Berita Tulungagung Hari Ini

Pantai Gemah di Tulungagung Jadi Lautan Sampah, Alat Berat Singkirkan Tumpukan Sepanjang 2 Km

Diakui Ketua Pokdarwis Pantai Gemah, Imam Rojikin, pajang area yang dibersihkan mencapai hampir 2 kilometer.

Penulis: David Yohanes | Editor: Yuli A
david yohanes
Diakui Ketua Pokdarwis Pantai Gemah, Imam Rojikin, panjang area yang dibersihkan mencapai hampir 2 kilometer. 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Pengelola Pantai Gemah Tulungagung menurunkan 2 alat berat untuk membersihkan sampah kiriman dari laut.

Banjir sampah ini terjadi setiap kali Bendungan Niyama dibuka untuk mencegah banjir dari wilayah Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek.

Sebuah ekskavator ukuran besar lebih dulu membuat alur yang cukup dalam di pasir.

Setelah itu sebuah bulldozer mendorong tumpukan sampah ke dalam alur ini, kemudian ditutup dengan pasir.

Cara ini dianggap lebih cepat dan murah, dibanding mendatangkan truk sampah dan membuang ke TPA.

Diakui Ketua Pokdarwis Pantai Gemah, Imam Rojikin, pajang area yang dibersihkan mencapai hampir 2 kilometer.

Mulai dari ujung Pantai Gemah yang berbatasan dengan bukit, sampai ke Pantai Bayem yang berbatasan dengan Pantai Midodaren.

“Sampah yang terdampar mayoritas sampah plastik yang sulit hancur,” ujar Rojikin.

Diakui Rojikin, volume sampah yang datang dari laut kali ini sangat besar.

Karena itu proses pembersihan sampah diperkirakan akan selesai dalam satu minggu.

Seluruh biaya operasional alat berat ditanggung sepenuhnya oleh Pokdarwis Pantai Gemah.

“Kemampuan finansial kami sangat terbatas, tapi terpaksa harus nekat. Kalau tidak nekat, sampah di Gemah tidak akan hilang,” ucap Rojikin.

Rojikin meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung untuk ikut cawe-cawe dalam menanggulangi sampah di Pantai Gemah.

Sebab jika sepenuhnya ditanggung Pokdarwis Gemah akan sangat memberatkan.

Sementara uang hasil tiket dari Pantai Gemah juga dinikmati pihak-pihak lain, termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

“Harapannya ada bantuan finansial maupun nonfinansial. Karena dananya ini sangat besar,” sambung Rojikin.

Untuk biaya sewa alat berat sebesar Rp 175.000 per jam, dan biaya angkut alat berat Rp 5.000.000. 

Biaya ini belum termasuk solar, bahan bakar alat berat yang juga ditanggung pihak penyewa. 

Sebelumnya Pantai Gemah menjadi lautan sampah karena dampak pembukaan pintu Bendungan Niyama.

Bendungan ini muara dari Sungai Parit Raya dari Kabupaten Trenggalek dan Sungai Parit Agung dari Kabupaten Tulungagung.

Sampah dari kedua kabupaten ini menumpuk di pintu spillway Bendungan Niyama.

Saat pintu bendungan dibuka, seluruh sampah masuk ke Teluk Popoh.

Dari Teluk Popoh sampah berton-ton ini menyebar ke pantai sekitar, seperti Pantai Gemah, Pantai Klatak, Pantai Sidem, Pantai Midodaren, dan pantai-pantai lain di sekitarnya.

Kejadian ini terus berulang setiap tahun hingga merugikan para pelaku usaha yang tergantung pada wisata pantai.

Namun selama ini belum ada upaya untuk mengatasi rutinitas banjir sampah ini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved