Berita Malang Hari Ini

Harga Kedelai Impor Naik, Pembelian dari Perajin Tempe Sanan Kota Malang Berkurang

Kenaikan harga kedelai impor kembali terjadi. Harga semula Rp 9000 per kg menjadi sekitar Rp 11.000 per kg.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: isy
sylvianita widyawati/suryamalang.com
Stok kedelai impor di Primkopti di Sanan, Kota Malang. Meski stok kedelai impor cukup banyak, tapi pembelian dari perajin tempe berkurang karena harga kedelai naik dari Rp 9000 per kg menjadi Rp 11.000 per kg, Selasa (15/2/2022). 

Berita Malang Hari Ini

SURYAMALANG.COM | MALANG - Kenaikan harga kedelai impor kembali terjadi.

Harga semula Rp 9000 per kg menjadi sekitar Rp 11.000 per kg.

"Kalau dari stok kami ada. Siap 15 ton. Tapi pembelinya kurang. Perajin mengurangi pembelian," jelas Ita Novita dari pengurus Primkopti Bangkit Usaha di Sanan, Kota Malang pada suryamalang.com, Selasa (15/2/2022).

Koperasi Primkopti adalah adalah koperasi yang menjual kedelai untuk kebutuhan perajin yang membuat usaha olahan berbasis kedelai.

Sebelum kenaikan, pembelian kedelai di koperasi bisa Rp 5 ton per hari.

Tapi sekarang maksimal 4,5 ton per hari.

Primkopti mendapat pasokan kedelai impor dari penjual di kawasan Pasar Besar Kota Malang

Pembeli di koperasi ini selain dari perajin tempe Sanan juga ada yang dari Kabupaten Malang.

Kawasan Sanan dikenal sebagai sentra tempe dan keripik tempe di Kota Malang karena banyak warga yang berusaha di usaha itu.

Sedang perajin keripik tempe Kiky bernama Laili Afrida mengatakan dampak kenaikan kedelai impor bisa dirasakan dari pengurangan ukuran lonjor tempe yang dibelinya dari perajin tempe.

"Satu lonjor harganya Rp 17.500 tetap. Biasanya panjangnya satu meter, tapi kini sudah berkurang. Tapi adik saya sudah mendapat kenaikkan harga Rp 20.000 per lonjor," kata Laili.

Ia bisa merasakan ada pengurangan panjang karena terlihat dari kebutuhannya bumbu tepungnya yang kurang. 

Sebagai perajin keripik tempe, ia juga merasakan harga komoditas lainnya juga naik, seperti plastik kemasan, tepung kanji dan minyak goreng.

"Yang terasa bagi perajin keripik tempe itu malah kenaikkan minyak gorengnya. Makanya saya naikkan harganya. Kalau harga kedelai import memang naik turun," jelas wanita yang sudah berusaha di bisnis keripik tempe sejak 2008 ini. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved