Berita Tulungagung Hari Ini
Kasus 12 Siswa SMAN 1 Boyolangu Positif Covid-19 Jadi Bahan Kajian Pemkab Tulungagung
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 1 Boyolangu Tulungagung dihentikan hingga Jumat (4/2/2022) karena Covid-19.
Penulis: David Yohanes | Editor: isy
Berita Tulungagung Hari Ini
Reporter: David Yohanes
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 1 Boyolangu dihentikan hingga Jumat (4/2/2022) karena Covid-19.
Dari satu siswa yang terkonfirmasi, hasil pelacakan menemukan 11 siswa lainnya.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengaku menjadikan kasus ini perhatian khusus.
Sebab meski SMA berada di bawah Pemprov Jatim, namun keberadaannya ada di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Perkembangan kasus Covid-19 di sekolah ini akan berpengaruh pada kondisi Kabupaten Tulungagung.
"Kejadian ini akan jadi bahan kajian untuk mengambil kebijakan selanjutnya," terang Bupati, Senin (31/1/2022).
Lanjut Bupati, sesuai arahan pemerintah pusat kebijakan penanganan Covid-19 ada di pemerintah daerah.
Sejauh ini klaster sekolah hanya terjadi di SMAN 1 Boyolangu.
Sementara SMA dan SMK lain belum terpengaruh dan masih melaksanakan PTMT 100 persen.
"Tentu kebijakan bisa berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi di daerah," sambung Maryoto.
Lebih jauh Maryoto mengungkapkan, kenaikan kasus Covid-19 ini sudah diprediksi sebelumnya.
Kementerian Kesehatan RI memperkirakan sekitar 22 Maret 2022 akan jadi puncaknya.
Karena itu jika saat ini mulai ada kenaikan, Maryoto mengaku sudah sesuai prediksi.
"Yang penting sekarang adalah kesiapan kita. Siapkan tenaga medisnya, siapkan obat-obatan serta ketersediaan tempat perawatan," tegas Maryoto.
Selama tiga bulan terakhir penambahan kasus Covid-19 di Tulungagung sekitar 1-2 pasien per hari.
Namun sekarang penambahan sudah mencapai belasan per hari.
Data hari ini ada 34 kasus aktif, terdiri dari 16 pasien menjalani perawatan dan 18 isolasi.
Dengan kenaikan kasus ini maka PTMT 100 persen untuk siswa SD dan SMP akan ditunda.
"Selama ini belum belajar penuh, karena takutnya ada kasus seperti ini," pungkas Maryoto.