Nasional

Gaji Tak Seberapa, Hervina Guru Honorer Dipecat via WhatsApp Seusai Curhat di Medsos Soal Nilai Gaji

Gaji Tak Seberapa, Hervina Guru Honorer Dipecat via WhatsApp Seusai Curhat di Medsos Soal Nilai Gaji

Editor: eko darmoko
KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T
Hervina (34) guru honorer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Senin (15/2/2021). Ia dipecat karena unggah nilai gaji di media sosial. 

SURYAMALANG.COM - Mengabdi selama belasan tahun sebagai guru honorer, Hervina (34) dipecat dengan cara arogan karena curhat di media sosial.

Hervina adalah guru honorer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 159 Sadar, Dusun Lakariki, Desa Sadar, Kecamatan Tellulimpoe.

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, Hervina dipecat karena mengunggah besaran gaji sebesar Rp 700 ribu di media sosial.

Hervina pun tak menyangka jika unggahannya di media sosial berbuntut pemecatan terhadapnya.

"Saya sangat gembira karena baru menerima gaji (rapel) sejak empat bulan lalu kemudian saya posting ke media sosial," kata Hervina saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Namun, kegembiraan tersebut sirna selang beberapa jam dirinya mendapat pesan singkat dari Jumarang selaku suami ibu Kepala Sekolah SD Negeri 168 Sadar yang berisi pemecatan.

"Mulai sekarang kamu berhenti mengajar, cari saja sekolah lain yang bisa gaji kamu lebih banyak," demikian isi pesan singkat yang dituturkan Hervina.

Pemecatan terhadap Hervina yang hanya melalui pesan singkat WhatsApp ini kemudian viral di media sosial.

Kepala SD Negeri 169 Sadar, Hamsinah menjelaskan pemecatan Hervina karena banyaknya tenaga pengajar di sekolahnya.

"Tidak ada hubungannya pemecatan ini dengan postingan di media sosial."

"Saat ini sudah ada dua orang CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang baru masuk mengajar, jadi kuota tenaga pengajar sudah lebih," kata Hamsinah.

Pernyataan Hamsinah ini dibantah oleh Kepala Desa Sadar Andi Sudi Alam.

Dia berharap dinas pendidikan untuk terus menambah tenaga pengajar di desanya yang selama ini kekurangan guru.

"Di desa saya ada dua sekolah dan guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) hanya empat orang jadi selebihnya adalah guru honorer dan pengalaman kami selama ini guru honorer adalah ujung tombak pendidikan sebab guru PNS jarang masuk mengajar karena desa ini adalah desa terpencil," kata Andi Sudi Alam kepada sejumlah awak media.

Dari pantauan Kompas.com, Desa Sadar merupakan daerah terpencil yang terletak 120 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Bone.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved