Breaking News

Operasi Bayi Kembar Siam di Malang

Kisah Bayi Kembar Siam di Malang Lahir Seberat 3500 Gram Akhirnya Dipisahkan Setelah 10 Bulan

Kisah bayi kembar siam di Malang yang lahir seberat 3500 gram akhirnya bisa dipisahkan setelah kurang lebih 10 bulan. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM
Kisah Bayi Kembar Siam di Malang Lahir Seberat 3,5 Kg Akhirnya Dipisahkan Setelah 10 Bulan 

SURYAMALANG.COM - Kisah bayi kembar siam di Malang lahir seberat 3500 gram akhirnya bisa dipisahkan setelah kurang lebih 10 bulan. 

Bayi kembar siam yang bernama Aliyah dan Aisyiah itu sukses dipisahkan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang pada 12 Agustu 2023 kemarin. 

Tim Suryamalang.com berkesempatan untuk melakukan wawancara khusus dengan ketua tim dokter pemisahan bayi kembar siam Aliyah dan Aisyiah.

Kepada Suryamalang.com, dr. Eko Sulistijono, Sp.A(K), ketua tim dokter pemisahan bayi kembar siam Aliyah dan Aisyiah di RS Saiful Anwar, Kota Malang menjelaskan proses kelahiran hingga pemisahan yang dilakukan. 

Kondisi kembar siam Aliyah dan Aisyiah sudah diketahui sejak sang ibu hamil. 

Ketika lahir, bayi kebmbar siam Aliyah dan Aisyiah lahir dengan berat 3,5 kilogram. 

"Bayi tersebut terus kita pantau karena saat lahir itu beratnya sekitar 3500 gram," jelas dr. Eko Sulistijono.

Meski lahir dengan berat 3,5 kg, ternyata itu untuk berat dua bayi. 

Jika dibagi dua kondisi berat bayi kembar siam itu tergolong kecil.

"Masing-masing sekitar 1500 (gram), kecil," lanjutnya. 

Diketahui bayi kembar siam Aliyah dan Aisyiah dempet pada bagian perut. 

Beruntung keduanya lahir dalam keadaan sehat.

"Kita rawat di ruang NICU, kemudian setelah masa kegawatannya teratasi para bayi baru bisa dipindahkan ke ruang perawatan," jelasdr. Eko Sulistijono.

Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang akan melaksanakan operasi pemisahan bayi kembar siam untuk pertama kalinya, Sabtu (12/8/2023).
Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang akan melaksanakan operasi pemisahan bayi kembar siam untuk pertama kalinya, Sabtu (12/8/2023). (SURYAMALANG.COM/Benni Indo)

Setelah dipindahkan dari NICU, para bayi kembar siam itu dirawat bersama sang ibu. 

"Jadi selama masa baru lahir, langsung melakukan bounding dengan sang ibu," lanjut dr. Eko Sulistijono.

Meski lahir sehat, namun proses operasi pemisahan bayi kembar siam Aliyah dan Aisyiah tidak bisa dilakukan langsung. 

Tim dokter RSSA Malang menunggu hingga usia bayi 10 bulan baru bisa melakukan proses pemisahan. 

Selama menunggu usia bayi siap untuk operasi pemisahan, tim RSSA Malang selalu memantau. 

"Untuk pemantauan sama seperti bayi yang lainnya karena bayinya setelah pulang sehat,"lanjut dr. Eko Sulistijono.

Tim dokter Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang sukses melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam pada Sabtu (12/8/2023). Kedua bayi itu bernama Aliyah dan Aisyah, lahir pada 15 September 2022.
Tim dokter Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang sukses melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam pada Sabtu (12/8/2023). Kedua bayi itu bernama Aliyah dan Aisyah, lahir pada 15 September 2022. (rssa)

Bayi kembar siam Aliyah dan Aisyiah pun tidak mendapatkan perawatan khusus karena memang keduanya sehat meski memiliki ukurna yang kecil. 

Sama seperti kebanyakan bayi, Aliyah dan Aisyiah mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan juga mulai makan MPASI di usia 6 bulan. 

Aliyah dan Aisyiah juga tidak melewatkan jadwal untuk melakukan imunisasi wajib di RSSA Malang

Pihak RSSA Malang menjelaskan jika operasi pemisahan bayi kembar siam Aliyah dan Aisyiah dilakukan setelah 10 bulan lantaran menunggu berat badan sekaligus organ lain untuk berkembang. 

Selain ondisi sang bayi, pihak rumah sakit juga harus memastikan kedua orang tua bayi siap pun juga para tim dokter. 

"Tim dokter pun harus menyiapkan diri sebelum melakukan operasi pemisahan," ujar dr. Eko Sulistijono.

Saat ini, bayi kembar siam Aliyah dan Aisyiah sudah berhasilo dipisahkan di RSSA Malang

Tim dokter yang menangani operasi pemisahan bayi kembar Aliyah dan Aisyiah memberi identitas kuning dan merah terhadap kedua pasiennya. Kuning untuk identifikasi Aliyah sedangkan merah untuk Aisyiah.

Spesialis anestesi, Wiwi Wijaya menjelaskan, identifikasi kuning dan merah untuk menyederhanakan kebutuhan dari kedua pasien. Kedua pasien memiliki kebutuhan dosis yang berbeda karena memiliki berat badan yang berbeda pula.

Manajemen dan tim dokter dari RS Saiful Anwar menggelar konferensi pers mengenai kondisi dua bayi kembar siam setelah tiga hari menjalani operasi.
Manajemen dan tim dokter dari RS Saiful Anwar menggelar konferensi pers mengenai kondisi dua bayi kembar siam setelah tiga hari menjalani operasi. (SURYA/BENNI INDO)

"Semua obatnya Aisyiah diberi warna merah, agar menyederhanakan identitas. Obat-obatnya memiliki dosis yang tidak sama karena perbedaan berat badannya," ujar Wiwi, Seasa (15/8/2023). 

Sebutan kuning dan merah sudah ada sebelum operasi. Para dokter dalam tim mempertimbangkan, jika sekadar tulisan saja, kadang rumit dibaca keterangannya sehingga rawan tertukar. Maka dari itu, penggunaan identitas warna akan memudahkan dokter.

"Kalau hanya tulisan, kadang rumit dibaca. Kalau warna, mudah mengenalinya. Kalau merah itu Aisyiah, yang kuning itu Aliyah. jadi di bungkus obat, kalau warnanya kuning pasti milik Aliyah," ujarnya.  

Wiwi berpendapat, kedua bayi kembar sulit dibedakan. Sejauh ini, perbedaan yang terlihat adalah bentuk pipi dari kedua pasien. Aliyah atau bayi kuning memiliki bentuk pipi sebelah kanan yang rata. Sedangkan Aisyiah, bentuk pipi pada bagian kirinya rata. Hal itu terjadi karena 10 bulan belakangan keduanya miring di posisi yang berlawanan.

"Saya sendiri juga sulit membedakan. Tapi mungkin kalau membedakan, yang bayi Aisyiah itu miring ke kiri. Pipi sebelah kirinya rata. Kalau Aliyah, sebelah kanan. Nanti kan akan normal kembali. Bisa sulit lagi membedakannya. Saya yakin orangtuanya pasti bisa karena berinteraksi setiap hari," ujarnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved