Berita Malang Hari Ini
Unisma Mulai Orientasi Mahasiswa Baru, Jumlah Maba Asing Capai 108 Orang
Maba Unisma tahun ini sebanyak 3.499 Maba di jenjang S1, di jenjang S2 ada 315 Maba dan di jenjang S3 ada 19 Maba. Sedang jumlah Maba asing 108 Maba
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Sylvianita Widyawati , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Universitas Islam Malang (Unisma) memulai kegiatan Oshika Maba (Orientasi Studi Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru), Rabu (30/9/2020).
Kegiatan dipusatkan di Gedung Bundar dan diikuti sejumlah Maba asal Malang.
Sedang Maba lainnya mengikuti lewat daring. Jumlah maba tahun ini sebanyak 3.833 orang.
Maba Unisma tahun ini sebanyak 3.499 Maba di jenjang S1, di jenjang S2 ada 315 Maba dan di jenjang S3 ada 19 Maba.
Sedang jumlah Maba luar negeri ada 108 orang.
Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi sempat berdialog dengan Maba dari Gambia, Afrika yang ikut Oshika Maba luring.
"Sebelumnya saya belajar Bahasa Indonesia dulu di program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)," jelas mahasiswa ini.
Karena itu, Bahasa Indonesianya sudah lumayan.
Rektor juga menyapa Maba dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah dan Maluku secara daring.
Dari 108 Maba asing, 67 orang ikut degree program dari 10 negara seperti dari Sudan, Libya, Thailand, Saudi Arabia.
Sedang 41 orang ikut program internasional transfer kredit dari Rusia dan Uzbeckistan.
Dr Badat Muwakhid, Wakil Rektor III menyatakan, mahasiswa asing terutama dari Timur Tengah banyak yang memilih belajar/kuliah tentang Agama Islam di Unisma.
"Mereka memandang belajar Agama Islam di sini lebih menarik. Begitu juga kehidupan masyarakatnya," kata Badat.
Namun ada juga yang memilih prodi non agama atau masuk ke fakultas-fakultas lainnya.
Pada mahasiswa baru, rektor menyebut tentang kondisi saat ini di era global. Hal ini membentuk ciri-ciri pada masyarakatnya. Seperti sifat masyarakat yang terbuka.
"Apa yang terjadi hari ini bisa dilihat secara global di semua negara," kata rektor. Kemudian, di masyarakat global adalah masyarakat yang kritis, ilmiah.
Sehingga mahasiswa harus digembleng melalui literasi, riset, inovasi agar berdaya saing.
"Mudah-mudahan pandemi segera berakhir. Sehingga mahasiswa Unisma bisa digembleng dan belajar bersama serta bersilahturahmi," katanya.
Dikatakan, dalam era global juga sangat kompetitif. Bahkan di tingkat lokal saja, persaingan sudah sangat ketat.
Penyemarak acara pembukaan adalah adanya flash mob virtual yang dilakukan maba membentuk berbagai formasi tulisan dan gambar. Yaitu gambar tokoh NU, peta Indonesia dan tulisan-tulisan lainnya.
Menurut Badat, pelibatan Maba itu telah direkam dahulu dari ribuan Maba.
"Instruksinya lewat aplikasi Telegram. Mahasiswa mengirim video dan diolah. Kesulitannya ya mengelola banyak mahasiswa agar bisa menampilkan sejumlah formasi," terangnya.
Ahmad Basarah, Wakil Ketua MPR yang juga dosen Unisma ditampilkan secara daring saat hari pertama Oshika Maba.
Juga akan dihadirkan Abdul Halim, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Di akhir kegiatan juga akan ada pencatatan rekor Muri.