Berita Surabaya Hari Ini
Mahasiswa Untag Surabaya Ciptakan Plastik Ramah Lingkungan Berbahan Limbah Tulang Ikan
Tiga mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berhasil ciptakan plastik biodegradable berbahan limbah tulang ikan.
Penulis: sulvi sofiana | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|SURABAYA - Upaya mengurangi limbah plastik memunculkan ide inovatif dari mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
Tiga mahasiswa Prodi Teknik Informatika, Albert Evando Wangsajaya, Fachrizal Ardiansyah dan Zuhriah Virlani berupaya membuat plastik biodegradable dari tulang ikan.
Ide ini berawal dari kebijakan di sejumlah toko dan supermarkter yang membatasi penggunaan kantong plastik.
Meski beberapa supermarket dan toko sudah menggunakan biodegradable, namun plastik tersebut masih menimbulkan micro plastic yang tetap berbahaya bagi lingkungan.
Ide ini mereka tuangkan dalam ide bisnis FISTIC, dan berhasil meraih Juara 2 dalam kompetisi tingkat nasional National Creative Business Idea Competition.
Baca juga: Siswa SMA Katolik Frateran Surabaya Berhasil Ubah Limbah Masker Jadi Minyak Setara Solar
Mereka menyisihkan 40 peserta lainnya dalam kompetisi yang digelar secara virtual oleh Universitas Multi Data Palembang dan diikuti oleh mahasiswa asal berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
“Kami cari alternatif pembuatan kantong plastik memakai gelatin yang berasal dari tulang ikan. Dan saat kami coba pakai tulang ikan, tentu saja ramah lingkungan, lebih murah dari totebag dan bahan mudah didapat,” paparnya.
Albert menambahkan bahwa pemilihan tulang ikan sebagai bahan membuat plastik karena limbah tulang ikan yang menumpuk.
“Selain bisa mengatasi masalah penumpukan sampah plastik yang tidak dapat terurai, kami juga ingin mengatasi permasalahan, dan menurut kami tulang ikan masih belum di manfaatkan secara maksimal,” katanya.
Menurut Albert untuk kawasan Surabaya terutama daerah Kenjeran merupakan penghasil ikan untuk bahan baku yang bisa didapat dengan mudah.
“Kami berharap ide bisnis kreatif ini bisa mengurangi sampah plastik dan juga sampah tulang ikan,” ungkap mahasiswa semester dua ini.
Dalam kompetisi tersebut, Albert dan timnya melewati tiga tahapan kompetisi. Mulai dari penyusunan proposal, seleksi hingga presentasu .
“Persiapan kami terbilang cukup singkat. Pada 27 Mei kami mendaftar lomba setelah itu kami harus cepat membuat proposal karena deadline pengumpulan pada 3 Juni. Setelah itu pada tanggal 13 Juni ada pengumuman 15 besar. Karena kami lolos, maka wajib untuk membuat video dan mengikuti presentasi,” imbuhnya.
Albert menambahkan bahwa perjuangan mereka terus berlanjut mulai dari deadline sampai persiapan diri.
“Batas pengumpulan video pada 16 Juni bersamaan dengan presentasi. Kami cukup nervous mempresentasikan ide bisnis kami di hadapan dewan juri,” tambahnya.