Penanganan Covid

Ada Vaksin Covid-19 Tanpa Suntik dan Cukup Semprot Hidung, Tengah Dikembangkan di Thailand

Thailand dikabarkan tengah mengembangkan 2 jenis vaksin virus corona atau Covid-19 tanpa suntik, yang menggunakan metode semprotan hidung.

Editor: Dyan Rekohadi
SHUTTERSTOCK/PALSAND
Ilustrasi vaksin virus corona atau vaksin Covid-19. 

Kemudian ditunggu satu bulan, lalu ditantangkan dengan virus mutasi terbaru.

Jika hasilnya virus mampu diaktivasi vaksin maka uji hewan dinyatakan berhasil. 

Meski prosesnya sempat terkendala ketersediaan hewan uji, Prof Nasih tetap optimis September tahun ini kedua vaksin platfrom Unair akan tetap bisa tetap masuk uji klinis.

"Masih ada waktu lah ini, kalau setelah ini tidak ada kendala lagi, uji hewan berhasil, ya September itu insyaAllah sudah bisa masuk uji klinis tahap 1 lah," kata Prof Nasih. 

Profesor Ni Nyoman Tri Puspaningsih, peneliti dalam konsorsium Vaksin Merah Putih Unair mengatakan uji klinis Tahap 1 akan membutuhkan 100 orang relawan.

"Di tahap pertama ini yang paling penting memastikan keamanan, di mana menggunakan relawan sebanyak 100 orang, jika aman, kemudian lanjut tahap 2 (400 orang), jika aman, selanjutnya tahap 3 (4000 orang)," ujar Ni Nyoman Tri Puspaningsih .

Vaksin Merah Putih untuk Atasi Varian Virus Corona

Vaksin Merah Putih yang dikembangkan  Universitas Airlangga (Unair) disiapkan untuk bisa melawan mutan Covid-19 atau varian virus, termasuk varian Delta yang saat ini banyak ditemukan. 

Untuk diketahui, Unair membuat vaksin Covid-19 dengan 2 metode yakni metode inactivated virus dan adenovirus.

Metode Adenovirus ini merupakan metode yang sama dengan yang dipakai dalam proses pembuatan vaksin AstraZeneca.

Metode adenovirus adalah Platform Viral Vector merupakan konsep pengembangan vaksin Covid-19 berbasis Adenovirus dan Adeno-Associated Virus (AAV) dengan menggunakan pendekatan non-replicating vector. 

Vector ini (adenovirus dan AAV) digunakan untuk mengantarkan sekuens yang mengkode spike protein (atau receptor binding domain atau RBD) dari SARS-CoV-2.

Profesor Ni Nyoman Tri Puspaningsih, peneliti dalam konsorsium Vaksin Merah Putih Unair mengatakan saat ini platform adenovirus sedang menunggu produksi adeno-rekombinan skala laboratorium. 

Selain itu pada platform adenovirus ini menggunakan design welltype dan mutan sehingga berpeluang untuk melawan varian Delta.

"Dalam platfrom adeno kami mendesign untuk welltype yang dari Wuhan dulu dan yang mutan. Tampaknya chance-nya lebih baik kami pakai desain yang mutan karena yang Wuhan tidak ada sama sekali, jadi ke depannya kami pakai design yang mutan karena saat ini sudah varian delta," terang Prof Nyoman.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved