UPDATE Virus Corona di Malang Jatim Senin 24 Agustus 2020: 1991 Positif Covid-19 dan 148 Meninggal
Terhitung sampai hari Senin 24 Agustus 2020, jumlah total pasien positif Covid-19 kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang kini sudah mencapai 1991
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Sembuh Covid-19 = 23632 orang
Meninggal Dunia Covid-19 = 2172 orang
*Catatan: angka persebaran covid-19 di atas dapat berubah sewaktu-waktu.
Data di atas dikutip dari http://infocovid19.jatimprov.go.id.
Berikut update berita terkait virus corona di Jawa Timur:
1. Nasib Pilu Relawan Tim Pemakaman Covid-19 Kabupaten Mojokerto, Dana Operasional 4 Bulan Belum Cair

Nasib relawan pemakaman jenazah Covid-19 di Kabupaten Mojokerto sangat memprihatinkan.
Pasalnya, selama hampir empat bulan bekerja belum mendapat bantuan operasional dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
Para relawan tergabung dalam tim pemakaman Covid-19 tersebut tidak mendapat gaji dan biaya operasional dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.
Padahal, tugas mereka begitu berat sebagai garda depan pemakaman jenazah pasien virus corona di Kabupaten Mojokerto.
Kasi Penanggulangan Bencana, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Mojokerto, Didik Soedarsono menjelaskan, para relawan kemanusiaan yang tergabung dalam Tim Pemakaman Covid-19 tidak memperoleh dana operasional sejak April sampai sekarang Agustus 2020.
"Operasional selama ini dari kita sama teman-teman patungan seperti membeli BBM dan makan. Ada juga sukarelawan yang simpati dan memberi untuk keperluan membeli bensin," ungkapnya, Minggu (23/8/2020).
Menurut dia, para relawan telah melakukan pemakaman jenazah pasien Covid-19 selama empat bulan.
Bahkan, ada empat sampai lima pemakaman jenazah pasien Covid-19 di lokasi berbeda dalam satu hari.
Rata-rata pemakaman jenazah Covid-19 membutuhkan waktu sekitar dua jam yang melibatkan delapan hingga 10 orang.
"Dari awal sampai sekarang belum pernah mendapatkan dana operasional dari Pemerintah Daerah maupun dinas terkait," ungkapnya.
Ia mengatakan semestinya dana operasional yang diterima oleh relawan dalam tim pemakaman Covid-19 selama kurun waktu empat bulan mencapai sekitar
Rp 83 juta.
Sedangkan, masing-masing petugas untuk setiap satu pemakaman jenazah Covid-19 mendapat Rp.100 ribu.
Sesuai ketentuan Dinkes Kabupaten Mojokerto satu tim pemakaman berjumlah delapan orang.
"Sehingga setiap pemakaman jumlah total Rp.800 ribu bahkan petugas yang ikut biasanya lebih banyak mencapai 20 orang gabungan relawan sehingga akan dibagi sesuai yang ikut terlibat dalam pemakaman tersebut," bebernya.
Para relawan sempat menghentikan terlibat dalam tim pemakaman jenazah Covid-19 lantaran dana operasional pemakaman jenazah Covid-19 yang dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Kesehatan sampai sekarang belum turun.
Hal ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap Pemerintah Daerah yang kurang perhatian sehingga dana operasional tidak kunjung terealisasi.
"Kami kehabisan biaya operasional jadi terpaksa menghentikannya saat itu untuk beli bensin saja tidak ada, kita juga harus irit transportasi."
"Sudah dua pekan kami hentikan kalau minta patungan sama kawan-kawan kan kasihan juga jadi dihentikan sementara," ucapnya.
Masih kata Didik, pihaknya sudah mengirimkan permohonan dan penyerahan berita acara sesuai yang diminta oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto pada pertengahan Juli 2020.
Namun, dana operasional dan tunjangan sampai sekarang belum kunjung cair.
"Kita sudah buat berita acara kenyataannya belum ada tindak lanjut sampai Agustus 2020 setidaknya ada perhatian dari Pemkab karena kita tidak ada dana operasional bahkan untuk beli BBM saja tidak bisa," terangnya.
Ditambahkannya, meski sempat berhenti selama dua pekan namun mereka kembali menjalankan sebagai relawan pemakaman jenazah Covid-19 lantaran ada bantuan dari sukarelawan yang memberikan dana transportasi.
"Ada yang membantu sehingga bisa melaksanakan kegiatan lagi dan hari ini baru dari pemakaman."
"Saya berharap ada perhatian dari Pemkab kita juga merasa kasihan melihat di lapangan kalau bukan tim khusus yang mau menangani pemakaman Covid-19," pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr Sujatmiko saat dikonfirmasi SURYAMALANG.COM, mengatakan mengenai dana operasional tim pemakaman jenazah Covid-19 masih menunggu proses pencairan.
"Sudah proses pencairan setelah persetujuan dari BPBD Kabupaten Mojokerto," tandasnya. (Mohammad Romadoni)
2. Putri Nil Maizar Positif Covid-19, Program Latihan Persela Lamongan Tetap Sesuai Jadwal

Manajemen Persela Lamongan memastikan skuad Laksar Joko Tingkir akan tetap menggelar latihan sesuai rencana awal.
Artinya, agenda latihan yang rencananya digelar pada 1 September nanti tidak akan terganggu, meski putri dari pelatih Persela Nil Maizar berstatus positif Covid-19.
Hal tersebut disampaikan oleh asisten manajer Persela Agus Hariyono.
Dia mengatakkan sudah berkomunikasi dengan Nil Maizar terkait agenda persiapan tim nanti.
"Program akan tetap dilaksanakan oleh para asisten. Sampai saat ini komunikasi dengan Coach Nil masih lancar," jelas Agus Hariyono, Minggu (23/8/2020).
Sebelum menggelar latihan, Agus mengatakan Eky Taufik dkk akan lebih dulu melakukan swab test.
Hal ini dilakukan sebagai prosedur kesehatan mengantisipasi Covid-19.
Proses serupa juga dilakukan sejumlah klub Liga 1 asal Jatim sebelum menggelar latihan perdana di masa pandemi virus corona.
Sebut saja Arema FC, Persik Kediri dan Madura United.
Bedanya, Arema FC dan Persik Kediri memilih metode rapid test.
"Setelah swab test, manajemen akan menunggu hasil keluar sebelum memulai latihan," jelasnya.
Sejumlah tim-tim Liga 1 memang mulai kembali mengumpulkan para pemainnya, mengingat kompetisi dijadwalkan akan kembali bergulir pada 1 Oktober mendatang. (Ndaru)