Virus Corona di Malang

UPDATE Covid-19 di Malang Batu Surabaya & Jatim Senin 28 September 2020: Positif 4025 Sembuh 35543

Berikut update virus corona di Malang hari ini, Batu Surabaya dan Jawa Timur Senin 28 September 2020: kasus positif Covid-19 4025, sembuh 35543

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Suryamalang.com/kolase Dok. Shutterstock
Ilustrasi ibu dan anak mengenakan masker untuk menghindari penularan virus Covid-19 

Bukunya diterbitkan oleh Penerbit Kosa Kata Kita Jakarta.

Editornya Frida Kususmastuti Poerbantoro, Dosen Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Lestari Nurhayati.

Mengapa menuangkan lewat puisi?

"Puisi itu seribu kata tak cukup. Namun satu kata terasa cukup mewakili rasa. Jadi puisi bukan berarti lebih simple. Namun malah lebih hati-hati karena perlu memperindah bahasa. Walau andaikan harus marah dan kecewa," jelas Frida pada SURYAMALANG.COM, Minggu (27/9/2020).

Ia membuat 10 puisi. Tema yang diangkat beragam.

Seperti Damai Pada Satu Hari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Kotaku serta tentang tenaga kesehatan yang terusir.

Ada juga tentang mereka yang menyebarkan berita atau informasi tergesa2 dan hoax. Bukunya terdiri dari 174 halaman. Dijelaskan, pandemi melahirkan berbagai perbincangan. Ada webinar, diskusi dll.

Tapi para dosen perempuan ini memilih berkarya yabg berbeda.

“Gagasan membuat ini tidak terlepas dari media sosial. Saat itu saya membaca potongan puisi Frida Kusumastuti di laman sosial medianya. Kemudian terbetik untuk kolaborasi bersama teman-teman di Japelidi (Jaringan pegiat Literasi Digital) tempat kami bertemu pada awalnya.” kata Lestari Nurhajati, sebagai penggagas antologi.

Peluncuran secara virtual itu menghadirkan dua sastrawan nasional yaitu Jose Rizal Manua dan Yvonne de Fretes.

Juga ada pembacaan parade puisi secara daring oleh Lintang Ratri dari Universitas Diponegoro (Undip) Serta Roro Retno Wulan dari Telkom University Bandung dan Gilang Desti Parahita dari UGM.

Kemudian Liliek Budiastuti Wiratmo dari Undip, Fitria W Roosinda dari Ubhara Surabaya.

Jose Rizal Manua, penerima berbagai penghargaan di Asia-Pasific maupun dunia sebagai sutradara maupun Theater Best Perfomance memberikan apresiasi.

“Puisi-puisinya luar biasa karena ditulis dari sumber yang dihadapi ibu-ibu. Pada hakekatnya semua orang pernah menulis puisi, terutama saat jatuh cinta. Puisi sebenarnya dekat dengan keseharian kita. Tetapi puisi-puisi dalam Corpus tetap ada sentuhan seni," komentarnya.

Sedang Yvonne de Fretes, mantan wartawan, penulis aktif antara lain di majalah Horizon menyatakan dunia sastra jarang dilirik orang.

"Tapi Anda (para penulis) melalui proses kreatif yang luar biasa. Bisa dimana saja di tengah kesibukan sehari-hari," ungkapnya.

Ditambahkan Ketua Launching, Eni Maryani mengatakan bahwa puisi memberi kebebasan mengungkapkan apa yang dipikirkan dan rasakan dalam beragam bentuk bahkan dalam bentuk yang paling imajinatif.

Isunya dapat berasal dari kejadian yangs sederhana sampai dengan hal-hal luar biasa, seperti pandemi ini.

"Menyikapi situasi pandemi, kita butuh ruang untuk mengungkapkan beragam pemaknaan atau rasa yang dimiliki. Puisi memberi ruang itu dan ke 18 perempuan ini memanfaatkannya dengan sukacita dan semoga saja juga menjadi ruang berbagi," ungkap dosen Unpad di acara itu.

Ke 18 akademisi itu berasal dari Universitas Padjajaran, Universitas Muhammadiyah Malang, Ubhara Surabaya, UNS, Universitas Diponogoro, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, UGM, Atmajaya Yogjakarta, Universitas Langlang Buana, Telkom University, Unisba, Binus Jakarta, UNTA Jakarta, Universitas Al Azhar Indonesia, dan LSPR Jakarta awalnya adalah aktif di Jaringan pegiat Literasi Digital (Japelidi) Indonesia.

(Sylvianita Widyawati/Sarah/SURYAMALANG.COM)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved