Pemulung Jujur Lihat Uang 15 Juta, Diam di Jalan Dari Pagi Sampai Malam Menunggu Pemiliknya Datang

Seorang pemulung jujur di Sukoharjo, Jawa Tengah menemukan dompet berisi uang Rp 15 juta, menunggu dari pagi hingga malam sampai pemiliknya datang

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Suryamalang.com/kolase TribunSolo.com/Ilham Oktafian
pemulung jujur di Sukoharjo, Jawa Tengah menemukan dompet berisi uang Rp 15 juta 

Penulis: Sarah, Editor: Adrianus Adhi

SURYAMALANG.COM, MALANG - Tindakan seorang pemulung jujur bernama Mulyadi patut mendapat pujian. 

Pemulung di Sukoharjo, Jawa Tengah itu menemukan dompet berisi uang Rp 15 juta dan tidak mengambilnya.  

Mulyadi justru memilih berdiam diri di pinggir jalan dari pagi sampai malam menunggu pemilik dompet datang.

Saat itu Mulyadi sedang menambal jalan berlubang dan tiba-tiba ada dompet jatuh.

Mulyadi yang mengetahui, lantas mencoba memanggil pengendara yang melintas pemilik dompet jatuh itu.

Sayang, pengendara itu tidak mendengar teriakan Mulyadi dan berlalu begitu saja. 

"Itu kejadiannya tahun 2018, saat saya panggil tidak mendengar," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (23/11/2020) dikutip dari artikel 'Mulianya Pemulung Ini : Temukan Dompet Berisi Rp 15 Juta, Tak Dibawa Kabur, Justru Tunggu Pemiliknya'

Baca juga: Kebetulan yang Aneh, Ayah Dimas Ternyata Juga Mirip Ayah Raffi Ahmad, Bukti Fotonya Bikin Heran

Baca juga: Kiki The Potters Minta Nikita Mirzani Tanggungjawab Atas Pemukulan Isa Zega Kali Ini Gak Boleh Lolos

Sosok pemulung bernama Mulyadi membawa sepeda onthel kesayangannya dan bronjong berisi sampah daur ulang di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (23/11/2020)
Sosok pemulung bernama Mulyadi membawa sepeda onthel kesayangannya dan bronjong berisi sampah daur ulang di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (23/11/2020) (TribunSolo.com/Ilham Oktafian)

Setelah dibuka, ternyata dompet itu berisi uang yang tak sedikit, yakni Rp 15 juta.

"Uangnya banyak, saya lalu mikir kalau uang sebanyak ini pasti untuk kebutuhan yang penting, akhirnya saya tunggu sampai pemiliknya mengambil," paparnya.

Dengan sikap jujurnya, pemulung 45 tahun itu menunggu pengendara tersebut sampai sadar dompetnya terjatuh.

Bahkan, ia menanti dari pagi sampai waktu magrib dan berdiam diri di Jalan Raya Solo-Semarang, depan Goro Assalam Sukoharjo.

"Akhirnya orangnya kembali, dia orang Klaten," katanya.

"Saya dikasih imbalan tapi tidak mau, saya ikhlas," imbuhnya.

Baca juga: Gadis Dilamar Tetangga Depan Rumah, Berjarak 5 Langkah & Berawal Curi Pandang Lewat Jendela

Baca juga: Update Zona Merah Covid-19 di Jatim Selasa 24 November: Mojokerto Surabaya Oranye, Malang Kuning

Mulyadi saat membersihkan jalan pintas kawasan Tyfontex Kelurahan Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabuoaten Sukoharjo, Senin (23/11/2020).
Mulyadi saat membersihkan jalan pintas kawasan Tyfontex Kelurahan Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabuoaten Sukoharjo, Senin (23/11/2020). (TribunSolo.com/Ilham Oktafian)

Kendati demikian, warga Klaten yang dompetnya terjatuh sengaja menyempatkan melewati jalan tersebut untuk memberi makanan pada Mulyadi atau sedekah lain.

"Dulu pernah dikasih uang Rp 150 ribu, yang Rp 50 ribu saya kasih istri saya yang Rp 100 ribu saya belikan semen," ungkapnya.

Bukan sekali dua kali, ia mengaku pernah menemukan dompet maupun barang lain yang terjatuh di jalan tersebut.

"Setiap ada barang jatuh saya tunggu sampai pemiliknya mengambil, walaupun saya pemulung tapi saya mencoba jujur dan tidak mau mengambil milik orang lain," tandasnya.

  • Suka Rela Menambal Jalan yang Berlubang 

Meskipun di tengah keterbatasan, Mulyadi ringan tangan layaknya sosok berhati malaikat.

Ya, pria 45 tahun itu tanpa pamrih menolong banyak orang melalui aksi tak biasanya.

Setiap hari, pria yang berprofesi sebagai pemulung itu membersihkan jalan yang biasanya dilewati pengendara, di antaranya di kawasan Goro Assalam.

Baca juga: Kisah Pilu Di Balik Kasus Keluarga dari Blitar Mencuri Kotak Amal di Malang, Ada Unsur Paksaan

Baca juga: Materi Bijak Bermedia Sosial Polresta Malang Kota di SMKN 13 Kota Malang, Tangkal Radikal dan Anarki

Pemulung bernama Mulyadi asal Sukoharjo
Pemulung bernama Mulyadi asal Sukoharjo (TribunSolo.com/Ilham Oktafian )

Tak hanya membersihkan, Mulyadi pun menambal jalan yang rusak dengan semen menggunakan uang pribadinya dari hasil memulung.

Ia mengaku ikhlas dan tak mengharap sepeser pun dari warga sekitar maupun pengendara yang lewat.

Sembari menambal jalan, ia mengaku sudah mengerjakan hal itu selama hampir 2 tahun.

Setiap pagi, Mulyadi berangkat dari Desa Mayang, Kecamatan Kartasura, menuju jalan kecil depan Goro Assalam yang jaraknya 4 km itu.

Mulyadi berangkat menggunakan sepeda onthel buntutnya lengkap dengan beronjong.

Kedua beronjong itu berisi barang rongsokan hasil memulung dan semen untuk menambal jalan yang berlubang.

Baca juga: Konsep Stasiun Kereta Api Dengan Green Arsitektur Mahasiswa ITN Malang Raih Gelar Juara

Baca juga: Gedung Kesenian Kota Batu Mulai Diperbaiki, Gunakan Dana CSR Karena Tak Ada Anggaran APBD

Ilustrasi pemulung di TPA Jatibarang
Ilustrasi pemulung di TPA Jatibarang (tribunjateng/WAHYU SULISTYAWAN )

Perbuatan yang dilakoni Mulyadi rupanya tidak terjadi tiba-tiba. 

Mulyadi mengaku mempunyai pengalaman buruk di jalan tersebut.

"Dua tahun lalu saat saya pulang merosok lewat jalan sini, saat itu jalannya masih sempit, pas saya simpangan dengan mobil dan jalan ini rusak saya jatuh terjungkal," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Senin (23/11/2020).

Sejak kejadian itu, Mulyadi tergerak untuk membenahi jalan.

"Saat itulah hati saya terketuk untuk membenahi jalan ini. Saya ingin menolong sesama manusia, karena saya tidak punya uang, saya hanya punya tenaga untuk membenahi jalan ini," terangnya.

Baca juga: Spesifikasi dan Jenis Motor Gede Nikita Mirzani yang Fotonya di Instagram Jadi Sorotan Hari Ini

Baca juga: Sampah Medis Menumpuk di TPA Tlekung Kota Batu, Capai 100 Kg Per Harinya

Ilustrasi menambal jalan - Warga Boyolali, Surdadi (49), yang sedang menambal jalan di wilayah Juwangi, Boyolali, Jumat (31/1/2020).
Ilustrasi menambal jalan - Warga Boyolali, Surdadi (49), yang sedang menambal jalan di wilayah Juwangi, Boyolali, Jumat (31/1/2020). (TRIBUNSOLO.COM/RYANTONO PUJI SANTOSO)

Membenahi dan membersihkan jalan kecil itu rupanya tak semulus apa yang dibayangkan Mulyadi

Cuaca dan pengendara yang lewat membuat tambalannya terasa sia-sia.

"Kadang kalau hujan deras semennya langsung hanyut. Tapi tidak apa apa saya ikhlas," kata Muyadi. 

Pria beranak 5 itu akan terus menambal jalan tersebut, sampai tak ada orang jatuh terjungkal seperti yang ia rasakan.

"Semoga warga sini terbuka hatinya untuk membenahi jalan ini, kasian kalau orang naik sepeda lewat sini," harapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved