Berita Malang

200 Mahasiswa Baru Berprestasi Dapat Beasiswa Kuliah di Unisma

Universitas Islam Malang (Unisma) menerima 3567 mahasiswa baru (maba). Mereka menjalani kegiatan Oshika Maba (Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus)

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/sylvi
Universitas Islam Malang (Unisma) menerima 3567 mahasiswa baru (maba). Mereka menjalani kegiatan Oshika Maba (Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus) bagi mahasiswa baru yang dimulai pada Senin (18/9/2023). Pada hari pertama ada orasi ilmiah dari Walikota Malang Sutiaji. Di acara itu juga diserahkan SK Rektor pada maba penerima beasiswa siswa juara program sarjana pada Songo Eko Sanjaya. 

SURYAMALANG.COM,MALANG-Universitas Islam Malang (Unisma) menerima 3567 mahasiswa baru (maba). Mereka menjalani kegiatan Oshika Maba (Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus) bagi mahasiswa baru yang dimulai pada Senin (18/9/2023). Pada hari pertama ada orasi ilmiah dari Walikota Malang Sutiaji. Di acara itu juga diserahkan SK Rektor pada maba penerima beasiswa siswa juara program sarjana pada Songo Eko Sanjaya.

Ia adalah peraih medali emas cabor gulat tingkat Jatim 2023. "Ada 200 maba yang menerima beasiswa. Mereka akan membawa Unisma ke event nasional dan internasional," jawab Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi pada wartawan usai acara. Songo, alumnus SMK di Kota Malang ini mengaku mendapat tawaran beasiswa kuliah usai meraih kemenangan. "Semoga saya tetap bisa berprestasi dan mengharumkan nama Unisma sambil menjalankan kuliah," jawab Songo.

Dikatakan, pada 2022 lalu ia pernah ikut jalur pretasi mandiri di PTN di Malang. "Sudah wawancara juga. Tapi tidak saya teruskan karena ada kendala biaya membayar uang kuliah," jawabnya. Ditambahkan Rektor, dari para maba, juga ada yang non muslim sebanyak 20 an. "Sebagai lembaga perguruan tinggi, kami lebih mengarah pada pelayanan. Kita tidak membeda-bedakan muslim dan non muslim. Kristen, Katolik, Konghucu, Bbudha semua mendapat kesempatan mendapat pendidikan," jelas Maskuri.

Dikatakan, sikap inklusi itu juga sudah dilakukan rasullulah pada saat itu. Dimana orang muslim dan yang peradabannya kurang maju didorong untuk belajar ke China. "Dan China juga bukan negara Islam. Masalah ilmu adalah liberal. Karena itu manusia di atas bumi berhak menuntut ilmu dimana saja, kapan saja hingga akhir hayat," jawab rektor. Karena itu Unisma memposisikan diri sebagai kampus rahmatan lil'alamien dan kampus multi kultural.

"Kami mengayomi terhadap berbagai kehidupan manusia untuk bisa belajar di kampus ini. Mahasiswa kita dari luar negeri itu juga tidak semua dari muslim. Ada juga dari negara sekuler, atheis. Tapi semua melebur ketika masuk disini sebagai mahasiswa Unisma," papar rektor. Hal ini karena pihaknya tidak membedakan dari agamanya tapi bersatu dan jadi kekuatan Unisma pada cross culturenya.

Mengutip laporan Wakil Rektor Bidang Kelembagaan, Publikasi dan Teknologi Informasi, dari 3.567 maba, sebanyak 3.531 mahasiswa berasal dari 32 provinsi di Indonesia dan 36 mahasiswa merupakan mahasiswa asing yang berasal dari delapan negara. Yaitu Rumania, Belgia, Yaman, Sudan, Korea, Palestina, Mesir, dan Timor Leste. Sedang Walikota Malang, Sutiaji dalam orasi ilmiahnya menjelaskan bahwa saat ini masuk dalam dunia informasi.

"Tantangan baru muncul pada generasi saat ini," kata walikota. Ia menyebut penjajah saat ini bukan seperti 78 tahun lalu. Maka kata kuncinya adalah menyiapkan diri agar bisa beradaptasi pada kehidupan kelak. Saat ini sudah masuk pada empat ciri yaitu perubahan cepat, ketidakpastian, kompleksitas dan multitafsir. Ia juga mendorong mahasiswa mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved