UPDATE Virus Corona di Malang Jatim Senin 31 Agustus 2020: Positif Covid-19 Tembus 2260 Sembuh 1534
Terhitung sampai hari Senin 31 Agustus 2020, jumlah total pasien positif Covid-19 kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang kini sudah mencapai 2260
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
"Kalau sekarang langsung denda Rp 100.000. Karena disiplin di saat pandemi Covid-19 ini adalah keharusan," ucapnya.
Sutiaji menilai sanksi dalam Perwali dianggap masih belum kuat karena masih bersifat sanksi sosial.
Jika nanti statusnya ditingkatkan menjadi Perda, tidak menutup kemungkinan akan memuat sanksi tindak pidana ringan (tipiring).
"Sebenarnya punishment di Perwali itu tidak kuat. Kalau di Perda semakin kuat. Kami melihat kajiannya (terkait sanksi pidana), nanti mungkin ada kajian akademik dibuka dulu Perda nomor 2/2012 itu bagaimana," tandasnya. (Rifky Edgar)
2. Siswa dari Wilayah Zona Merah Corona Tak Bisa Ikut Belajar Tatap Muka di SLBN 1 Kota Blitar
Sejumlah siswa SMA Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Kota Blitar mengikuti uji coba belajar tatap muka di sekolah pada masa pandemi corona. Para siswa SMA SLBN 1 Kota Blitar yang diundang mengikuti belajar tatap muka yang bukan dari zona merah.
Kepala SLBN 1 Kota Blitar, Ana Aliatul Himah, mengatakan sekolah menerapkan protokol kesehatan ketat dalam uji coba belajar tatap muka di sekolah. Para siswa yang diundang mengikuti pembelajaran tatap muka hanya berasal dari kelurahan yang masuk zona hijau, zona kuning, dan zona oranye penyebaran corona.
"Sedang siswa dari kelurahan yang masuk zona merah penyebaran Covid-19 tidak diundang untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Jumlah siswa SMA di SLBN 1 Kota Blitar ada 17 siswa. Yang kami undang mengikuti pembelajaran tatap muka hanya delapan siswa yang bukan dari zona merah," kata Ana, Kamis (27/8/2020).

Dikatakannya, para siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka harus membawa surat keterangan dokter termasuk surat hasil rapid test.
Para siswa juga harus membawa surat izin dari orang tua yang diketahui ketua RT.
Selain itu, para siswa harus melakukan isolasi mandiri sebelum mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka.
"Selain surat keterangan dokter, surat keterangan orangtua, para siswa juga harus membawa surat keterangan isolasi mandiri," ujarnya.
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan di sekolah juga ketat.
Sebelum masuk ruang kelas, para siswa dicek suhu tubuh terlebih dulu.
Para guru dan siswa juga menjaga jarak dan memakai masker saat proses belajar mengajar tatap muka di kelas.
"Dari delapan siswa yang ikut uji pembelajaran tatap muka itu kami bagi di tiga kelas. Masing-masing kelas ada yang tiga siswa dan dua siswa," katanya.
Terpisah, Kepala SMAN 1 Kota Blitar, Johan Edy Prastiwo mengatakan jumlah siswa yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di sekolahnya terus bertambah pada hari keenam ini.
Menurutnya, jumlah siswa yang mengikuti uji coba belajar tatap muka di sekolah sudah memenuhi kuota 25 persen.
"Pada hari pertama sampai hari keempat jumlah kehadiran siswa belum sampai 25 persen. Karena orangtua masih banyak yang khawatir anaknya belajar di sekolah. Tapi, setelah mengetahui protokol kesehatan yang kami terapkan, akhirnya orangtua mengizinkan anaknya ikut belajar tatap muka," katanya.
Dikatakannya, tinggal kehadiran siswa pada hari keenam sekitar 272 siswa.
Jumlah itu sudah memenuhi kuota 25 persen dari jumlah total siswa di SMAN 1 Kota Blitar sebanyak 1.050 siswa.
"Pada hari keempat jumlah kehadiran siswa hanya 89 siswa. Tapi, pada hari keenam ini jumlah kehadirannya naik menjadi 272 siswa, sudah memenuhi kuota 25 persen," ujarnya.
Menurutnya, para siswa mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Sistem pembelajaran di kelas juga tetap menjaga jarak.
Sekelas hanya diisi rata-rata 10 anak, normalnya satu kelas diisi 36 anak.
"Prinsipnya, harus tetap menjaga jarak saat proses pembelajaran di dalam kelas," katanya.
Seperti diketahui, ada tiga sekolah di Kota Blitar yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka.
Ketiga sekolah, yaitu, SMAN 1, SMK Islam, dan SLBN 1.
Uji coba pembelajaran tatap muka dilaksanakan selama dua pekan mulai 18-31 Agustus 2020.
Karena Kota Blitar masuk zona oranye penyebaran Covid-19, tingkat kehadiran siswa hanya dibatasi 25 persen. (Samsul Huda)