Erupsi Gunung Semeru

Korban Erupsi Semeru Alami Trauma, Bupati Pastikan Tidak Banyak Fasilitas yang Rusak dan Korban Jiwa

Korban erupsi Semeru alami trauma usai peristiwa yang terjadi hari ini, Minggu (4/12/2022).

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/BNPB
Suasana gunung Semeru yang semburkan awan panas pada Minggu (4/12/2022) 

Secara administratif masuk ke wilayah dua Kabupaten yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Secara astronomis, letak Gunung Semeru berada di antara 8°06’ Lintang Selatan dan 112°55' Bujur Timur.

Gunung Semeru juga merupakan bagian dari kawasan konservasi yang dikelola oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Karakteristik dan Sejarah Letusan Gunung Semeru

Dilansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru merupakan gunungapi bertipe strato dengan kubah lava.

Sebagai gunungapi aktif, letusan Gunung Semeru umumnya berupa letusan abu bertipe vulkanian dan strombolian.

Pada saat terjadi letusan eksplosif biasanya diikuti oleh aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah dan dikenal dengan nama wedhus gembel.

Sementra dilansir dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejarah letusan Gunung Semeru pada periode 1818 hingga 1913 tidak memiliki banyak informasi yang terdokumentasikan.

Kemudian pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang, di mana saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter, sementara material vulkanik menimbun pos pengairan Bantengan.

Aktivitas beruntun tercatat pada tahun 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, dan 1960. Pada 1 Desember 1977, terjadi guguran lava yang menimbulkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar dan Besuk Kobokan.

Volume endapan material vulkanik mencapai 6,4 juta m3 di mana sawah, jembatan dan rumah warga yang ada di wilayah terdampak menjadi rusak. Aktivitas vulkanik tersebut berlanjut dan tercatat pada rentang tahun 1978 – 1989.

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, Gunung Semeru tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008.

Pada 22 Mei 2008, terjadi empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

Selanjutnya pada 4 Desember 2021, terjadi erupsi Gunung Semeru yang mengeluarkan guguran awan panas mengarah ke Desa Curah Roboan, Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang yang menimbulkan korban jiwa, Lebih lanjut, Gunung Semeru telah mengalami sekitar 20 letusan yang tercatat dari Januari hingga Oktober 2022.

Selain letusan, yang harus diwaspadai adalah banjir lahar hujan yang kerap terjadi di lereng Gunung Semeru.

Saat ini aktivitas Gunung Semeru tergolong fluktuatif, sehingga pada Oktober 2022 statusnya masih berada pada Level III (Siaga).

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com.

(Suryamalang.com/Erwin Wicaksono)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved