Berita Jawa Timur Hari Ini

Pemprov Jatim Targetkan Tahun Depan 100 Persen SMA SMK dan SLB Terapkan Kurikulum Merdeka

Dinas Pendidikan Provinsi Jatim mendukung penuh Gerakan Akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka oleh Kemendikbud Ristek RI

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: rahadian bagus priambodo
surya.co.id/ima
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud Ristek Iwan Syahril saat Launching Gerakan Akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka yang digelar di Hotel Mercure Surabaya, Rabu (3/11/2022) sore. 

 


“Bagaimana caranya belajar matematika yang bikinn happy, begitu juga saat mengajar sains bagaimana metodologi yang diajarkan itu fun. Mungkin sekarang sudah dilakukan, dan bagi yang belum ayo kita mulai merancang belajar math and science itu fun,” tandasnya.

 


Tidak hanya itu Khofifah juga menegaskan bahwa anggaran pendidikan di Jatim telah dialokasikan sebanyak 35 persen. Dengan komitmen ini pihaknya berharap guru-guru berlomba lomba dalam berkreasi mendidik anak-anak Jawa Timur. 

 


Di sisi lain, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud Ristek Iwan Syahril menegaskan, akselerasi implementasi Kurikulum Merdeka merupakan upaya problem solvim krisis pembelajaran akibat pandemi. 

 


Dimana untuk mencapai tujuannya membutuhkan komitmen dan gotong royong bersama baik pemerintah di tataran eksekutif maupun legislatif dan juga terutama para guru di sekolah. 

 


“Karena kurikulum merdeka ini untuk pemulihan pembelajaran. Dia lebih sederhana fleksibel dan revelan,” tegas Iwan.

 


Dikatakan lebih sederhana karena kurikulum ini memangkas konten kurikulum sebelumnya hingga 30 sampai 40 persen. Yang ternyata dengan pemangkasan yang dilakukan membuat learning loss lebih sedikit.

 


“Less is more. Ternyata yang sederhana bisa lebih berdampak pada kualitas pembelajaran. Itu yang kita terapkan di kurikulum merdeka. Tujuannya gimana akselerasi dari ketertinggalan dan pemulihan pembejaran,” tegasnya

 


Sedangkan lebih Fleksibel karena sekolah memiliki keleluasaan menyesuaian level pemahaman pembelajaran siswa. Dan terakhir lebih Relevan karena kurikulum ini mendorong pembelajaran yang sesuai dengan konteks yang sesuai dengan masalah.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved