Berita Surabaya Hari Ini
Muncul Isu Reshuffle Kabinet, Akademisi Unair Sarankan Nasdem Tetap di Kabinet
Sikap Partai Nasdem mengusung Anies Baswedan dalam Pemilu 2024 telah memicu munculnya isu reshuffle kabinet.
Penulis: sulvi sofiana | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM | SURABAYA- Sikap Partai Nasdem mengusung Anies Baswedan dalam Pemilu 2024 telah memicu munculnya isu reshuffle kabinet. Pasalnya isu reshuffle saat ini mencuat dan kian memanas karena bertepatan dengan peristiwa deklarasi Partai Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat calon Presiden dalam Pemilu 2024.
Sebagaimana yang dipahami, Partai Nasdem merupakan koalisi dalam tubuh pemerintahan Jokowi. Hal itu tentunya memunculkan perseteruan hubungan antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem yang berujung munculnya isu reshuffle.
Hal ini diungkapkan Akademisi Universitas Airlangga (Unair), Nuke Faridha Wardhani SIP MM. Menurutnya, reshuffle kabinet umumnya dilakukan karena mempertimbangkan performa atau kinerja para menteri dan berbagai faktor lainnya seperti kebutuhan dari kabinet itu sendiri dan aspirasi dari masyarakat.
“Memang itu bagian dari hak prerogatif presiden dan bisa dilakukan kapanpun. Namun, yang membuat isu reshuffle mencuat saat ini karena bertepatan dengan peristiwa deklarasi Partai Nasdem mengusung Anies Baswedan,” ucapnya Dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair ini.
Lebih lanjut, Nuke menyebut saat ini sangat mungkin jika partai pendukung Jokowi di kabinet, yakni PDIP memiliki kepentingan politik sehingga menginginkan agar menteri Nasdem dalam pemerintahan segera diganti.
Namun, Nuke sangat menyayangkan jika hal ini terjadi, mengingat banyak pekerjaan akhir periode Jokowi yang lebih membutuhkan fokus untuk segera dituntaskan.
“Saya melihat beliau (Jokowi) pastinya ingin tetap fokus pada program strategis seperti IKN. Dalam menjalankannya, dibutuhkan kabinet yang lebih stabil dan tidak ingin terganggu dengan adanya persiapan Pemilu 2024,” jelas Nuke.
Adapun partai Nasdem, lanjutnya, juga tetap berada di kabinet sebagai tanggung jawab moral untuk menuntaskan program-program pemerintahan Joko Widodo. Meskipun, sambungnya, gesekan kepentingan antara PDIP dan Partai Nasdem bisa saja membuat situasi yang tidak mudah juga berada di internal Partai Nasdem.
“Posisi Nasdem saya rasa saat ini sulit berada di kabinet, tapi lagi-lagi mengenai tanggung jawab moral dalam artian ketika mereka sudah mengambil langkah itu (mengusung Anies, red) ini bagian dari risiko yang mereka dapatkan, ya ada perseteruan dengan PDIP ya mau tidak mau tetap dijalankan,” ujarnya.
JANGAN KAGET! Jadi Wali Kota/Bupati Butuh Modal 70 Miliar, Jadi Gubernur Butuh Modal 1,7 Triliun |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital |
![]() |
---|
Rumah Sakit Baru Pemkot Surabaya RSUD Eka Candrarini Diresmikan, Layanan Unggulan Bagi Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Pemprov Jatim Distribusikan PLTS ke Sekolah, Ajak Gunakan Green Energy |
![]() |
---|
Kesenjangan dan Lemahnya Inovasi Pendidikan Masih Jadi PR Besar di Jatim, Anggaran 2024 Justru Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.