Kisah Armitha Seha Safitri WNI Asal Malang Tewas Kecelakaan di Australia, Dikenal Rajin dan Semangat

Beginilah kisah Armitha Seha Safitri WNI asal Malang Indonesia yang dikabarkan tewas akibat kecelakaan di Australia. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
Kolase Instagram dan Kompas TV
Armitha Seha Safitri WNI asal Malang Indonesia yang dikabarkan tewas akibat kecelakaan di Australia.  

SURYAMALANG.COM - Beginilah kisah Armitha Seha Safitri WNI asal Malang Indonesia yang dikabarkan tewas akibat kecelakaan di Australia

Sosok Armitha Seha Safitri di mata teman-temannya dikenal sebagai orang yang rajin dan bersemangat. 

Armitha Seha Safitri dinyatakan meninggal dunia setelah lima hari koma gegara kecelakaan mobil di negara bagian Australia Selatan.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Warga Indonesia asal Malang, Armitha Seha Safitri, dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 11 Juli 2023, setelah menjadi korban kecelakaan mobil di negara bagian Australia Selatan.

"Untuk waktu yang ditentukan oleh pihak rumah sakit adalah 12.10 (siang)," ujar Gloria Ukyana, salah satu teman Mitha yang mendampinginya di rumah sakit.

Armitha Seha Safitri WNI asal Malang Indonesia yang dikabarkan tewas akibat kecelakaan di Australia. 
Armitha Seha Safitri WNI asal Malang Indonesia yang dikabarkan tewas akibat kecelakaan di Australia.  (Instagram)

Baca juga: Sosok Mantan Artis Cilik Ditemukan Meninggal, Sudah Lama Absen di TV, Dibunuh Pacar Sendiri

Baca juga: Aksi Bapak Tak Terima Anaknya Gagal Lolos PPDB Zonasi, Ukur Jarak Rumah ke Sekolah Pakai Meteran

"Tapi untuk pelepasan alat bantu pernapasan pada Armitha baru dilaksanakan pada pukul 17.50 karena ada satu dan lain hal yang harus kami urus."

Armitha, akrab disapa Mitha, merupakan pemegang Working Holiday Visa (WHV) tahun pertama yang tiba di Australia pada September 2022.

Menurut Gloria, setelah melalui proses coronial atau mengurus dokumen untuk mengetahui alasan kematian, jenazah Mitha akan disemayamkan pada Jumat, 14 Juli 2023.

Jenazah Mitha akan dipulangkan ke Indonesia sesuai dengan permintaan keluarga besarnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak keluarga Mitha masih menunggu pemberian visa untuk bisa datang ke Australia.

Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan

Mitha menjadi korban kecelakaan mobil di Jalan Raya Karoonda di antara daerah Wynarka dan Chapman Bore yang terjadi pada Jumat, 7 Juli pukul 08.20 pagi.

Menurut keterangan polisi, Mitha yang mengendarai mobil sedan Hyundai kemudian langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Flinders Medical Centre "dalam kondisi kritis."

Kecelakaan tersebut juga melibatkan pengemudi mobil 'Nissan ute' laki-laki berusia 63 tahun, yang dibawa ke rumah sakit dengan "cedera yang tidak mengancam nyawa."

TKP kecelakaan Armitha Seha Safitri di Australia. 
TKP kecelakaan Armitha Seha Safitri di Australia.  (Kompas TV)

Baca juga: Anggi Kena Batunya Buntut Kabur Usai Nikah, Kadung Diceraikan Fahmi Ternyata Mantan Tak Siap Nikah

Baca juga: Kabar Harry Pantja Pembawa Acara Dunia Lain Nyaris Lumpuh, 3 kali Kena Stroke, Kesulitan Ekonomi

ABC Indonesia sudah menghubungi pihak kepolisian Australia Selatan untuk mengetahui konsekuensi hukum bagi pengemudi tersebut atas meninggalnya Mitha.

"Kami tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi kecelakaan karena masalah tersebut masih dalam proses penyelidikan," bunyi pernyataan juru bicara South Australia Police (SAPol).

Polisi mengatakan, Mitha merupakan korban tewas ke-66 yang terjadi di jalan Australia Selatan sejauh ini. Jumlah kematian tersebut lebih banyak dari tahun lalu, yakni sebanyak 40 jiwa.

Mimpi "besar" untuk ke Australia

Berita tentang kondisi Mitha sampai ke Indonesia, hingga terdengar oleh Desak Kerti, yang dulu pernah mempekerjakannya di Bali.

Sebelum berangkat ke Australia, Mitha sempat bekerja di perusahaan pariwisata bernama Alas Harum bersama tim Marketing dan Komunikasi di sana.

Desak mengaku terkejut ketika mendengar bahwa Mitha sempat kritis akibat kecelakaan yang dialaminya.

Ia mengenang Mitha sebagai seorang yang "rajin dan memiliki motivasi tinggi" dan sempat memintanya untuk bertahan di perusahaan tersebut, hingga menawarkan kenaikan gaji.

"Waktu bisnis kami sudah mulai ramai lagi (setelah Covid), kami mau mempertahankan dia di Bali, tapi Mitha nya enggak mau, dia mau ke Australia," kata Desak kepada Natasya Salim, wartawan ABC Indonesia.

"(Mitha) masih muda. Dia semangat sekali. Saya tahu dia punya mimpi yang besar, dan tujuannya ke Australia kan untuk masa depan yang lebih bagus.

"Dia mau berjuang, dia fight untuk dirinya, cuman enggak tahu, Tuhan berkata lain."

s

Mitha (kedua dari kiri) dikenal sebagai seseorang yang rajin dan memiliki motivasi tinggi oleh pemilik perusahaan tempatnya dulu bekerja di Bali. (DOK ARMITHA SEHA SAFITRI via ABC INDONESIA)

 

Sejak mendengar tentang aksi penggalangan dana untuk Mitha, Desak aktif menyebarkannya ke teman-temannya baik yang di Indonesia maupun Australia.

"Minta bantu (partisipasi) dalam open donation supaya biayanya cukup buat dia (Mitha) pulang ke Indonesia, paling enggak berkumpul sama keluarganya," kata Desak.

"Doa yang terbaik buat Mitha. Perjuangannya sampai di sana, mimpinya untuk sampai ke Australia sudah tercapai, tetapi berakhir di sana."

Mengutip Kompas.com 'Armitha Seha Safitri, WNI Asal Malang yang Kecelakaan di Australia'.

Penggalangan dana tembus 54.000 dollar Australia

Sejak kecelakaannya diketahui, komunitas Indonesia di Adelaide, di antaranya adalah IndoPeduliAdelaide dan Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan (MIIAS) menggalang dana untuk Mitha.

Pendiri IndoPeduliAdelaide, Eni Mosel, mengatakan sejak penggalangan dana dimulai hari Sabtu (9/7/2023), dana yang terkumpul sudah mencapai lebih dari 54,000 dollar Australia (Rp 540 juta).

Dana tersebut sudah dipakai untuk membiayai aplikasi visa keluarga Mitha dan kini dialokasikan untuk proses pemulangan dan pemakamannya.

Mewakili pihak keluarga Mitha, Gloria yang sudah mengenalnya selama sekitar 11 tahun mengucapkan terima kasih atas dukungan dari masyarakat.

Namun, ia berpesan agar masyarakat dapat menjaga perasaan pihak keluarga Mitha yang sedang merasa kehilangan.

"Mohon untuk tidak berspekulasi yang tidak-tidak karena kami kan juga berusaha menjaga perasaan keluarga (Mitha) juga," katanya.

"Karena kan keluarga dan orangtua (Mitha) kan juga pasti sedang ... mengalami masa yang sulit karena kehilangan anak, jadi jangan ditambah dengan berita-berita yang tidak benar di luar sana."

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved