Wawancara Eksklusif
Cerita Unik Bupati Bojonegoro Hj Anna Mu'awanah Saat Tangani Pandemi Covid-19
wawancara ekslusif Bupati Bojonegoro, Anna Mu'awanah dengan Pemimpin Redaksi Harian Surya, Febby Mahendra Putra
Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: isy
Febby Mahendra: Bisa dijelaskan pemicu zona merah apa bu?
Anna Mu'awanah: Masyarakat tidak patuh protokol kesehatan (prokes) pencegahan covid-19. Misal ini, saat hari kecepit nasional istilahnya harpitnas, masyarakat berbondong-bondong liburan, setelah itu dua minggu datanya naik.
Di situ kita patuh pada intruksi pemerintah pusat, pemprov, kapolri, kapolda, dan sebagainya. Kita rapat evaluasi dan kordinasi setiap minggu, hingga akhirnya sekarang Bojonegoro sudah zona kuning, ops yustisi jugs terus digencarkan dalam penegakkan 3 M, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak aman.
Febby Mahendra: Ada cerita unik serlama menangani pandemi?
Anna Mu'awanah: Saat muncul klaster cafe warung, yang nongkrong diobrak untuk ditutup atau dibuyarkan, lalu ada yang jawab corona keluarnya malam ya buk. itu unik sekali.
Saya kalau ingat kadang tertawa.
Di instagram saya juga banyak komentar, lalu saya jawab masalahnya kalau malam banyak orang nongkrong, kalau siang kan orang kerja.
Saya pernah terharu juga, ada orang yang pingin ketemu keluarganya saat lebaran tahun lalu, maka kami isolasi shelter desa dua minggu dan mereka mau.
Hati saya tersentuh, betapa perjuangan seseorang untuk bertemu keluarganya.
Febby Mahendra: Selama menangani covid-19, apa pernah mendapati warga yang tidak percaya?
Anna Mu'awanah: Ada banyak, ada yang bilang di rumah nanti mati dengan sendirinya, kalau mati ya sudah buk.
Lalu saya jawab, kalau kamu tidak percaya kenapa kalau kamu ngilu, pusing dan sejenisnya ke dokter.
Itu tidak kelihatan barangnya tapi hanya dirasakan. Jadi semacam hidup mati urusan Tuhan, lalu saya timpali yang penitng jangan ajak yang lain.
Tapi alhamdulilah sekarang masyarakat patuh, buktinya sekarang Bojonegoro sudah zona kuning berkat kerja sama semua elemen.
Febby Mahendra: Selain 3 M ada ikhtiar vaksinasi oleh pemerintah, mulai 13 januari lalu, apa ada orang yang masih tidak percaya vaksin, menolak dan sebagainya?