Warga Desa Putat Kidul Resah Ada Karaoke Berkedok Kafe, Sediakan Wanita Penghibur

Sejumlah warga Dusun Krajan, Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi  diresahkan dengan adanya tempat karaoke berkedok kafe.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM/Kukuh Kurniawan
ILUSTRASI - Polisi razia tempat karaoke di Jalan Borobudur dan Jalan Pattimura, Kota Malang, Selasa (8/9/2020) malam. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sejumlah warga Dusun Krajan, Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi  diresahkan dengan adanya tempat karaoke berkedok kafe. Warga mengeluh kafe juga menyediakan minuman keras hingga mengakibatkan pengunjung mabuk dan membuat gaduh. 

Kafe ini letaknya tidak jauh dari jalan raya. Bahkan untuk menemuman kafe ini cukup mudah. 

Pengunjung hanya hanya perlu mengacu pada pemakaman umum di pinggir jalan. Kemudian masuk ke dalam gang. Jaraknya dari jalan raya sekira 50 meter. 

Ketika berkunjung di siang hari, tidak akan menemukan keramaian di kafe tersebut. Sepi, bahkan tidak ada pengunjung sama sekali. 

Bangunan dua tingkat ini juga tak terlihat layaknya kafe pada umumnya. Terdiri dari dua lantai. Lantai dua terlihat seperti sebuah ruangan kamar. 

Salah satu warga sekitar kafe mengatakan, perkiraan kafe ini sudah berdiri sejak awal Agustus 2022. 

"Awal pembangunan katanya hanya buat katering, terus kok lantai dua? Ada kamar-kamarnya juga," ucap warga yang tak ingin disebutkan namanya. 

Seiring berjalannya waktu, bangunan yang rencananya diperuntukkan untuk tempat katering, justru beralih menjadi tempat karaoke berkedok kafe. Bahkan kafe juga menyediakan wanita penghibur.

Warga mulai merasa terganggu dengan adanya kafe. Kebetulan warga yang tak ingin disebutkan namanya ini tinggal berdampingan dengan kafe. 

Menurutnya kafe lebih banyak beroperasi saat sore sampai malam hari. Ketika hendak tidur, ia kerap mendengar dentuman musik.

"Pas saya mau tidur pasti kedengaran musik padahal pintu rumah sudah ditutup. Kan kita juga ingin istirahat pulang dari kerja," katanya. 

Rupanya, ia tak sendirian merasa terganggu dengan adanya kafe tersebut. Beberapa warga juga merasakannya. 

Pada November 2022, warga melakukan rapat. Pasalnya dari beberapa pengunjung sering mabuk. 

Tak sedikit dari mereka kencing sembarangan di sebelah rumahnya. Hingga menimbulkan aroma yang tidak sedap. 

"Kira rembukan dengan warga, kita juga mengundang pemiliknya," tuturnya. 

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved