Berita Malang Hari Ini

Komunitas Mapa Quilt Menolak Tangan Menganggur karena Bisa Hasilkan Cuan

Ide awalnya usai dari pelatihan yang diadakan Bekraf di Rumah BUMN di Jalan Raya Langsep Kota Malang.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang/sylvi
Tiwuk Purwati, Ketua Mapa Quilt (kanan) dengan karya bed cover tentang kampung warna warni bersama pembelinya (kiri). 

Saat di Sumbawa dulu, beli kain perca katun Bali memang di Bali. Tapi ternyata asalnya dari Solo. "Kalau beli langsung di Solo bisa menekan biaya," kata dia.

Motif katun Bali disebutnya beda dengan perca batik. Motifnya menarik. Kiloan perca yang didapat langsung dari Solo kadang tidak dipakai sendiri.

Tapi juga bisa dibeli anggota komunitas karena stok tidak selalu ada. Saat sudah dalam produksi, biasanya memang tangan selalu ingin mengerjakan terus.

"Kalau sudah ngerjain, suami lewat, hahaha," candanya.

Produk unggulan anggota beragam. Ada bed cover dan paling murah adalah cempal seharga Rp 15.000.

Kalau bed cover memang mahal. Bisa mencapai Rp 4,5 juta. Saat pameran di DPRD, produk bed covernya pecah telur dan laku Rp4.5 juta.

"Yang tahu kerajinan quilting ini pasti tahu jika harganya mahal," kata Tiwuk.

Bed covernya dibeli anggota DPRD Kota Surabaya saat mengunjungi DPRD Kota Malang.

Bed cover ukuran 170 cm X 220 cm itu tentang kampung warna warni di Jodipan. Inspirasinya saat kampung itu booming.

Ia kesulitan parkir dan akhirnya hanya bisa melihat dari atas jembatan Bug Gluduk. "Perasaan saya kalau produk terjual itu ya senang dan sedih.

Sedih karena pasti untuk bikin lagi tidak akan bisa sama. Bikin kerajinan itu juga butuh mood," paparnya.

Bed cover itu diselesaikan selama tiga pekan. Ia menambahkan, pertemuan grup biasanya dua pekan sekali tiap Rabu. Biasanya ada tema atau proyek yang dikerjakan agar bisa dilakukan sampai lima.kali pertemuan. Kalau ada proyek atau tema, ibu-ibu ada semangat datang," ujar Tiwuk.

Bagi pemula, menekuni hobi ini tidak harus memiliki mesin jahit. Bisa juga menggunakan jahit tangan. Juga harus memiliki cutter karena bisa presisi dibanding memakai gunting.


Produktif saat PPKM Darurat

Hasil komunitas atau karya bersama juga pernah dihasilkan mereka. Dari 13 anggota, hasilnya ada 30 blok yang menceritakan kegiatan anggota selama PPKM darurat.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved