Berita Malang Hari Ini

Gedung MCC Tak Ramah Difabel, Fasilitas Masih Berbahaya bagi Penyandang Difabel

Gedung Malang Creative Centre (MCC) belum ramah bagi kelompok lansia, anak-anak, dan difabel.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Seorang difabel menaiki tangga untuk masuk ke dalam Gedung Malang Creative Centre (MCC), Kamis (26/5/2023). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Gedung Malang Creative Centre (MCC) belum ramah bagi kelompok lansia, anak-anak, dan difabel.

Penyandang tuna netra kesulitan mengakses fasilitas di gedung yang berlokasi di Jalan A Yani, Kota Malang tersebut.

Misalnya untuk mengakses kamar kecil atau toilet. Gedung MCC memang dilengkapi dengan toilet khusus difabel. Tapi, hanya ada jamban di dalam toilet.

Tidak ada guiding block dan pegangan di dekat jamban. Pintu kamar kecil tersebut tidak memiliki kunci. Pintu dibuka dengan cara digeser.

Guru SLB tingkat SMA, Nurlailatun pernah mendampingi anak didiknya yang tuna daksa ke Gedung MCC.

Anak didiknya menggunakan kursi roda masuk ke dalam gedung. Akses masuk ke gedung bisa dilalui lewat lift.

Menurutnya, kamar kecil khusus difabel masih belum aman. Tidak ada pegangan di dekat jamban.

Nurlailatun menilai kondisi itu cukup bahaya bagi pengguna kursi roda. Pasalnya, pengguna kursi roda butuh pegangan untuk pindah dari kursi roda ke jamban.

"Saya mendampingi anak laki-laki. Saya kerepotan ketika harus ke kamar kecil namun tidak ada pegangannya," ujar Nurlailatun kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (25/5/2023).

Nurlailatun mengatakan perlu ada pelengkap untuk mengakomodir kelompok tuna netra.

Guiding block sangat penting untuk menunjang kemandirian kelompok netra. MCC juga perlu dilengkapi dengan keterangan dalam huruf Braile.

"Kita hidup kan tidak hanya untuk non-difabel saja. Difabel juga memerlukan akses, termasuk layanan ekonomi dan pendidikan. Wminoritas, difabel perlu dibantu aksesibilitasnya," ujarnya.

Ketua Pembina Lingkar Sosial, Ken Kertaning Tyas mengatakan gedung MCC sudah mengarah ke aksesibilitas terhadap difabel, tapi masih perlu penyempurnaan.

Ken mencontohkan tidak adanya pegangan di dalam kamar kecil difabel, dan ruang laktasi tanpa fasilitas apapun.

"Permen PUPR nomor 14/2017 telah mengatur desain secara universal. Gedung MCC sudah memperhatikan aturan itu, tapi belum penuh mengikuti aturan," ujar Ken.

Ken menyoroti belum adanya guiding block di gedung MCC. Pagar terlalu rendah di sejumlah lantai juga tidak aman terhadap anak-anak, termasuk orang dewasa.

"Jika kami mengadakan kegiatan anak-anak di MCC, kami selalu awasi pergerakan mereka," ujarnya.

Menurut Ken, manajemen MCC perlu melengkapi kekurangannya. Ken juga mendorong petugas MCC mendapat pelatihan disability awarness agar memahami cara berinteraksi dengan difabel.

Aksesibilitas bagi difabel akan berdampak pada aksesibilitas untuk kelompok lansia, ibu hamil, dan anak-anak.

"Ada hal penting yang bisa dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas. MCC bisa bekerja sama dengan kelompok difabel advokasi aksesibilitas. Mereka bisa melakukan uji aksesibilitas," imbuhnya.

Wali Kota Malang, Sutiaji membantah gedung MCC tidak aksesibel. Sutiaji menyarankan jurnalis melihat langsung kondisi toilet. "Tangga di MCC sudah aksesibel bagi difabel," kata Surtiaji.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved