Berita Batu Hari Ini

Kisah Pengemis di Kota Batu yang Raup Pendapatan Rp 18 Juta/Bulan

Pengemis berinisial T mendapat penghasilan rata-rata Rp 600.000 per hari di Kota Batu.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
suryamalang.com

Bahan warga ini sering melihat T dan rekannya yang menjemput menghitung pendapatan hasil mengemis.

"Sering mendapat sejuta rupiah, Rp 400 ribu. Paling sedikit Rp 300.000, yang paling sering Rp 600.000 per hari. Apalagi kalau ada orang Tionghoa, sekali ngasil bisa sampai RP 300.000," paparnya.

Dikatakannya, T pernah memiliki sepeda motor Honda Beat. Lalu dijual dan berganti menjadi Honda Vario terbaru. T mangkal di depan pom bensin sejak sore hingga malam hari.

"Kadang-kadang pulang pukul 18.30 wib pulang. Kalau bulan Ramadan pulangnya agak malam sedikit, pukul 20.00 wib," paparnya.

Menjelang Ramadan, Kota Batu banyak diserbu oleh para pengemis. Para pengemis ini kebanyakan berasal dari luar kota.

Sebelumnya, ada satu orang keluarga pengemis yang mangkal di perempatan BCA.

Hafid asal Kabupaten Situbondo, mengajak istrinya yang sedang sakit. Istrinya, yang tidak mau menyebutkan nama, duduk bersila dengan telapak kaki diperban pada bagian kanan.

Keluarga itu sudah dua bulan berada di Kota Batu. Ia berencana pulang ke Kabupaten Situbondo sepekan setelah Lebaran.

"Setelah Lebaran ketupat pulang ke Situbondo," kata Hafid.

Penghasilan yang didapat juga tidak sedikit. Meski ia tidak menyebutkan angka, namun Hafid mengatakan kalau ia harus membayar uang kost sebanyak Rp 600.000 per bulan.

Ia sengaja meninggalkan kampung halamannya dengan alasan susah mencari pekerjaan di sana. Ia pun datang ke Kota Batu dan mengaku menyewa tempat tinggal dengan tarif Rp 600.000 per bulan.

"Saya tidak punya keluarga di sini," katanya lagi.

Sementara itu, Kasi Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial dan Advokasi, Dinas Sosial Batu, Hartono menjelaskan ada 13 gepeng yang terjaring dalam razia sejak Januari lalu. Mereka yang terjaring razia mendapat pembinaan.

"Empat bulan terakhir ini secara berkala melakukan penjaringan bersama Satpol PP. Setelah diamankan mereka langsung dikirim ke Panti Rehabilitasi Sosial milik Pemprov Jatim yang ada di Surabaya untuk menjalani pembinaan. Setelah itu, mereka dipulangkan," kata Hartono.

Diakui Hartono, para gepeng yang datang ke Kota Batu berasal dari luar daerah. Mereka malu bila menjadi gepeng di daerahnya. Maka dari itu, mereka memilih tempat yang jauh dari kampung halamannya.

"Data tahun 2021 ada 13 gepeng sebelumnya tahun 2020 lalu kami telah menjaring 70 gepeng. Kebanyakan dari luar kota," imbuh dia.

Dinsos Batu tengah menggodok Ranperda Penyelenggaraan Trantibum dan Perlindungan Masyarakat sehingga ada payung hukum jelas bagi pelanggar, baik penerima maupun pembeli.

"Setiap Ramadan hadirnya gepeng musiman akan lebih banyak," terangnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved