Tragedi Arema Vs Persebaya
Gas Air Mata dan Gate 13 Stadion Kanjuruhan, Duka Ibu Muda Aremanita Kehilangan Balita & Suaminya
Di Gate 13 Kanjuruhan Elmiati (33) warga Blimbing, Malang kehilangan sang suami, Rudi Harianto, dan anak bungsunya M Firdi Prayogo (3) untuk selamanya
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Gas air mata dan Gate 13 stadion Kanjuruhan menjadi momen pilu perpisahan seorang ibu muda Aremania dengan putra balita dan suaminya dalam tragedi Kanjuruhan laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022.
Ibu muda Aremanita itu, Elmiati (33) warga Blimbing, Malang harus kehilangan sang suami, Rudi Harianto, dan anak bungsunya M Firdi Prayogo (3) untuk selamanya dalam momen ngeri di lorong Gate 13 stadion Kanjuruhan.
Elmiati sendiri sempat merasa ajalnya sudah dekat ketika merasakan sesak dan lemas akibat paparan gas air mata dan himpitan Aremania yang berdesakan di lorong Gate 13, tapi ia bisa terselamatkan.
Baca juga: Suasana Mencekam di Gate 13 Stadion Kanjuruhan, Teriakan Minta Tolong Bersahutan
Tapi nasib berbeda dialami putra balitanya dan suaminya yang pada akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kebersamaan Elmiati dengan suami dan anak bungsunya berakhir di lorong Gate 13 stadion Kanjuruhan.
Mereka terpisah di lorong pintu keluar stadion itu di antara himpitan sesama Aremania, hingga akhirnya jenazah suami dan putra balitanya ditemukan di dua rumah sakit terpisah pada Minggu (2/10/2022) dini hari.
Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bak kiamat bagi keluarga kecil Elmiati (33) warga Blimbing, Malang.
Suami dan anaknya yang masih balita, tewas diduga karena tergencet kerumunan massa suporter, di malam kelabu itu.
Mengenang kembali petaka pada dua hari lalu, yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) itu, untuk kesekian kali, kini ia hanya bisa melamun dan menatap kosong ke arah lain.
Elmiati tak menyangka, di malam itu, sang suami, Rudi Harianto, dan anak bungsunya M Firdi Prayogo (3), bakal tewas terhimpit kerumunan suporter yang panik karena upaya pembubaran massa dari aparat menggunakan gas air mata.
Seingatnya, insiden kerusuhan tersebut, terjadi seusai peluit panjang pertandingan dibunyikan, sekitar pukul 22.00 WIB.
Para pemain kedua belah pihak kesebelasan yang berlaga bergegas memasuki pintu utama ruang ganti stadion.
Di momen itu, sejumlah penonton yang berupaya menaiki pagar pembatas tribun, berhasil merangsek masuk menyusuri tengah lapangan pertandingan.
Psikologis massa suporter yang saat itu kecewa dengan kekalahan tersebut, mendadak makin keruh.
Ratusan aparat yang semula bersiaga di sudut-sudut area stadion, mulai menyebar dan mengejar setiap suporter yang terpantau berlarian.
Baca juga: Pemain Singo Edan Alami Trauma Usai Tragedi Arema Vs Persebaya, Ada yang Sampai Tak Bisa Tidur