Berita Tuban Hari Ini

FAKTA-FAKTA Warga Desa Tuban Kaya Mendadak, Terungkap Kesepakatan Ahok & Ada yang Belum Bisa Nyetir

Terungkap fakta-fakta warga Desa Tuban kaya mendadak dan membeli mobil massal yang jumlahnya mencapai 190 buah. 

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/M Sudarsono/Instagram @basukibtp
Fakta-fakta warga Desa Tuban kaya mendadak dan membeli mobil massal 

SURYAMALANG.COM - Terungkap fakta-fakta warga Desa Tuban kaya mendadak dan membeli mobil massal yang jumlahnya mencapai 190 buah. 

Bahkan kabar terbarunya ada salah satu petani yang nekat borong mobil baru meski belum bisa nyetir. 

Kejadian ini viral setelah diunggah akun TikTok @rizkii.02 pada Minggu (14/2/2021) lalu. 

Dalam video tersebut nampak truk tersebut mengangkut mobil-mobil baru dan berjajar di jalanan kampung. 

Truk itu antri untuk menuju ke rumah pembeli menurunkan mobil yang telah dipesan. 

Bahkan saking banyaknya, mobil-mobil yang diborong warga di Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban tersebut dibawa dengan truk trowing dan dikawal ketat oleh kepolisian.

  • Fakta-fakta Sebenarnya

1. Pembeli mobil baru di Tuban ternyata belum bisa mengemudi.

Wantono (40), warga Desa Sumurgeneng, Jenu, miliarder Tuban setelah menjual tanah untuk kilang minyak GRR Pertamina-Rosneft.
Wantono (40), warga Desa Sumurgeneng, Jenu, miliarder Tuban setelah menjual tanah untuk kilang minyak GRR Pertamina-Rosneft. (mochamad sudarsono/suryamalang.com)

Wantono (40) mengatakan memang tidak bisa nyetir sebelum membeli mobil jenis Mitsubishi Xpander. 

Sehari-hari ia hanya mengendarai traktor untuk ke sawah. 

Namun, setelah beli mobil ia kemudian diajari temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi. 

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," ujarnya ditemui di rumahnya, Kamis (18/2/2021). 

Kejari Jember Musnahkan Barang Bukti Kejahatan Ribuan Butir Okerbaya dan Jutaan Uang Palsu

Zona Merah Jawa Timur Jumat 19 Februari 2021: Tersisa Kabupaten Jombang dan Zona Oranye Bertambah

Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua untuk Tenaga Kesehatan Lamongan Baru 84,88 Persen, Ini Problemnya

Sambil meminum air di gelas, bapak satu anak itu berdalih tak butuh waktu lama untuk belajar mengemudi mobil

Diakuinya, masih sulit mengendari traktor yang digunakan sehari-hari untuk membajak sawah. 

Meski sudah bisa mengemudi, pria yang mendapat Rp 24 miliar setelah menjual tanahnya 4 hektare itu belum berani mengemudi ke kota. 

"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota. Saya hanya beli 1 mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," pungkasnya. 

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektare.

Rinciannya, lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan Perhutani 109 hektare.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.

Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

2. Sempat menolak tanahnya diambil alih.

Beberapa warga secara terbuka mengisahkan, bagaimana mereka sebelumnya menolak tanahnya diambil alih .

Tapi pada akhirnya mereka menerima nilai ganti rugi dan mengambil pencairan dana yang nilainya miliaran rupiah.

Terungkap jika tak sedikit yang menolak penjualan tanahnya untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR), perusahaan patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.

Bahkan, langkah akhir mereka harus melepas tanahnya ke perusahaan plat merah melalui konsinyasi pengadilan negeri (PN) Tuban.

"Ya dulu menolak tegas, tapi kalau sudah konsinyasi sudah babak terakhir, kita tidak bisa menolak," kata Wantono (40), warga setempat, Kamis (18/2/2021).

Fakta Unik Miliarder Tuban, Beberapa Warga Nekat Borong Mobil Meski Belum Bisa Nyetir

Fakta Baru Kasus Pembacokan 3 Perempuan di Blitar, Tersangka Mengaku Sering Tonton Konten Kekerasan

Pria yang juga sebagai petani itupun tak punya pilihan untuk tidak mengambil uang pengganti lahan dari Pertamina.

Kepemilikan 4 hektar lahan miliknya membuat ia mendapat Rp 24 miliar lebih.

Uang itupun segera diambil, sebagian digunakan untuk beli 1 unit mobil expander, beli tanah dan ditabung.

Ia masih menyisakan 3 hektar lahan yang tidak masuk peta penetapan lokasi (penlok) kilang minyak.

"Saya hanya beli 1 expander, belum mau nambah. Kalau sisa lahan masih kita gunakan untuk bertani, ada yang disewakan juga," terangnya.

3. Kehidupan miliarder Tuban usai menerima uang miliaran rupiah.

Warga tetap bertani meskipun baru saja mendapat uang miliaran rupiah dari menjual tanah di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban.
Warga tetap bertani meskipun baru saja mendapat uang miliaran rupiah dari menjual tanah di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban. (SURYAMALANG.COM/M Sudarsono)

Ali Sutrisno (37) tetap bertani meskipun baru saja mendapat uang Rp 17 miliar dari menjual tanah di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban.

Ali menjadi miliarder baru setelah menjual tanah untuk proyek kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.

"Saya tetap bertani. Seperti sekarang ini, saya menjemur jagung," kata Ali kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (18/2/2021).

Ali menggunakan uang tersebut untuk membeli tiga mobil, usaha, tanam modal, deposito, dan beli tanah di tempat lain.

"Saya dapat Rp 17 miliar dari menjual lahan seluas 2,2 hektare. Tetapi kami tetap bertani," bebernya.

Warga lain, Wantono (40) pun masih beraktivitas layaknya petani pada umumnya.

Dia juga menjemur jagung hasil panennya di halaman atau pelataran kosong.

Pria satu anak tersebut mendapat Rp 24 miliar lebih dari penjualan lahan 4 hektare.

Wantono menggunakan uang tersebut untuk membeli mobil dan tanah, serta deposito.

Kini Wantono memiliki tanah 3 hektare untuk bertani dan disewakan.

"Saya memang bertani sejak kecil," terang Wantono.

4. Terungkap kesepakatan Ahok dan Jokowi

Sebelum warga desa Tuban jadi miliarder mendadak, Ahok dan Jokowi telah membuat kesepakatan. 

Kesepakatan itu mengenai proyek kilang minyak PT Pertamina (Persero) kerjasama dengan perusahaan Rusia, Rosneft.

Ada sejumlah keuntungan yang akan didapatkan oleh negara jika proyek kilang minyak ini beroperasi. 

Menurut Jokowi apabila telah berproduksi secara penuh, kilang ini memiliki potensi yang bisa menghemat devisa hingga 4,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 56 triliun.

"Ini kalau bisa nanti produksinya sudah maksimal bisa menghemat devisa 4,9 miliar dolar AS."

"Gede sekali. Kurang lebih Rp 56 triliun. Ini merupakan substitusi. Karena setiap tahun kita impor, impor, impor."

"Padahal kita bisa buat sendiri, tapi tidak kita lakukan," imbuh Kepala Negara dikutip dari laman Setneg, Kamis (18/2/2021) via Kompas.com artikel 'Mengingat Lagi Pesan Jokowi ke Ahok Soal Kilang Pertamina di Tuban yang Bikin Kaya Mendadak'.

Dalam berbagai kesempatan seperti rapat terbatas, rapat paripurna, hingga rapat dengan kepala daerah, Jokowi berulang kali menyampaikan pentingnya substitusi produk-produk impor, salah satunya petrokimia.

Presiden berharap, setelah berproduksi maksimal, industri petrokimia ini dapat membantu menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan yang dialami Indonesia.

"Sehingga kita harapkan kalau ini benar-benar bisa berproduksi maksimal, yang namanya current account deficit, neraca kita akan menjadi jauh lebih baik."

"Ini salah satu kuncinya ada di sini. Artinya apa? Ini adalah menyelesaikan masalah, menyelesaikan persoalan, menyelesaikan problem dari agenda besar negara ini yang sudah puluhan tahun enggak rampung-rampung," ungkap Jokowi.

Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastuktur Prioritas (KPPIP), Kilang Minyak Tuban merupakan proyek dengan Rp 199,3 triliun.

Sejalan dengan Presiden, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga sepakat. 

Hal ini diungkap Ahok dalam postingan Instagramnya, 21 Desember 2019 usai meninjau lokasi proyek bersama Jokowi

'Pesan Bapak Presiden Jokowi sangat jelas, segera menuntaskan pengembangan Kawasan TPPI menjadi industri petrokimia nasional yang nanti akan menghasilkan beragam produk turunan petrokimia dan produk Bahan Bakar Minyak (BBM),' kata Ahok dalam caption foto unggahannya yang dikutip pada Kamis (18/2/2021).

Ahok dan Jokowi meninjau proyek Kilang Minyak di Tuban
Ahok dan Jokowi meninjau proyek Kilang Minyak di Tuban (Suryamalang.com/kolase Instagram @basukibtp)

Ahok pun sependapat dengan Jokowi mengenai pentingnya keberadaan kilang ini.

Terutama, masih kata Ahok, mengenai substitusi bahan baku impor.

'Pengembangan ini dapat membantu mengurangi impor bahan baku agar negara tidak mengalami defisit kembali,' tandasnya.

Terakhir, Ahok menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait subsidi bahan bakar yang selama ini dianggarkan pemerintah.

'Selain itu, saya mengimbau untuk semua pihak agar tidak menyalahgunakan subsidi bahan bakar yang diberikan.'

'Mari bantu kami untuk menjaga uang negara demi kesejahteraan negara,' bebernya.

Penulis: Ratih Fardiyah/Editor: Adianus Adhi/SURYAMALANG.COM

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved