TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Ini yang Membuat Kesediaan Autopsi Dicabut, Devi Atok Yulfitri 'Parno' Didatangi Polisi
Rasa takut menjadi alasan utama Devi yang akhirnya memilih mencabut kesediaan autopsi.Ia berharap Aremania mendukung agar banyak yang diautopsi
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Alasan intimidasi mengemuka ketika autopsi Aremania korban Tragedi Kanjuruhan batal .
Devi Atok Yulfitri, warga Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang yang mencabut pernyataan kesediaan melakukan autopsi kedua jenazah putrinya yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan pun sudah angkat suara.
Rasa takut menjadi alasan utama Devi yang akhirnya memilih mencabut kesediaan autopsi.
Baca juga: Autopsi 2 Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan Berpeluang Bisa Dilakukan, TGIPF Beri Dukungan
Ia merasa takut ketika selalu didatangi polisi semenjak ia menyatakan bersedia jenazah putrinya diautopsi.
Ketakutannya makin menguat ketika merasa tak ada dukungan.
Devi yang kurang memahami proses hukum dan proses autopsi merasa bingung.
Di saat ia memerlukan dukungan dari masyarakat yang selalu menyuarakan #Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, ia justru merasa sendiri saat ketakutan didatangi polisi silih berganti.
Terkait 'intimidasi' yang dirasakan, Devi membenarkan kedatangan polisi ke rumahnya
Ia mengaku sudah merasa takut ketika polisi datang ke rumahnya.
Ia nampaknya masih trauma karena keluarganya meninggal dunia dalam tragedi yang diduga disebabkan oleh penembakan gas air mata oleh polisi.
Devi akhirnya tak bisa berbuat banyak hingga akhirnya dituntun untuk membuat pernyataan pencabutan kesediaan autopsi jenazah dua putrinya, Natasya Ramadani (16) dan Naila Angraini (14).
Padahal sebelumnya, ia memiliki keinginan autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian kedua putrinya itu.
Devi mengaku didatangi oleh sejumlah anggota kepolisian yang langsung datang ke rumahnya dalam beberapa hari.
Seingat Devi, ia setidaknya mendapat kunjungan dari pihak kepolisian sebanyak tiga kali.
Polisi yang datang ke rumahnya disebut selalu datang dalam rombongan.