Pandemi Covid 19 Dorong Masyarakat Semakin Peduli Terhadap Pentingnya Asuransi
Dalam bisnis asuransi ke depan masih banyak peluang yang bisa dioptimalkan, bahkan di masa pandemi virus corona.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dalam bisnis asuransi ke depan masih banyak peluang yang bisa dioptimalkan, bahkan di masa pandemi virus corona.
Di sadari atau tidak, pandemi ini justru membuat orang sadar untuk ikut asuransi, dan mereka mulai menyimpan dan mengatur keuangan dengan lebih bijak.
"Kalau dulu dianggap tidak penting, tapi saat ini minat asuransi semakin bertambah,” kata Harun Al Rasyid, pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Malang (Unisma), saat tampil sebagai salah satu narasumber dalam
virtual Axa Mandiri FGD Potensi dan Tantangan Bisnis Asuransi di Masa Pandemi, Selasa (2/3/2021).
Harun menyebutkan sebuah survei minat orang yang berencana membuka polis. Survei itu menyebutkan sebanyak 30 persen ingin membeli polis asuransi jiwa dan kesehatan, untuk penyakit kritis dan asuransi rawat inap sampai 34 persen.
“Ini artinya, dengan Covid-19, masyarakat semakin sadar bahwa asuransi menjadi kebutuhan dasar dan darurat," ungkap Harun.
Jadi bagaimana pun semua aktivitas manusia membutuhkan proteksi dan pendampingan supaya tetap nyaman beraktivitas.
Direktur Pengawasan LJK OJK KR 4 Mulyanto mengatakan, kinerja premi asuransi baik umum dan asuransi jiwa memang mengalami kontraksi termasuk di wilayah Jatim yang mengalami penurunan sebesar minus 17,8 persen.
“Harus mengakui bahwa geliat aktivitas ekonomi akan mempengaruhi naik turunnya premi asuransi dan memang kegiatan ekonomi setahun terakhir ini turun akibat pandemi dan ini mempengaruhi premi-premi yang dibayarkan masyarakat,” kata Mulyanto dalam kesempatan yang sama.
Meski begitu, tahun ini bisnis asuransi masih memiliki prospek yang lebih baik dari tahun lalu. Berkaca pada kinerja awal tahun, yakni Januari 2021, secara nasional premi asuransi jiwa dan umum mencatatkan pertumbuhan positif yakni mencapai Rp 30,35 triliun, atau naik dibandingkan dengan Januari 2020 yang hanya Rp 26,17 triliun.
“Jika melihat kondisi capaian nasional di awal tahun ini sudah tampak positif, meskipun saat ini masih dalam pandemi. Maka kami optimistis kinerja asuransi sampai akhir tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dari capaian 2020,” ungkap Mulyanto.
Menurutnya, prospek bisnis asuransi ke depan masih dianggap menjanjikan karena setiap aktivitas manusia membutuhkan perlindungan dan proteksi. Bahkan, adanya pandemi mulai menyadarkan masyarakat untuk mulai memproteksi diri dengan ikut asuransi.
Berdasarkan data OJK Jatim hingga Februari 2021, tercatat jumlah perusahaan asuransi di Jatim mencapai 510 perusahaan termasuk perusahaan cabang. Dari jumlah itu sebanyak 336 merupakan asuransi jiwa, dan sebanyak 168 merupakan asuransi umum, serta 6 perusahaan asuransi wajib
Sementara itu, kinerja premi asuransi di Jatim sepanjang 2020 mencapai Rp17,36 triliun atau turun minus 18,6 persen dibandingkan dengan 2019 yang mampu mencapai Rp17,36 triliun.
Premi asuransi umum pada 2020 mencapai Rp3,18 triliun atau turun -13 persen dibandingkan dengan 2019 yakni Rp3,66 triliun. Secara total baik jiwa maupun umum, premi asuransi di Jatim 2020 mencapai Rp20,55 triliun atau turun -17,8 persen dibandingkan 2019 yakni Rp25 triliun.
Untuk kinerja klaim asuransi di Jatim pada 2020 tercatat mencapai Rp15,06 triliun atau turun -19,1 persen dibandingkan dengan 2019 yakni Rp18,62 triliun.