Bapak Tega Nodai Anak Kandung Sendiri, Bermodal Ramalan Feng Shui dan Modus Ingin Menghindari Sial

Sosok bapak asal Malaysia ini diketahui tega menodai anak kandungnya sendiri dengan bermodalkan ramalan Feng Shui. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Tribunnews
Ilustrasi: Bapak Tega Nodai Anak Kandung Sendiri, Bermodal Ramalan Feng Shui dan Modus Ingin Menghindari Sial 

Pria yang bekerja sebagai asisten toko ini berdomisili di sebuah flat dengan empat kamar.

Ia tinggal bersama keluarganya, yang terdiri dari istrinya, saudara laki-lakinya, korban dan kakak perempuan korban,

Di pengadilan, kuasa hukum pria ini mengatakan kliennya sangat terganggu atas ramalan ahli Feng Shui itu.

Menurut jaksa, terdakwa mulai merasakan hasrat seksual terhadap putrinya yang berusia 11 tahun pada Oktober 2018. Saat itu, ayah dan anak ini terlibat kontak fisik saat bermain kuda-kudaan.

Pria ini kemudian melecehkannya dan memaksanya agar tidak memberitahu siapapun. Sejak saat itu, putrinya mulai menghindari tidur dengannya. Putrinya memilih tidur dengan ibu atau saudara perempuannya.

Hilang kesempatan berduaan dengan putri bungsunya di malam hari, ungkap di pengadilan, pria ini menemukan kesempatan pada siang hari, pada akhir pekan, atau selama liburan sekolah.

Suatu saat antara Oktober dan Desember 2018, ketika ibu dan saudara perempuan korban sedang berbelanja bahan makanan, terdakwa masuk ke kamar tidur korban dan menyetubuhinya.

Putrinya memintanya berhenti karena kesakitan. Pas saat itu, seperti perkiraannya, istri dan putri sulungnya pulang.

Terdakwa mengulangi perbuatannya sebelum Desember 2018 ketika korban seorang diri di rumah bersamanya.

Korban tidak memberi tahu ibu atau saudara perempuannya. Ia tidak ingin orang tuanya bertengkar atau bercerai.

Selain itu, ia juga takut ibunya akan memarahi atau bahkan menyalahkannya.

Sebelumnya, ibunya berulangkali mengingatkan kepada dirinya agar tidak membiarkan siapapun menyentuhnya atau ia jangan tanpa busana di depan orang lain.

Jaksa mengatakan, pengalaman ini membuat korban sedih dan bingung apa yang akan dilakukan.

Ia tidak bisa memberi tahu ibunya, yang selama ini orang paling dekat dengannya dalan keluarga.

Kasus ini terungkap saat perilaku korban memburuk di sekolah pada Agustus 2019.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved