Berita Tulungagung Hari Ini

Kisah Kecap Cap Kuda Han Kioe Bertahan Sejak Tahun 1916 di Tulungagung

Kisah Kecap Cap Kuda Han Kioe Bertahan Sejak Tahun 1916 di Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: Zainuddin
david yohanes/suryamalang.com
Kecap Cap Kuda Han Kioe Tulungagung yang selesai dikemas siap dikirim ke pembeli. 

Karena itu saat harga bahan baku naik, Hendra tidak pernah latah menaikkan harga.

Terakhir penyesuaian harga dilakukan tahun 2020 lalu. Padahal bahan baku sudah naik sejak 2015.

Di akhir 2020 lalu harga kedelai juga merangkak naik, hingga kini tembus Rp 11.500 per kilogram. Hendra tetap mempertahankan harga lama, Rp 22.000 untuk botol besar dan Rp 12.000 untuk botol kecil.

"Selama tidak rugi kami akan pertahankan. Ini komitmen kami turun temurun," tegas Hendra.

Sebelumnya Hendra juga punya kecap kelas premium dengan merek Kuda Terbang.

Kecap ini dikenal sangat enak dengan harga yang lebih mahal. Mereka yang sudah merasakan Kuda Terbang akan meninggalkan Cap Kuda Han Kioe.

Namun merek ini dianggap membutuhkan biaya produksi yang sangat tinggi. Bumbunya saja membutuhkan waktu 2 minggu untuk menyiapkannya.

Karena itu Hendra memilih menghentikan produksi kecap Cap Kuda Terbang.

Sayangnya belakangan muncul kecap palsu yang menggunakan  merek dagang Kuda Terbang. Hendra harus meyakinkan sejumlah pelaku usaha kuliner, bahwa merek itu beda dengan produknya terdahulu.

"Terpaksa kami kirim sampel produk untuk meyakinkan mereka. Akhirnya mereka percaya karena produknya memang beda," katanya.

Kecap Cap Kuda Han Kioe mayoritas dipasarkan di wilayah Kabupaten Tulungagung.

Ada pula permintaan dari luar daerah. Namun mereka diminta datang sendiri ke pabrik.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved