Berita Malang Hari Ini

Tim Barongsai Kelenteng Eng An Kiong Kewalahan Layani 29 Permintaan dalam Sebulan

Sejumlah atlet barongsai latihan di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang, Rabu (18/1/2023) malam.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
suryamalang.com/Benni Indo
Latihan barongsai di Klenteng Eng An Kiong sebelum pertunjukan memeriahkan Imlek 2023. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sejumlah atlet barongsai latihan di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang, Rabu (18/1/2023) malam.

Latihan ini merupakan latihan terakhir sebelum tampil dalam perayaan Imlek.

Para atlet sudah dua tahun tidak tampil di hadapan publik karena pandemi Covid-19.

Kini para atlet serius mempersiapkan untuk penampilan nanti.

Ketua Barongsai Klenteng Eng An Kiong, Briliant Matriwiria mengatakan ada tiga jenis permainan barongsai, yaitu gerak bebas di darat atau free style, bermain barongsai di meja, dan bermain barongsai di tonggak.

"Tidak semua orang bisa bermain di tonggak. Bahkan tidak banyak tim di Jatim yang bisa bermain di tonggak."

"Perlu belajar minimal dua tahun agar bisa bermain di tonggak. Jadi setelah latihan naik meja dua tahun, lalu naik tonggak," ujar Briliant kepada SURYAMALANG.COM.

Pria yang akrab disapa Iant ini mengatakan permainan barongsai di tonggak memiliki tingkat kesulitan dan risiko tinggi.

"Bahkan KONI menyebut olahraga ini cenderung ke olahraga ekstrem," paparnya.

Sabtu ini akan menjadi penampilan perdana para atlet di hadapan publik. Setelah itu atlet akan tampil di 28 pertunjukan.

"Setelah PPKM dicabut, banyak permintaan dari masyarakat. Kami sampai kewalahan. Dalam sebulan ini ada 29 tempat penampilan di Kota Malang," ujarnya.

Permintaan dari Kota Malang berasal dari restoran, hotel, tempat rekreasi, sekolah, dan rumah pribadi.

"Kalau di luar Imlek, biasanya ada permintaan saat acara 17 Agustusan. Kami juga pernah ditanggap acara keagamaan di pondok pesantren di Gondanglegi," ujar Iant.

Tim barongsai Kelenteng Eng An Kiong memiliki 25 anggota. Ada 16 kepala barongsai yang bisa digunakan para atlet.

Meskipun fasilitas telah memadai, tapi sulit regenerasi.

"Tidak mudah mencari bibit baru. Minimnya promosi juga menjadi kendala tersendiri," terangnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved