Berita Jawa Timur Hari Ini
Deteksi HIV AIDS, Dinkes Jatim Temukan 6.145 Pasien Baru
Dari hasil pemeriksaan HIV yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur telah ditemukan 6.145 Pasien HIV baru hingga Oktober tahun 2022
Penulis: sulvi sofiana | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM|SURABAYA - Upaya menemukan kasus baru HIV AIDS untuk menekan penularan infeksi terus dilakukan Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Dari hasil pemeriksaan HIV yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur telah ditemukan 6.145 Pasien HIV baru hingga Oktober tahun 2022 dan kasus kumulatif sebanyak 84.959 kasus.
Kepala Dinkes Jatim, Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI menjelaskan dari kasus yang ditemukan tersebut sebanyak 23.230 pasien yang saat ini mendapatkan terapi ARV.
"Masih terdapat kesenjangan antara jumlah kasus yang ditemukan dengan jumlah kasus yang diterapi ARV. Hal ini karena banyak pasien yang telah meninggal maupun putus berobat," ujarnya.
Dikatakan dr Erwin, penelusuran pasien HIV ini dilakukan untuk menurunkan kejadian infeksi baru HIV sebesar 90 persen.
"Dibandingkan infeksi baru tahun 2010, menurunkan kematian terkait AIDS, dan menghapuskan stigma serta diskriminasi terhadap orang dengan HIV," jelasnya
Upaya penemuan kasus HIV terus ditingkatkan dengan melibatkan peran serta masyarakat, yaitu melalui kegiatan penjangkauan yang dilakukan LSM.
Disamping itu Program HIV menetapkan sasaran pemintaan tes HIV pada Ibu Hamil, pasien TBC, pasien IMS, pasien dengan gejala penurunan kekebalan dan warga binaan pemasyarakatan.
Untuk meningkatkan akses terapi ARV pada ODHIV (Orang dengan HIV), Pemprov Jatim telah meningkatkan unit layanan testing HIV di puskesmas dan RS se-Jatim, yaitu dari 1.178 unit layanan di tahun 2021 menjadi 1.380 unit layanan di tahun 2022.
Selain itu juga telah meningkatkan jumlah layanan terapi ARV, dari 380 unit layanan di tahun 2021 menjadi 420 layanan hingga September 2022.
Selain upaya peningkatan akses tes dan pengobatan HIV, Pemprov Jatim juga melakukan beberapa upaya penanggulangan HIV AIDS.
Diantaranya yaitu melakukan penemuan sedini mungkin dengan mengadakan mobile clinic pada populasi kunci dan ibu hamil.
Serta melakukan penjangkauan pada populasi kunci (LSL (Laki-laki Seks Laki-laki), Waria, PSK, dan Penasun) dalam upaya pencegahan penularan HIV termasuk penjangkauan bagi pasien LFU.
"Skrining HIV juga dilakukan pada ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS dan populasi kunci (LSL (Laki-laki Seks Laki-laki), Waria, WPS, dan Penasun)," lanjutnya.
Melaksanakan Notifikasi Pasangan kepada orang yang memiliki kontak secara langsung dan memiliki risiko untuk tertular HIV dan IMS dari orang yang sudah terdiagnosis HIV dan IMS.
Pemeriksaan EID juga dilakukan pada bayi yang lahir dari ibu HIV, pemeriksaan Viral Load pada ODHA yang telah melakukan pengobatan (On ART) selama 6 bulan, 12 bulan, dan setiap 12 bulan untuk mengevaluasi kerhasilan pengobatan pada ODHA.
"Mengakhiri AIDS di Indonesia tahun 2030 adalah tugas semua pihak, yaitu seluruh jajaran pemerintah, pemerintah daerah kalangan swasta, dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas," lanjutnya.
Ia juga berharap masyarakat dapat turut serta melakukan edukasi program HIV AIDS kepada keluarga, saudara, tetangga dan masyarakat lainnya. Serta memberi dukungan fisik, psikis dan sosial kepada keluarga, saudara, tetangga dan masyarakat yang menderita HIV agar patuh minum obat ARV.
"Yang paling penting tidak melakukan stigma dan diskriminasi," pungkasnya.
Gubernur Khofifah Turunkan Tim ke Ponorogo Tangani Kasus Dispensasi Nikah Dini |
![]() |
---|
Nama Prabowo Subianto Muncul di Hasil Musra Jawa Timur, Jadi Tambahan Vitamin Buat Kader |
![]() |
---|
PKB Jatim Optimis Ada Kejutan Setelah Ijtima Ulama |
![]() |
---|
Ekspor Perikanan Jatim Tembus 381.477 Ton Bernilai 2,6 Miliar USD, Tertinggi Nasional |
![]() |
---|
Khofifah Bentuk Tim Investigasi dan Buka Posko Pengaduan Mewaspadai Jajanan 'Ice Smoke' Ciki Ngebul |
![]() |
---|