Berita Malang Hari Ini

Pengamat Ekonomi UWG Malang : Jika Hutang ke Lembaga yang Terdaftar di OJK

Pengamat ekonomi sebut masyarakat terjerat pinjaman ke rentenir karena kurang pengalaman atau sosialisasi.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
dok.ist
Dr Ana Sopanah S, SE MSi CA CMA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyagama (UWG) Malang menjelaskan masyarakat yang melakukan pinjaman ke rentenir karena kurang pengalaman atau sosialisasi. Sehingga terjerat rentenir dengan bunga tinggi pada hutang yang diambilnya. 

SURYAMALANG.COM, MALANG-Dr Ana Sopanah S, SE MSi CA CMA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyagama (UWG) Malang menjelaskan masyarakat yang melakukan pinjaman ke rentenir karena kurang pengalaman atau sosialisasi. Sehingga terjerat rentenir dengan bunga tinggi pada hutang yang diambilnya. 

"Padahal jika sangat terdesak itu dan membutuhkan dana yang cepat, sebaiknya pinjam pada lembaga-lembaga yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan menggadaikan barang atau ke bank resmi. Sehingga bunganya tidak setinggi di rentenir," kata Ana pada suryamalang.com, Jumat (21/7/2023). 

Hal ini menangapi kejadian memilukan dimana seorang ibu rumah tangga Mujiati, warga Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang ditemukan meninggal dunia karena bunuh diri di rumah kontrakannya. Diduga ia membunuh lebih dulu anak semata wayangnya yang berusia tiga tahun. Dugaan sementara, ia depresi karena banyak tagihan dari rentenir. Saat kejadian, suaminya sudah lebih dari seminggu pulang ke rumahnya di Probolinggo.

"Tapi sudah terjadi, bagaimana lagi? Berhubungan dengan rentenir itu harus didampingi orang yang paham hukum karena bunga berbunga pada hutangnya," katanya.

Sedang untuk tata cara mengatur keuangan rumah tangga dengan tepat, maka secara umum sebagai orang akuntansi, harus tahu berapa pendapatan yang diperoleh.

"Begitu juga berapa pengeluaran kita. Jangan sampai lebih besar pengeluarannya daripada pendapatannya," jelas dia. Karena itu harus bisa mengenali apakah itu kebutuhan atau keinginan. "Kadang tidak butuh tapi karena ingin dan gengsi, maka akhirnya memaksakan diri berhutang," jawabnya. 

Karena itu perlu membuat skala prioritas dan kebutuhan mana yang bisa dipenuhi dan mana yang bisa ditahan. "Nah untuk mengatasi itu, memang perlu fungsi akuntansi, dimana memcatat semua pengeluaran, utamanya. Kalau pendapatan kan tidak terlalu banyak. Yang banyak biasanya pada catatan pengeluaran," ujar Ana.

Maka perlu dipastikan semua pengeluaran tercatat. "Kalau bisa usahakam maksimal utang kita maksimal 30 persen dari pendapatan kita. Dan hidup hemat," pesannya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved