Aksi Bapak Tak Terima Anaknya Gagal Lolos PPDB Zonasi, Ukur Jarak Rumah ke Sekolah Pakai Meteran

Beginilah aksi bapak tak terima anaknya gagal lolos PPDB Zonasi yang menjadi viral di media sosial. Ukur jarak rumah ke sekolah pakai meteran.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
Instagram
Aksi Bapak Tak Terima Anaknya Gagal Lolos PPDB Zonasi 

Dalam video yang beredar, Ayip terlihat membawa meteran mengukur jarak dari sekolah ke salah satu rumah siswa.

Ayip mengatakan heran karena tak ada siswa yang terdekat tertera yang mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.

Ia juga mengaku telah menelusuri beberapa siswa yang diterima dengan jarak terdekat.

Namun, ia tak menemukan hasil karena jaraknya yang justru lebih jauh.

Ayip Amir, orang tua siswa mengukur jarak dari rumah ke sekolah pakai meteran gegara PPDB zonasi anak tidak diterima (Instagram/@undercover.id)
Ayip Amir, orang tua siswa mengukur jarak dari rumah ke sekolah pakai meteran gegara PPDB zonasi anak tidak diterima (Instagram/@undercover.id) ()

“Gak ketemu siswanya di depan tadi, gak ada yang daftar di SMA, makannya bingung ini, kacau,” ujarnya.

“Posisi siswa yang didepan kita cek nama Sab*** tidak ada, adanya kata ketua RW kemungkinan ada di belakang, tapi kan itu lebih jauh lagi jaraknya dari SMA,”

“Makannya itu posisinya SMA 5 ngukur jaraknya gimana zonasinya,” ujar Ayip Amir heran.

Kini, video aksi orangtua siswa mengukur jarak ke sekolah itu menyita perhatian warganet.

Tak sedikit warganet yang memberikan komentar beragam soal PPDB jalur zonasi yang dinilai kontroversi.

Sejumlah warganet pun curiga banyaknya kecuringan dalam sistem zonasi tersebut.

Ada juga warganet yang menyarankan agar pemerintah kembali memberlakukan sistem nilai.

Berikut beragam komentar warganet.

“Orangtua yg melakukan kecurangan dan sekolah ikut juga menerima kecurangan, kasian anaknya pak, dia sekolah udah gak halal, ilmunya gak berkah... Sekolah dimanapun sama bagusnya, cuma gara2 gak di sma favorit jd berlaku curang”

“Masih mending lewat Nem atau nilai murni UN.. Terbukti kualitasnya di sekolah.. banyak sekolah favorit yg dari dulu terkenal ketat persaingannya, setelah adanya zonasi jadi menurun kualitas anak didiknya.. ini dirasakan semua guru.. namun apapun itu semoga ada jalan keluar yang bisa menjadi solusi saat ini.. semoga pendidikan Indonesia secepatnya menjadi lebih baik lago,”

“Luar biasa perjuangan org tua utk menyekolahkan anaknya.. Semangat Bapak2..”

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved