Jendela Dunia

Matahari Buatan 'Terbit' di China dengan Suhu 150 Juta Derajat Celcius Atau 10 Kali Matahari Asli

Matahari buatan 'terbit' di China dengan suhu 150 juta derajat celcius atau sepuluh kali lebih panas ketimbang matahari sesungguhnya.

Editor: eko darmoko
Shutterstock
Bendera China 

SURYAMALANG.COM - Matahari buatan 'terbit' di China dengan suhu 150 juta derajat celcius atau sepuluh kali lebih panas ketimbang matahari sesungguhnya.

Matahari buatan ini diciptakan China dengan reaktor HL-2M Tokamak.

Temuan ini berada di Provinsi Sichuan barat daya dan selesai pada akhir tahun lalu.

Reaktor ini sering disebut matahari buatan karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar.

Baca juga: Inilah Enam Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia : Ada dari China, Inggris Hingga Amerika

Baca juga: Matahari Bercincin (Halo) Muncul di Surabaya - Malang dan Sekitarnya, BMKG Imbau Warga Jangan Panik

Ilustrasi satelit luar angkasa Parker Solar Probe NASA yang mendekati Matahari.
Ilustrasi satelit luar angkasa Parker Solar Probe NASA yang mendekati Matahari. (Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory)

Mengutip South China Morning Post, Jumat (4/12/2020), China National Nuclear Corporation (CNNC) menyebutkan, temuan ini merupakan upaya untuk menggunakan energi yang lebih bersih melalui fusi nuklir yang terkendali.

Reaktor HL-2M Tokamak dapat mereplikasi cara matahari menghasilkan panas atau energi dengan cara menggunakan gas hidrogen dan deuterium sebagai bahan bakar.

France 24, Jumat (4/12/2020), memberitakan, reaktor HL-2M Tokamak menggunakan medan magnet kuat yang memadukan plasma panas hingga menghasilkan suhu yang sepuluh kali lebih tinggi daripada matahari.

Tujuan China mengembangkan teknologi fusi nuklir adalah dapat digunakan secara komersial dalam skala besar pada 2050.

Oleh karena itu, temuan tersebut merupakan hasil yang brilian dan setidaknya telah ada reaktor eksperimental pada 2021.

Para ilmuwan China telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.

Selain China, The Korea Institute of Fusion Energy juga mengumumkan reaktornya yang mampu beroperasi hingga suhu 100 juta derajat celcius selama 20 detik.

Proyek menciptakan matahari buatan ini ternyata tidak hanya dilakukan China, melainkan kerja sama dengan AS, India, Jepang, Rusia, dan Korea Selatan China juga bekerja sama dengan The International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang tengah dibangun di Perancis Selatan.

Proyek tersebut rencananya selesai pada 2025.

Ke depannya, ada rencana menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.

Hal ini berkebalikan dari proses fusi yang biasanya digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved