Polisi Tembak Polisi di Bogor
Bak Kasus Ferdy Sambo, Kronologi Kematian Bripda Ignatius Versi Polri Dipertanyakan Keluarga
Bak Kasus Ferdy Sambo, Pihak keluarga korban, Bripda Ignatius melalui kuasa hukum juga telah menyatakan meminta proses autopsi ulang.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Pihak keluarga Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, anggota polisi yang tewas tertembak oleh rekan sesama polisi di Bogor, mempertanyakan kronologi kematian versi Polri.
Bak awal kasus Ferdy Sambo yang menembak brigadir Yosua, keluarga Bripda Ignatius juga menentang kronologi yang disampaikan pihak Polri terkait penembakan yang menewaskan polisi sal Kabupaten Melawi , Kalbar itu.
Pihak keluarga korban, Bripda Ignatius melalui kuasa hukum juga telah menyatakan meminta proses autopsi ulang.
Baca juga: BREAKING NEWS : Viral Bripda Ignatius Asal Kalbar Tewas Diduga Ditembak Seniornya Sesama Polisi
Pihak keluarga masih meyakini kematian Bripda Ignatius yang dinilai tak wajar dengan ditemukannya luka tembak merupakan korban pembunuhan yang dilakukan oleh seniornya.
Mereka bahkan menyebut kronologi versi Polri yang menyebut korban tertembak senjata api secara tak sengaja oleh rekannya yang bertugas di Densus 88 Mabes Polri patut dicurigai sebagai bagian dari skenario besar.
Penasehat Hukum keluarga, Jelani Christo mengatakan pihak keluarga menilai ada Kejanggalan dan ada Skenario Kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal di balik kematian Bripda Ignatius.
Ia mengakui telah menerima informasi yang menyebut korban mengalami luka tembak karena rekannya sesama anggota Polri saat bertugas di Densus 88 Mabes Polri mengeluarkan senjata, dan senjata itu tiba-tiba meletus mengenai korban.
Keterangan dari pihak kepolisian bahwa Pukul 01.42 WIB, Bripda IV mengeluarkan senpi dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada korban, tiba - tiba senjata itu meletus dan mengenai leher korban.
"Kami sangat menentang atas perbuatan Pidana Pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," ujar Jelani Christo, kamis 27 Juli 2023 seperti dikutip dari TribunPontianak.co.id.
"Dari pihak keluarga yang kami dapatkan atas tewasnya Bripda Ignatius kami menduga ada indikasi atau dugaan pembunuhan tersebut direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," ujarnya.
Oleh sebab itu pihaknya meminta dan mendesak Presiden RI Jokowi, Menkopulhukam Mahfud MD, Kapolri dan Kadiv Propam Polri untuk Segera mengusut dengan tuntas, transparan, profesional, dan berkeadilan.
"Kami kuasa hukum keluarga korban juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga agar dilakukan autopsi ulang guna membuka terang penyebab tewasnya mendiang Bripda Ignatius," tuturnya.
Dari video yang diterima Tribunpontianak, proses Pemakaman jenazah pria kelahiran 27 Februari 2002 ini dihadiri sanak keluarga, kerabat, dan jajaran personel Polres Melawi.
Dari informasi yang dihimpun, Jenazah Bripda Ignatius tiba di rumah duka di Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalbar, pada Selasa sore kemarin.
Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di rumah duka Komplek BTN Telkom, Desa Paal, Nanga Pinoh, Melawi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.