Berita Malang Hari Ini

Tulisan Lebih dari 3000 Maba Unisma Tentang Kiai Kampung Tercatat di Rekor Muri

Lebih dari 3000 mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Malang (Unisma) menulis tentang biografi singkat tentang kiai kampung mereka.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: rahadian bagus priambodo
suryamalang.com/sylvi
Lebih dari 3000 mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Malang (Unisma) menulis tentang biografi singkat tentang kiai kampung mereka. Dari tulisan itu dibukukan dan tercatat di rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) pada Rabu (20/9/2023) bertempat di gedung bundar. Kegiatan ini juga menutup Oshika Maba (Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus) bagi Mahasiswa Baru. 

SURYAMALANG.COM,MALANG-Lebih dari 3000 mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Malang (Unisma) menulis tentang biografi singkat tentang kiai kampung mereka. Dari tulisan itu dibukukan dan tercatat di rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) pada Rabu (20/9/2023) bertempat di gedung bundar. Kegiatan ini juga menutup Oshika Maba (Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus) bagi Mahasiswa Baru. 

Penyerahan penghargaan itu diserahkan oleh Triyono, Senior Manager MURi pada Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi disaksikan para maba. "Setiap Oshika Maba, kami mencari inovasi baru, sesuatu hal yang unik dan jadi kebanggaan masyarakat," ujar Rektor Unisma. Selama sembilan tahun, telah menciptakan 11 rekor MURI.  Tak sekedar unik, tapi kegiatannya ada nilai edukasinya.

Rektor berharap, apa yang ditulis mahasiswa bisa menjadi inspirasi. Bahwa kiai sebagai pembimbing, motivasi, teladan dan panutan spiritual. Untuk mendapatkan biografi ini, maba mencari kiai kampung di sekitar tempat tinggalnya. Sementara itu maba Unisma dari berbagai daerah di Indonesia. "Kiai itu dihargai masyarakat dan jadi rujukan. Juga jadi aktor di masyarakat jika terjadi apa-apa," tambahnya. 

Wakil Presiden BEM Unisma, Dodi Kiron Ahmad menyatakan bahwa BEM memberikan kontribusi pada penulisan kiai kampung ini oleh maba. "Sebenarnya ide awal ada yang melantunkan shalawat bersama. Tapi kemudian kita cari referensi lagi, yang akhirnya ketemu tentang penulisan kiai kampung dengan khas Nahdlatul Ulama (NU) itu sendiri," kata Dodi di sela acara.

Penulisan biografi kiai kampung dari masing-masing daerah yang disatukan. Sedang maba yang sudah terlanjur datang di Malang itu, mereka diberi opsi melakukan wawancara melalui zoom meeting atau video call. "Kami memberikan opsi itu, melalui digital. Atau kalau tidak, teman-teman bisa melakukan wawancara dengan kiai kampungnya sebelum tiba di Malang," paparnya.

Tujuannya adalah untuk menjangkau kiai-kiai kampung, seperti guru ngaji, atau muadzin dari setiap daerah. Isinya seputar biografi, seperti kehidupan dan latar belakang kia tersebut. Maba Unisma, Tsabita Tirta Rahmania dan Imro Ahiliya dari prodi Agribisnis menceritakan pengalaman mendapatkan biografi kiai kampungnya. 

Tsabita dari Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang menyatakan ia mencari informasi kiai dari ibunya. "Lalu saya bertemu langsung dan menulisnya sebagai tugas. Sebab beliau tidak mau disebarkan," jawab Tsabita. Sedang Imro, mahasiswa dari Kabupaten Sumenep mendapatkan kiai di kampungnya di masjid di kawasan Jl Tirto Rahayu Malang. Ia kos di sekitar Jl Tirto. Sylvianita Widyawati

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved