Kesehatan

WAWANCARA EKSKLUSIF dr Arie Zainul Fatoni: Kadang Kami Pasangkan Selang di Hidung

Ruang Intensif Care Unit (ICU) khusus untuk merawat pasien yang dalam kondisi kritis atau akan menuju kondisi kritis.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Zainuddin

SURYAMALANG.COM, BATU - Ruang Intensif Care Unit (ICU) khusus untuk merawat pasien yang dalam kondisi kritis atau akan menuju kondisi kritis.

Kekhususan ini yang membuat ruang ICU terlihat berbeda dengan ruang lain di rumah sakit (RS).

Perbedaan menonjol dapat terlihat dari banyaknya peralatan yang ada di dalam ruang ICU.

Keluarga pasien atau pasien akan menemukan beragam peralatan di dalam ruang ICU, mulai peralatan yang sudah familiar, sampai peralatan yang masih asing.

Perbedaan lainnya adalah banyaknya dokter yang terlibat dalam penanganan pasien.

Bisa jadi pasien yang masih dirawat di ICU akan menemui dokter yang berbeda-beda. Pasien yang tingkat kedaruratannya sangat tinggi memang sangat butuh penanganan oleh dokter dari multi disiplin.

Selain peralatan dan dokter, apalagi hal menonjol di dalam ruang ICU?

Berikut ini wawancara eksklusif wartawan Harian Surya, Septyana Eka bersama Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif RSI Unisma, dr Arie Zainul Fatoni, Sp. An KIC.

Apa saja alat yang ada di ruang ICU selain ventilator?

Banyak ada di ruang ICU. ICU itu kan tempatnya pasien kritis karena fungsi organnya banyak terganggu. Secara prinsip, alat yang wajib ada di ICU adalah alat yang bisa menopang fungsi organ yang terganggu. Selain ventilator, juga ada alat cuci darah, ada alat yang bisa menggantikan fungsi paru-paru bernama Exmo, lalu ada alat untuk mengobsevasi fungsi organ pasien yang bernama monitor. Di dalam monitor bisa diketahui tensi, saturasi oksigen, nadi, dan fungsi vital lainnya.

Karena pasien dalam kondisi kritis, maka semua obat, cairan, dan makanan harus presisi. Makanya banyak pasien yang masuk ICU dipasang kabel-kabel dan infus yang menyala semua. Itu agar diketahui setiap ukuran yang dibutuhkan dan yang diberikan.

Bagaimana cara memberikan nutrisi atau makanan pada pasien yang berada di ICU?

Normalnya, kalau kita makan itu mengunyah lewat mulut dan masuk perut. Tetapi kadang pasien kritis itu tidak sadar dan tidak bisa mengunyah sendiri. Akhirnya kami pasang selang di hidung, dan kami beri susu untuk memberi nutrisinya. Kalau pun tidak susu, bisa makanan yang sudah diblender sampai cair. Makanannya langsung ke perut.

Bila perutnya tidak berfungsi, terpaksa kami berikan makanan lewat infus. Makanya untuk pasien di ICU, biasanya kami pasang infus di fena-fena besar, di leher atau bisa juga di bawah tulang iga.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved