Berita Tulungagung Hari Ini

Pembangunan JLS Pantai Sine Tulungagung 14 KM Dilelang Tahun Ini

Paket proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) sepanjang 14 kilometer dari Pantai Sine hingga Pucanglaban mulai dilelang saat ini.

Penulis: David Yohanes | Editor: isy
david yohanes/suryamalang.com
Ilustrasi - Kendaraan berat mengeruk bukit untuk Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung. 

Berita Tulungagung Hari Ini
Reporter: David Yohanes
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Paket proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) sepanjang 14 kilometer dari Pantai Sine hingga Pucanglaban mulai dilelang saat ini.

Dijadwalkan jalur ini mulai dikerjakan awal 2022 selama 12 bulan, dan selesai pada awal 2023.

Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Jawa Timur-Bali melalui PPK 2.5, Ida Bagus Made Artamana, mengatakan jika dokumen lelang telah dimasukkan ke Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK).

“Tidak sampai akhir minggu ini pasti sudah diumumkan oleh BP2JK. Kalau normal, Desember sudah selesai lelang, sudah ditetapkan pemenangnya,” terang Arta, Selasa (28/9/2021).

Proyek ini rencananya dikerjakan selama 12 bulan, dimulai sekitar Januari atau Februari 2022.

Lelang proyek ini adalah lelang khusus dengan dokumen luar negeri, untuk menjaring kontraktor yang mampu mengerjakannya.

Sebab proyek ini akan membutuhkan alat yang banyak, untuk mengerjakan dalam batas waktu yang hanya 12 bulan.

“Itulah sebabnya dilakukan lelang khusus, untuk memastikan kontraktor yang mampu mengerjakan. Saya pikir kontraktor kita mampu, jangankan ini, tol saja bisa secepat kilat kan?” ucap Arta.

Namun diakui ada kemungkinan hambatan, jika ada sanggahan lelang atau lelang ulang.

Selain itu ada proses pembebasan 27 titik lahan warga seluas 2 hektar dan 6,5 hektar lahan perkebunan.

Ganti rugi penggunaan lahan ini  dibebankan kepada Pemkab Tulungagung dan baru dianggarkan tahun depan.

“Kami mendapat penjelasan, Pemkab tahun ini melakukan appraisal dan negosiasi harga dengan warga,” ungkap Arta.

Luas lahan yang harus dibebaskan ini mencakup sekitar 15 persen dari lahan yang dibutuhkan.

Sementara 85 persen lainnya adalah lahan Perhutani dan relatif tidak ada kendala.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved