Tips Kesehatan

VIDEO - Manfaat Ruang ICU Menurut Dokter Spesialis Anestesiologi, dr Arie Zainul Fatoni

Wawancara dengan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif RSI Universitas Islam Malang (Unisma), dr Arie Zainul Fatoni Sp An KIC

Penulis: Dya Ayu | Editor: Yuli A
suryamalang.com
WEawancara Suryamalang.com bersama Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif RSI Universitas Islam Malang (Unisma), dr Arie Zainul Fatoni Sp An KIC. 

SURYAMALANG.COM, BATU - Ruang Intensif Care Unit (ICU) selama ini dikenal sebagai salah satu ruang paling menakutkan bagi banyak orang di Rumah Sakit.

Ruang itu ditakuti mayoritas orang karena pasien yang dirawat di Ruang ICU merupakan pasien kritis dan memerlukan penanganan khusus.

Untuk mengetahui lebih detail tentang Ruang ICU berikut wawancara ekslusif Suryamalang.com bersama Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif RSI Universitas Islam Malang (Unisma), dr Arie Zainul Fatoni Sp An KIC.

Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi itu dokter yang menangani apa?

Ada empat area yang ditangani, yang pertama dokter yang menangani pasien yang akan menjalani pembiusan atau akan menjalani operasi. Area kedua yang ditangani ialah menangani pasien kritis yang berada di ruang ICU, yang ketiga menangani pasien yang mengalami kegawat daruratan di ruangan ataupun di UGD, dan yang keempat menangani pasien yang mengalami nyeri, entah itu nyeri pasca operasi maupun nyeri lainnya.

Apakah Ruang ICU?

Semua Rumah sakit wajib memiliki ruang ICU, ruangan yang dikhususkan untuk merawat pasien yang dalam kondisi kritis atau akan menuju kondisi kritis. Di ruangan ini di dalamnya terdapat alat yang disebut Ventilator, atau alat bantu nafas bagi pasien yang mengalami gagal nafas. Di jaman Covid-19 dulu sering sekali disebut banyak pasien yang memerlukan alat ini dan itu adanya hanya di ruang ICU.

Apa saja yang ada di dalam ICU?

Sebenarnya cukup banyak karena perdefinisi yang dinamakan pasien kritis itu ialah pasien yang mempunyai gagal fungsi organ lebih dari satu. Contohnya pasien dengan infeksi paru-paru tapi juga gagal nafas, selain itu pasien sakit jantung tapi tidak kuat bernafas, akhirnya jatuh juga dan itu juga dapat masuk kategori kritis sehingga masuk di ruang ICU. Tapi secara umum pasien yang mengalami gagal nafas itu biasanya penyebabnya ada dua hal, pertama kondisi medis infeksi paru-paru, gagal jantung ataupun serangan stoke. Yang kedua pasien kondisi pembedahan atau trauma, seperti kecelakaan kemudian ada pendarahan otak dan sebagainya. Itu nanti perlu di observasi dulu di ICU.

Dalam menangani pasien kritis di ICU harus multi disiplin. Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi tidak bisa kerja sendiri, harus bekerjasama dengan dokter spesialis paru, dokter spesialis jantung, dokter spesialis penyakit dalam, agar pasien ini dapat ditangani dengan tepat. Jadi bagi keluarga pasien kalau keluarganya dirawat di ICU jangan heran kalau dokternya yang datang lebih dari satu atau berbeda-beda.

Apa saja alat yang ada di ruang ICU selain Ventilator?

Alatnya sangat banyak sekali, karena di ICU pasiennya kritis karena fungsi organnya banyak terganggu, secara prinsip alat yang wajib ada disana adalah alat yang bisa menopang fungsi organ yang terganggu, yakni tentunya Ventilator, kemudian alat cuci darah, ada alat yang bisa menggantikan fungsi paru-paru namanya Exmo, kemudian alat untuk mengobsevasi apakah fungsi organ pasien masih berfungsi dengan baik atau tidak, namanya monitor. Di dalam monitor bisa diketahui tensi, saturasi oksigen, nadi dan fungsi vital lainnya. 

Dalam monitor pasien dalam kondisi kritis maka semua obat, cairan dan makanan itu harus presisi. Maka dari itu pasien yang masuk ICU banyak dipasang kabel-kabel dan infus yang menyala semua. Itu agar diketahui setiap ukuran yang dibutuhkan dan yang diberikan. 

Bagaimana cara memberikan nutrisi atau makanan pada pasien yang berada di ICU?

Normalnya kita kalau makan mengunyah lewat mulut dan masuk perut, tapi pasien kritis itu terkadang tidak sadar dan tidak bisa mengunyah sendiri, sehingga kami pasang selang hidung dan kami berikan susu untuk memberi nutrisinya, kalau pun tidak susu bisa makanan yang sudah diblender sehingga cair. Makanannya langsung ke perut. Apabila perutnya tidak berfungsi, terpaksa kami berikan makanan lewat infus. Makanya untuk pasien di ICU biasanya kami pasang infus di fena-fena besar, di leher atau bisa juga di bawah tulang iga.

Dokter dan Perawat di Ruang ICU?

Kekhususan Ruang ICU tidak hanya soal dokter dan alatnya saja, tapi juga Perawat nya juga khusus. Pasien ICU tidak bisa mandi sendiri, sehingga 'care' dalam ICU ini diwakili oleh perawat yang mendampingi pasien. Sehingga pasien yang di ICU dirawat secara intensif dan dipantau dengan seksama. Sehingga memang ada perawat khusus ICU. Untuk keluarga biasanya tetap memberikan support, termasuk doa-doa, karena dalam kasus pasien kritis itu segala kemungkinan dapat terjadi. Harapannya dengan keluarga mendampingi dan mendoakan dapat membuat pasien berangsur membaik dan sembuh. 

Bagaimana Kondisi psikis pasien yang masuk ICU?

Ketika pasien masuk dalam kondisi kritis tentu pihak dokter berkomunikasi dengan pihak keluarga, makanya selain merawat kondisi fisiknya juga penting untuk memperhatikan kondisi psikologisnya. Dalam merawat pasien kritis di RS Unisma, ICUnya itu ada sekatnya. Sehingga pasien yang sadar ataupun  setengah sadar tidak bisa melihat sampingnya atau yang lain. Selain itu juga peran penting perawat dan keluarga dalam memberikan pengertian. Kecemasan bisa dikelola dengan pendekatan personal ataupun pendapatan komunikasi. Kalau itu semua gagal terpaksa kami gunakan obat-obatan untuk munurunkan kecemasan untuk ditidurkan, supaya energinya untuk melawan masa kritisnya.

Suhu ruangan ICU?

Memang dibuat rendah karena agar perkembangan bakterinya tidak banyak. Pasien kritis itu sangat mudah terinfeksi, jadi supaya tidak mudah terinfeksi. Kebanyakan yang terjadi, ketika ada pasien kritis itu keluarga ingin menemani, padahal bisa jadi orang sehat yang datang itu membawa bakteri dan masuk ke dalam, untuk itu kami batasi, supaya tidak sering kontak dan terinfeksi dari luar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved