Berita Malang Hari Ini

SMKN 4 Kota Malang Gandeng Dunia Industri untuk Kuatkan Kompetensi Siswa dan Kurikulum

SMKN 4 Malang melakukan PKS (Perjanjian Kerjasama) dengan sejumlah dunia industri (dudi) di aula sekolah

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
sylvianita widyawati/suryamalang.com
SMKN 4 Kota Malang melaksanakan PKS dengan PT Sirkulasi Kompas Gramedia untuk program keahlian Logistik, Jumat sore (24/12/2021) yang diwakili oleh Petrus Supatno (nomer 3 dari kiri). Dari SMKN 4 diwakili Gunawan Dwoyono (berbaju putih) sebagai kepala sekolah. 

Ia melihat siswa antusias.

Ia juga menilai sekolah memiliki visi ke depan sehingga berani membuka program keahlian Logistik di SMKN 4.

Di Kota Malang, program keahlian Logistik baru ada di SMKN 4. 

Pusat Keunggulan (PK)
Sedang Sukardi, Pengawas SMK di acara itu menjelaskan apa yang perlu dikerjakan SMK dengan dudi pada SMK yang terpilih Kemendikbud sebagai Pusat Keunggulan (PK). SMKN 4 dipilih sebagai PK Mekatronika.

Namun Gunawan ingin program keahlian yang ada di SMK ini menjadi unggulan semua.

"Target dari SMK pusat keunggulan ada empat. Yaitu diharapkan peserta didik harus memiliki  karakter yang kuat dengan karakter profil pelajar Pancasila. Dengan adanya PK, lulusannya nanti kopetensinya lumayan. Target kedua, siswa bisa berwirausaha karena kondisi dunia kerja sedang sulit.

"Maka anak-anak harus berwirausaha dulu denngan memiliki karakter kuat. Jika tidak punya jiwa wirausaha yang kuat, maka bisa bekerja  sesuai dgn bidangnya. Atau melanjutkan pendidokan tinggi. "Dengan adanya PK, maka industri jadi keluarga. Kurikulum harus dirancang bareng  dengan  dudi," kata dia.

Pembelajarannya harus berbasis proyek, yaitu barang dan jasa.

Jika berupa barang, maka maka menerima order dulu dari dudi. Juga ada siswa magang di dudi.

Di era SMK PK, maka implementasi praktik di dudi hanya enam bulan yaitu di semester akhir (enam).

Siswa memiliki bekal kompetensi yang cukup dan fokus magang karena tugas-tugas sekolah sudah diselesaikan semua.

Selain itu, guru produktif juga harus magang dudi pasangannya.

Hal ini karena adanya kecepatan di dudi dibanding di sekolah.

Contohnya soal peralatan.

Maka guru wajib magang industri.

Puncaknya ada sertifikasi dari dudi apakah siswa berkompeten atau tidak.

Dalam kerja sama dengan dudi juga diharapkan sebagai lokasi magang siswa serta bisa menerima CSR dari perusahaan atau merekrut siswanya sebagai pegawainya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved