Efek Teh Sianida di Kasus Sekeluarga Tewas di Magelang Begitu Mematikan, Pantas Anak Tolak Autopsi

Dhio atau DDS (22) dengan kejam melakukan pembunuhan pada anggota keluarganya, kakak dan orangtuanya lewat minuman teh sianida dan es kopi sianida

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Dyan Rekohadi
Kondisi Rumah Kasus pembunuhan Sekeluarga di Magelang pada hari Selasa (29/11/2022). Tiga orang , ayah, iu dan kakak perempuan diduga jadi korban teh sianida dan es kopi sianida yang efeknya begitu Mematikan yang diracik oleh anak kedua 

SURYAMALANG.COM, MAGELANG - Suguhan 'teh sianida' dan kopi dari anak kedua menjadi minuman mematikan yang merenggut nyawa satu keluarga, ayah, ibu dan kakak perempuan di Magelang, Senin (28/11/2022).

Dhio atau DDS (22) dengan kejam melakukan pembunuhan pada anggota keluarganya sendiri lewat minuman teh sianida dan es kopi sianida.

Dugaan teh sianida sebagai penyebab kematian satu keluarga yang tewas di Magelang itu diketahui berdasarkan hasil autopsi.

Baca juga: Kronologis Pembunuhan Satu Keluarga di Magelang, Habisi Orangtua dan Kakak Pakai Racun Arsenik

Sejauh ini memang belum dipastikan jenis racun apa yang digunakan oleh tersangka DDS untuk menghabisi kakak dan orangtuanya di rumah.

Tapi dugaan teh yang diberi sianida dan kopi sianida sebagai racun yang digunakan dalam kasus pembunuhan satu keluarga itu terbuka bila melihat efek yang ditimbulkan di organ dalam jasad korban.

Berdasarkan hasil autopsi terhadap ketiga korban, diketahui racun yang masuk ke tubuh korban memberikan efek kemerahan pada saluran napas hingga saluran pencernaan.

Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti, Sp.F mengatakan meninggalnya ketiga korban dalam keadaan tidak wajar.

"Dan setelah kami autopsi semua,  dia (korban) minum air atau cairan yang ada racunnya karena dari saluran napas atas, dari bibir sampai lambungnya ada merah dan seperti terbakar. Sehingga, dia (korban) meminum suatu zat beracun dan dari organ-organ otak, jantung, hati, paru, ada tanda racun," paparnya, Selasa (29/11/2022).

Ia pun memastikan, bila dilihat dari penyebab kematian ketiga korban adalah karena zat beracun.

"Dan untuk pasti racun apa, sampelnya yang memeriksa laboratorium forensik. Tapi jelas cara kematian,sebab kematian karena zat yang beracun,"ujarnya usai melakukan olah TKP di kediaman korban, di Magelang.

Ia menambahkan, zat racun tersebut langsung beraksi  sekitar 15-30 menit setelah masuk ke dalam tubuh.

Adapun cairan yang diminum korban dari teh dan kopi yang sisanya masih ditemukan di lokasi kejadian.

"Kadarnya sangat mematikan, karena bisa tiga orang dewasa meninggal karena cairan yang ada racunnya itu. Jenis racunnya zat beracun ya bisa golongan sianida, golongan arsenik, golongan yang lain seperti itu," ucapnya. 

Adapun efek dari racun, tambahnya, yakni merusak tenggorokan, lambung, usus, hati, jantung, paru,dan otak.

"Ya merah, seperti terbakar karena prosesnya cepat masuk ke pembuluh darah," tutupnya. 

Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun menyebut pelaku mengaku mencampurkan racun dengan takaran dua sendok teh ke dalam teh hangat dan es kopi yang akan disuguhkan bagi kedua orangtua dan kakaknya.

Sebelumnya, DDS juga pernah melakukan aksi serupa, mencampurkan zat racun ke dalam minuman es dawet , juga untuk orantua dan kakaknya.

Tapi kala itu efek racun dalam es dawet rupanya tidak mematikan dan hanya membuat orangtua dan kakaknya sakit.

"Kami mendapatkan informasi pada hari Rabu, sempat yang bersangkutan mencoba dengan memberikan zat kimia tersebut dicampur dalam dawet. Namun, Karena dosisnya terlalu rendah atau kurang, sehingga hanya mengakibatkan mual-mual saja. Dan ,tidak sampai menimbulkan kematian. Kedua ini yang berhasil mengakibatkan meninggal dunia," terang Plt Kapolres.

Karena sempat gagal meracuni keluarganya lewat minuman es dawet, DDS memberikan zat racun dengan takaran lebih banyak.

"Berapa gram masih kita dalami. Karena tersangka mengakui menggunakannya dua sendok teh, yang dicampur dalam minuman teh dan kopi yang biasanya disajikan oleh ibunya. Yang buat ibunya, ketika ibunya keluar dari dapur si terduga pelaku ini memasukkan zat kimianya dengan cara mengaduknya," ungkap Mochammad Sajarod Zakun.

Adapun racun mematikan itu didapatkan pelaku dari pembelian secara online.

KOLASE - Ilustrasi teh hangat dan suasana Rumah korban sekeluarga tewas dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022)
KOLASE - Ilustrasi teh hangat dan suasana Rumah korban sekeluarga tewas dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022) (TRIBUNJOGJA.COM/Nanda Sagita Ginting)


Motif Sakit Hati

Polresta Magelang akhirnya menetapkan DDS (22) anak dan adik kandung korban sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan tiga anggota keluarga yang meninggal dunia karena keracunan, pada Senin (28/11/2022).

Tersangka berinisial DDS merupakan anak kedua atau adik kandung dari korban.

Diketahui ketiga korban yakni, ayah bernama Abbas Ashar (58), ibu bernama Heri Riyani (54), dan anak pertama perempuan bernama Dhea Chairunisa (25). 

Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, mengatakan tersangka juga telah mengakui perbuatannya.

Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, menjelaskan motif yang dari tersangka hingga berani menghabisi nyawa keluarganya karena dipicu rasa sakit hati.

Sebab, tersangka diminta untuk menanggung kebutuhan sehari-hari keluarga.

Sedangkan, tersangka diketahui tidak bekerja. 

"Bahwasanya yang bersangkutan sakit hati motifnya adalah sakit hati. Sakit Hati karena bapak orangtua tersangka sejak dua bulan lalu baru saja pensiun.," ungkap Mochammad Sajarod Zakun.

Ia memaparkan, kebutuhan untuk rumah tangga korban cukup tinggi karena orangtua dari tersangka kebetulan memiliki penyakit. 

Sedangkan, anak pertama korban yang perempuan belakangan tidak bekerja lagi karena kontrak kerja di tempat kerja sebelumnya telah habis.

Tersangka nampaknya jadi sakit hati karena ia merasa dibebani menanggung perekonomian keluarga, sedangkan kakaknya tidak dibebani tanggung jawab menopang ekonomi keluarga meski tidak bekerja .

Menurut Kapolres, sakit hati pelaku terhadap orang tua dan kakaknya ini bermula saat sang ayah memasuki masa pensiun sekitar dua bulan silam.

Otomatis pemasukan untuk keluarga hanya bersumber dari uang pensiun yang diterima oleh AA.

Sebab, DDS dan DK tidak bekerja.

Sementara kebutuhan keluarga cukup tinggi karena AA juga menderita sakit.

Uang pensiun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengobatan AA.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, DDS pun dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.

"(Kakak tersangka) tidak diberikan beban untuk menanggung semua kebutuhan yang ada. Yang diberikan (tanggung jawah ekonomi) adalah anak kedua saat ini yang kita tetapkan sebagai tersangka. Sehingga di situlah muncul niat karena sakit hati, ide untuk menghabisi daripada orangtua maupun kakak kandungnya sendiri," paparnya.

Baca juga: Teh Sianida Penyebab Satu Keluarga Tewas di Magelang? Anak Kedua Tega Racuni Ayah, Ibu dan Kakak

Dari pengamatan SURYAMALANG.COM di rumah korban, keluarga korban dan tersangka bisa dikategorikan sebagai keluarga yang berkecukupan.

Hal itu setidaknya terlihat dari kondisi dan luasan rumah mereka yang bagus.

Di dalam rumah yang masih diberi garis polisi itu juga terlihat dua mobil dan satu motor matik premium yang terparkir di car port.

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban yang ayah tersangka baru saja pensiun per Oktober 2022 lalu dari jabatannya dulu sebagai kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kementerian Keuangan.

 

 

 

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved