Berita Malang Hari Ini

Pengrajin Kulit Asli dari Desa Undaan Tetap Bertahan di Tengah Persaingan Pasar

Sutik Hariono, seorang pengrajin kulit asli asal Desa Undaan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang masih terus bertahan di tengah persaingan pasar. 

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/Lu'lu'ul Isnainiyah
Surik Hariono, pengrajin kulit asli asal Desa Undaan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Selasa (4/7/2023) 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sutik Hariono, seorang pengrajin kulit asli asal Desa Undaan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang masih terus bertahan di tengah persaingan pasar. 

Sejak tahun 2010 ia konsisten dalam menghasilkan sebuah tas, dompet, hingga jaket dari produk kulit asli. 

Meskipun terbilang cukup mahal, namun ia memastikan produk buatannya itu cukup berkualitas. 

"Meskipun banyak ragam tas, dompet, jaket yang murah di luar sana tapi kita tetap memproduksinya dari kulit asli. Kuncinya konsisten dan tetap menjaga kualitas," ujar Sutik ketika ditemui di rumahnya kemarin, Selasa (4/7/2023). 

Kulit yang digunakan oleh Sutik adalah kulit yang berasal dari hewan ular, domba, dan sapi. 

Awal mula ia mampu membuat produk dari kulit asli, dikatakan Sutik dahulu ia pernah belajar dan ikut orang di Bali. 

Kemudian, ia memperoleh ilmu lalu membawanya pulang dan membuka usaha sendiri di rumah. 

"Awalnya di Bali ikut orang, cari pengalaman terus buat sendiri di rumah," ungkap pria berusia 52 tahun itu. 

Kini ia dengan tiga karyawannya masih terus menerima pesanan. Bahkan dalam dua minggu sekali ia mampu menghasilkan sekitar 300 dompet.

Dikatakan Sutik, ia merupakan salah satu pengrajin kulit yang ada di Desa Undaan. 

Meskipun satu-satunya, namun ia dengan lapang dada menerima warga desa yang mau belajar dengannya. 

"Kalau ada orang yang mau belajar sini bisa. Belajar sampai bisa terus buka sendiri," katanya. 

Menurutnya, sudah ada lima orang yang ikut belajar memproduksi dompet, tas, serta tas kulit dengannya. 

Bahkan warga dapat belajar dengannya secara gratis tanpa dipungut biaya. 

Meskipun satu-satunya di desa, ia mengaku tidak mendapatkan bantuan dari desa. 

"Dari desa nggak ada bantuan, hanya saja Pak Bupati membeli produk saya," sebutnya. 

Sutik mengatakan, dalam kunjungan desa wisata di Desa Undaan kemarin, Selasa (4/7/2023) Bupati Malang,  Sanusi telah membeli produknya berupa tas, dompet, dan jaket. 

Ke depannya ia berharap produknya bisa laku keras hingga terjual di ke berbagai daerah.(isn)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved