Berita Viral

Viral Polwan Makan Mie Ayam Temukan Daging Mirip Tikus, Pas Disidak Ada Anak Tikus di Panci Bakso

Viral seorang polwan makan mie ayam temukan daging mirip tikus. Saat Disidak temukan anak tikus di panci bakso.

|
Penulis: Frida Anjani | Editor: Eko Darmoko
tiktok
Viral Polwan makan mie ayam daging tikus di Manokwari, Papua Barat. 

3. Penyakit pes

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersina pestisia yang ditularkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya.

Bakteri penyebab penyakit pes ini dibawa oleh kutu yang tertular dari hewan pengerat, sehingga kutu kemudian akan menyebarkan bakteri tersebut saat anda .

Umumnya penyakit pes tersebar di daerah yang lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk.

Gejala penyakit pes yang paling sering terjadi yakni dengan munculnya pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, ketiak, atau leher.

Dalam beberapa kasus, penyakit pes bisa sampai menyerang paru-paru.

Kondisi ini tentu sangat membahayakan karena bisa dengan mudah menular dari orang ke orang, melalui droplet atau tetesan air liur saat batuk.

Komplikasi penyakit dari tikus ini bisa berujung pada meningitis dan bahkan kematian.

Perlu diketahui, bahwa penyakit ini bukan saja hanya disebarkan lewat hewan pengerat.

Hewan seperti kelinci, anjing, kucing yang kutunya sudah terinfeksi pes bisa menjadi sumber penularan penyakit.

Penularan terjadi jika Anda berkontak langsung atau tergigit oleh hewan tersebut.

4. Lymphocytic chorio-meningitis (LCM)

Lymphocytic chorio-meningitis adalah penyakit dari tikus yang disebabkan oleh virus choriomeningitis limfositik (LCMV), turunan virus Arenaviridae. LCM bisa dibawa oleh hewan pengerat yang biasanya ada di rumah-rumah.

Selain itu, virus ini juga bisa disebarkan oleh hewan pengerat peliharaan seperti hamster.

Jika Anda tergigit atau terkena air liur dan air kencing hewan tersebut, maka Anda berisiko tinggi mengalami penyakit infeksi ini.

Penyakit ini awalnya tidak akan menimbulkan gejala tertentu.

Gejala baru timbul setelah 8-13 hari setelah teserang virus. Anda akan merasakan gejala seperti demam, kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan muntah.

Gejala lain yang muncul bisa termasuk sakit tenggorokan, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, nyeri testis, dan nyeri parotid (kelenjar ludah).

Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit LCM bisa berkembang lebih jauh hingga menimbulkan peradangan pada sumsum tulang belakang.

Jika ini terjadi, akan muncul beberapa gejala seperti kelemahan otot, kelumpuhan, hinggga perubahan lainnya pada tubuh.

Seorang wanita hamil yang mengalami penyakit LCM berisiko menularkan virus tersebut kepada janin di dalam kandungannya.

Bila infeksi terjadi selama trimester pertama kehamilan, berisiko mengancam nyawa janin. Sementara bila terjadi pada trimester kedua dan ketiga, berisiko menyebabkan cacat lahir pada bayi.

5. Rat bite fever (RBF)

RBF adalah penyakit yang disebabkan karena gigitan tikus.

Gigitan tersebut dapat mengakibatkan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Spirillum minus atau Streptobacillus moniliformis.

Ketika seseorang terserang RBF, maka akan muncul berbagai gejala yang tidak biasa.

Diantaranya berupa demam, muntah, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, hingga kadang sampai menimbulkan kemerahan pada kulit.

Penyakit ini cukup banyak terjadi di wilayah Asia dan Amerika utara. Penyakit lewat tikus ini juga bisa ditularkan lewat makanan dan minuman yang sudah dimakan atau terkena air liur tikus.

Jika tidak diobati, RBF bisa menjadi penyakit yang serius atau bahkan fatal.

6. Leptospirosis

Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang ditularkan oleh tikus ketika seseorang memiliki luka terbuka.

Kemungkinan, infeksi terjadi saat luka terbuka yang belum sembuh tersebut bersentuhan atau terkena langsung dengan perantara, misalnya air atau tanah, yang sudah tercemar oleh urin hewan pengerat ini.

Meski menular dari tikus ke manusia, tapi bakteri penyebab leptospirosis tidak akan berpindah antar manusia.

Sebenarnya tidak selalu dikarenakan luka terbuka.

Tanpa sengaja menyentuh perantara yang telah terkontaminasi oleh urin hewan pengerat ini pun berpeluang menularkan bakteri leptospirosis.

Tidak boleh disepelekan. Pasalnya, penyakit ini bisa berkembang lebih parah menjadi meningitis (radang selaput otak), kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, hingga kematian bila tidak segera ditangani.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved