Berita Lumajang Hari Ini
Permintaan Peti Mati di Masa PPKM Darurat Naik, Perajin di Tulungagung Tak Sanggup Penuhi Demand
Dalam satu hari, perajin peti mati di Tulungagung, Supono, bisa membuat 5-6 peti. Seluruhnya langsung dibeli di hari yang sama untuk penguburan.
Penulis: David Yohanes | Editor: isy
Setiap enam lembar papan partikel, Supono bisa menghasilkan lima peti mati.
Menurut Supono, sebenarnya ada banyak permintaan hingga mencapai 10 buah per hari.
Namun permintaan itu tidak disanggupinya, karena Supono mengaku tidak bisa memproduksi secara massal.
Dirinya hanya mengerjakan semampunya, tanpa mau dibebani target produksi.
“Proses memotongnya yang lama, karena saya tidak menggunakan mesin. Kalau sudah terpotong, memakunya cepat,” ucap Supono.
Supono telah memulai usaha pembuatan peti mati ini sejak 1984.
Awalnya ia melayani perkumpulan kematian desa setempat, lalu berkembang melayani permintaan dari luar desa.
Karena pengalamannya yang sudah demikian lama, peti mati karya Supono dikenal sangat rapi pengerjaannya.
Peti mempunyai panjang 180 centimeter, lebar bagian kepala 48 centimeter dan lebar bagian kaki 31 centimeter.
Desain peti dibuat sendiri oleh Supono, menyesuaikan perkembangan zaman.
“Sering kali kalau untuk warga miskin, harganya juga dimurahkan. Tidak sama seperti umumnya,” tandas Supono.