Wawancara Eksklusif
Langkah Kang Marhaen Djumadi Jalankan Amanah Jadi Plt Bupati Nganjuk saat Pandemi Covid-19 (2/2)
Adanya kasus OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Nganjuk menjadi pelajaran berharga bagi seorang H Marhaen Djumadi.
Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: isy
Sampai sekarang ini tamu saya dari siapa saja.
Kantor Plt Bupati ini rumah rakyat, sehingga saya bersama warga di rumah rakyat itu biasa bilang 'yuk makan APBD' dan itu biasa.
Saya ingin selalu menjadi Marhaenis sejati, sehingga selalu berpikir untuk orang kecil, kebijakan pro wong cilik tetapi tidak memusuhi yang besar.
Justru yang besar kita ajak bersama-sama meningkatkan kesejahteraan orang kecil, itu yang membekas di hati saya.
Surya: Kalau tidak ada aral melintang, Kang Marhaen akan menjalankan amanah hingga tahun 2023. kalau begitu apa legacy atau warisan yang ingin ditinggalkan bagi warga Kabupaten Nganjuk selama periode 2023 nanti?
Kang Marhaen: Saya ingin legacy yang sifatnya fisik dan non fisik.
Saya ingin berikan semacam inspirasi kepada masyarakat bahwa saya lahir dari keluarga orang miskin, bahkan saya punya tiga saudara perempuan semua.
Alhamdulillah orang tua buta huruf dan ketiga kakak perempuan saya juga buta huruf semuanya.
Jangankan untuk makan, dulunya untuk sekolah saja susah.
Tapi saya jadi Marhaen filosofi Nganjuk dari istilah Anjuk Ladang.
Anjuk berarti kemenangan dan ladang artinya tanah.
Maka orang yang lahir dari tanah Nganjuk berarti lahir dari tanah kemenangan.
Maka di situ saya artikan orang nganjuk harus tangguh.
Kesuksesan itu tidak tergantung pada orang tua atau saudara, tetapi bergantung pada diri kita sendiri.
Karena kita punya semangat, punya itikad, Insya Alloh akan berhasil.