Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Rini Syarifah, Bupati Blitar Perempuan Pertama, Gerakan Wanita Bangun Kab Blitar
Dengan pengalamannya sebagai pengusaha, Mak Rini bertekad memajukan ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: isy
Berita Blitar Hari Ini
Reporter: Samsul Hadi
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | BLITAR - Ajang Pilkada 2020 mengantarkan Rini Syarifah menjadi perempuan pertama sebagai Bupati Blitar periode 2021-2026.
Mak Rini, panggilan akrab Rini Syarifah dengan pasangannya Rahmat Santoso akan memimpin Kabupaten Blitar selama lima tahun ke depan.
Dengan pengalamannya sebagai pengusaha, Mak Rini bertekad memajukan ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar.
Langkah Mak Rini memajukan Kabupaten Blitar memang tidak mudah, karena di masa kepemimpinannya Kabupaten Blitar bahkan Indonesia sedang dihadapkan dengan pandemi Covid-19.
Lalu, apa saja yang sudah dilakukan Mak Rini selama memimpin Kabupaten Blitar, berikut wawancara khusus Bupati Blitar, Rini Syarifah dengan Pemimpin Redaksi Tribun Jatim Network dan Penanggung Jawab Harian Surya, Tri Mulyono di Pendopo Ronggo Hadi Negoro, Jumat (27/8/2021).
Surya: Kenapa dipanggil Mak Rini?
Mak Rini: Awalnya di keluarga kami orang-orangnya suka memanggil Emak. Kebetulan pas brending di wilayah pedesaan lebih familiar memanggil Mak. Jadi kata-kata Mak lebih mengena di masyarakat.
Surya: Bupati, Ibu dilantik pas pandemi Covid-19 menerpa Indonesia. Apa yang dirasakan ketika pandemi merenggut nyawa rakyat yang Ibu cintai?
Mak Rini: Pandemi sesuatu yang berdampak luar biasa. Sejak 2020 kami sudah merasakan. Awal-awal masyarakat belum paham apa pandemi? Jadi, begitu saya dilantik, saya melihat kenyataan ini bukan pandemi lagi, karena ini sudah hampir dua tahun, sudah menjadi endemi. Kami sosialisasikan ke masyarakat pandemi ini berbahaya dan merenggut banyak nyawa. Maka dari itu edukasi sosialisasi terus kami galakkan ke masyarakat.
Surya: Apa dulu sempat ada masyarakat yang tidak percaya pandemi benar ada di Kabupaten Blitar?
Mak Rini: Betul, orang kalau belum kena (Covid-19) belum percaya. Jadi, mereka memahami ini penyakit biasa. Tapi dampaknya kalau sudah merasakan penyakit ini luar biasa.
Surya: Sejauh ini kondisi terakhir penanganan Covid-19 di Kabupaten Blitar bagaimana Bu?
Mak Rini: Alhamdulillah kami sudah menggalakan vaksin ke masyarakat. Masyarakat di desa kami galakan ikut vaksin. Masyarakat antusias berbondong-bondong ikut vaksin ke desa. Capaian vaksin kami sudah lumayan, dari awal hampir satu hari ada 12.000 orang ikut vaksin.
Surya: Program-program untuk mempercepat vaksin apa Bu? Apakah juga menggandeng stakeholder dari luar Kabupaten Blitar juga?
Mak Rini: Betul, jadi selama ini kami selalu sinergi dengan TNI/Polri. Apapun yang menjadi masalah di Kabupaten Blitar kami rembuk bersama, kami sengkuyung selalu terjun ke bawah.
Surya: Bu, saat pandemi tentu selain berdampak pada kesehatan juga berdampak pada ekonomi di Kabupaten Blitar. Apa upaya agar pandemi tidak begitu berdampak pada kondisi ekonomi di Kabupaten Blitar?
Mak Rini: Kami gerakkan UMKM. Jadi, saya sudah membuat surat edaran kepada para ASN untuk membeli produk lokal UMKM Kabupaten Blitar.
Surya: Apakah ini juga mengendorse pembeli yang lain atau bagaimana?
Mak Rini: Iya, jadi ASN membeli produk UMKM, masyarakat akan ikut membeli produk UMKM Kabupaten Blitar.
Surya: Atau barangkali Ibu hugs ikut mengendorse lewat IG? Beberapa kepala daerah lain mencoba itu dan efektif.
Mak Rini: Iya, selain itu juga sebelum penerapan PPKM Darurat, saat kami kunjungan ke luar daerah, kami bawa produk UMKM Kabupaten Blitar untuk promosi.
Surya: Bu, kami lihat di Kabupaten Blitar konsen di sistem pelayanan publik digital. Saat pandemi ini bagaimana pelayanan publik sistem digital di Kabupaten Blitar?
Mak Rini: Sejak saya dilantik saya menggenjot pelayanan publik di Dispendukcapil. Pelayanan KTP, Akta, KK, dan surat nikah segera bisa direalisasikan di setiap desa. Kecamatan juga sudah bisa cetak KTP elektronik. Masyarakat tidak perlu ke kantor Dispendukcapil lagi, cara ini juga mengurangi kerumunan di masa pandemi.
Surya: Selain soal pelayanan digital Dan mendorong UMKM, apa ada program-program ekonomi lain yang menjadi prioritas ke depan di Kabupaten Blitar?
Mak Rini: Ada, kebetulan kami punya program Los Dol di DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Program Los Dol itu bagaimana para investor dan pelaku UMKM bisa mengurus izin cukup di Kecamatan dan langsung jadi.
Surya: Bu, Kabupaten Blitar masuk kawasan proyek nasional Selingkar Wilis. Di antaranya pembangunan jalan tembus dan Bandara di Kediri. Kira-kira multyplayer efek apa yang bisa diambil oleh wilayah Kabupaten Blitar dari proyek itu?
Mak Rini: Kalau yang difokuskan di proyek JLS (jalur lintas selatan) kami akan gerakan ekonomi di kawasan itu. Masyarakat di wilayah selatan akan merasakan proyek itu. Apa yang bisa kami gali potensi di situ akan terus kami kembangkan.
Surya: Ada apa tidak Bu, produk unggulan yang barangkali punya diferensiasi dengan daerah lain, termasuk destinasi wisata di Kabupaten Blitar?
Mak Rini: Blitar ini banyak potensi wisata. Misalkan di wilayah selatan ada Pantai Serang. Alhamdulillah, di Jatim, Pantai Serang masuk enam besar. Disampaikan Gubernur Pantai Serang masuk enam besar wisata di Jatim. Di situ nanti kami kembangkan sampai wilayah barat. Ada Pantai Tambakrejo dan pantai lain yang belum terekspose. Di wilayah Blitar selatan, satu desa bisa ada 10 pantai.
Surya: Kalau kekhasan produk UMKM di Kabupaten Blitar apa, Bu?
Mak Rini: Blitar punya banyak produk UMKM, mulai kuliner, kerajinan, dan batik. Produk UMKM kami banyak, jumlahnya ribuan.
Surya: Bu, ini agak keluar dari topik ekonomi. Ibu ini sudah mapan sebagai pengusaha, sudah selesai urusan materi, tiba-tiba mau terjun ke politik yang intriknya tinggi. Apa yang melandasi terjun ke politik, Bu?
Mak Rini: Saya ini kebetulan dari latar belakang pengusaha. Ayah saya pernah dipercaya memimpin partai politik di Blitar. Tetapi, secara tidak langsung ayah saya berharap saya tidak terjun langsung di dunia politik. Tetapi, karena saya ingin membaktikan diri saya ke Kabupaten Blitar, yang mungkin perlu sentuhan keibuan, maka itu saya ikut kontestasi politik dan Alhamdulillah masyarakat percaya kepada saya.
Surya: Bu, sebagai Bupati pertama wanita di Kabupaten Blitar, ada rintangan apa yang dialami atau justru ini jadi keunggulan sebagai kepala daerah wanita pertama di Kabupaten Blitar?
Mak Rini: Saya merasa, saya tidak sendiri. Di belakang saya ada emak-emak. Jadi semangat saya memimpin Kabupaten Blitar di belakang saya ada emak-emak yang luar biasa. Jadi saya merasa emak-emak harus digerakkan untuk membangun Kabupaten Blitar lebih maju dan lebih sejahtera.
Surya: Bu, kalau boleh digambarkan secara singkat, sebenarnya enaknya jadi Bupati dan tidak enaknya jadi bupati itu apa?
Mak Rini: Ngomong enaknya, saya bisa langsung bersentuhan dengan masyarakat. Kami tahu kondisi di lapangan, kondisi di bawah itu seperti apa, keluhan-keluhan masyarakat seperti apa, lalu apa yang bisa kami bantu untuk mereka.
Tidak enaknya mungkin saya harus membagi waktu dengan keluarga. Tapi, keluarga sudah memaklumi karena ini bakti tugas saya untuk Kabupaten Blitar. Keluarga mendukung.
Surya: Boleh diceritakan awal mula karir ibu sampai terpilih jadi kepala daerah?
Mak Rini: Saya lahir di Blitar, saya SD di Kepanjenlor Kota Blitar, lalu SMP di SMPN 1 Kota Blitar. SMA saya di SMAN 1 Garum Kabupaten Blitar. Sempat kuliah di Surabaya satu semester dan kembali ke Malang diterima di UB (Universitas Brawijaya), saya ambil Diploma 3. Selesai kuliah kemudian menikah. Saya dan suami kerja bareng meneruskan usaha keluarga. Setelah beberapa tahun menggeluti bisnis, alhamdulilah ketercukupan, saya menikmati semuanya.
Panggilan hati untuk terjun ke masyarakat inilah yang mendorong saya terjun politik. Saya berpikir untuk apa sih hidup, kalau hanya untuk dinikmati sendiri. Saya ingin senangnya bareng-bareng. Mungkin itu, bisa menyenangkan hati orang lain itu luar biasa, kepuasan yang tidak bisa dibeli.
Surya: Bu, setelah sekian waktu jadi Bupati tentu dinamikanya sangat tinggi, ada yang berkesan dan mungkin belum terlupakan sampai sekarang?
Mak Rini: Saya yang paling berkesan bertemu dengan tokoh-tokoh, baik dari pusat, provinsi, dan di Blitar. Masyarakat Blitar dinamis dan harmonis. Jiwa gotong royong dan kekeluargaan masyarakat Blitar luar biasa.
Surya: Baik Bu, kita sudah di penghujung acara, sebelum kita tutup, ada pesan bagi masyarakat bagaimana membantu memulihkan ekonomi dan pemberantasan Covid-19 di Kabupaten Blitar?
Mak Rini: Masyarakat Kabupaten Blitar yang saya cintai dan banggakan, di masa pandemi ini kita tetap harus mempunyai semangat tangguh dan tumbuh. Tangguh dalam arti harus tangguh menghadapi Covid-19 harus, harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pelaksanaan vaksin juga harus dilanjutkan supaya masyarakat kuat menghadapi pandemi.
Masyarakat harus tumbuh dalam keterpurukan ekonomi di masa pandemi. Karena ekonomi merupakan tonggak supaya maju berkembang, bergerak, dan berlari cepat untuk pembangunan Kabupaten Blitar.