Liputan Khusus Malang

Caleg Gagal Maju Lagi di Pileg 2024: Dulu Saya Masih Hijau

Sudah banyak atribut bacaleg yang terpasang di berbagai sudut jalan atau kampung, mulai dari spanduk, baliho, dan sebagainya.

Editor: Zainuddin
dok.ist
Ilustrasi. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Bakal calon anggota legistaltif (bacaleg) mulai menjalankan 'mesin' untuk lolos ke DPRD tingkat kabupaten/kota di Malang Raya.

Sudah banyak atribut bacaleg yang terpasang di berbagai sudut jalan atau kampung, mulai dari spanduk, baliho, dan sebagainya.

Partai pun berupaya untuk meloloskan banyak bacalegnya ke DPRD. Ketua DPD atau DPC pun dituntut untuk turun langsung dan bertarung di tingkat kota atau kabupaten demi mendongkrak suara partai.

Di Kota Malang, partai yang menerjunkan ketua DPC atau DPD adalah Partai Demokrat, PAN, PKS, dan PDIP. Di Kabupaten Malang, PPP, PKB, Partai Hanura, dan Partai Demokrat menerjunkan ketua DPC atau DPD untuk bertarung di tingkat kabupaten. Sedangkan di Kota Batu, PKB, PKS, Partai Golkar, PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Nasdem yang menerjunkan ketua DPC atau DPD untuk menjadi calon anggota DPRD tingkat kota.

Caleg petahana memiliki modal berharga untuk lolos lagi di DPRD. Bila bacaleg mampu merawat konstituen, perolehan suara dalam Pemilihan Legislatif (pileg) lalu dapat menjadi modal berharga untuk lolos ke DPRD.

Sebaliknya, bacaleg baru atau bacaleg gagal di pileg lalu harus bekerja keras untuk mendulang suara. Selain mempertahankan perolehan suara pileg lalu, bacaleg gagal bisa mencari kantong suara yang belum dikuasai partai besar atau bacalen lain.

Zulham Ahkmad Mabarrok termasuk bacaleg yang gagal lolos ke DPRD Kabupaten Malang dalam pileg 2019. Kini bacaleg dari PDI Perjuangan ini kembali mencalonkan diri di pileg 2024.

"Dulu saya masih hijau, dan belum paham lapangan. Sekarang saya membangun jejaring kepemudaan dengan organisasi yang bersentuhan langsung dengan pemuda selama 5 tahun ini," kata Zulham kepada SURYAMALANG.COM beberapa waktu lalu.

Zulham memiliki beberapa alasan sehingga memilih pemuda yang notabene masih awam politik. Menurutnya, banyak pemuda yang menganggap politik masih tabu. "Ini sudah mengakar di pikiran pemuda. Butuh intensitas tinggi untuk menggarap para pemuda. Tidak semua caleg memiliki ruang dan waktu untuk mengelola potensi ini," terangnya.

Zulham harus melakoni jalan terjal bila ingin lolos ke DPRD Kabupaten Malang. Politisi yang bertarung di Dapil 2 ini harus bersaing dan berebut suara dengan calon petahana, seperti Kuncoro, Nofan Eko Prasetyo, Rahmat Kartala, Venny Ayu Soraya, Tutik Yunarni, Dias Widy Wira Andianto, dan Sa'roni. Dari para petahana itu, dua bacaleg memiliki suara lebih dari 10.000 suara, yaitu Kuncoro, Rahmat Kartala, Venny Ayu Soraya, dan Dias Widy Wira Andianto. Bahkan Venny Ayu Soraya tercatat sebagai calon petahana yang memiliki suara tertinggi hasil pileg 2019 di Kabupaten Malang, yaitu 17.543 suara.

Persaingan di pileg berbeda dengan perebutan suara di pemilihan kepala daerah (pilkada). Biasanya pemilih memandang sosok yang tertarung dalam pilkada. Sedangkan di pileg, pemilih bisa melihat pada partai atau sosok yang menjadi bacaleg.

Sekarang semua partai telah menjalan mesin untuk meraup suara banyak dalam pileg. Ketua DPC PKB Kota Malang, Fatchullah menyatakan partai dan bacaleg harus bisa menyesuaikan diri agar bisa terpilih dalam pileg 2024. Menurutnya, pemilih cenderung berpindah ketika partai atau sosok yang dipilih tidak sesuai harapan ketika bekerja.

"Pemilih di Kota Malang itu pintar. Pemilu pertama, PDI Perjuangan menang. Begitu ada wali kota, kenapa kok suaranya turun? Kan seharusnya suaranya naik. Pemilu berikutnya, Partai Demokrat yang jadi pemenang, tapi sekarang Partai Demokrat tidak memiliki frkasi di DPRD Kota Malang. Artinya, pemilih di Kota Malang itu jeli. PKB memang ada penurunan pada 1999, dan sekarang sudah mulai merangkak," kata Fatchullah.

Fatchullah telah minta bacaleg dari PKB untuk jeli dalam melihat kebutuhan masyarakat. Bacaleg dari PKB dituntut memiliki insting dan gagasan menghadapi kondisi di tengah masyarakat. "Bacaleg memang perlu punya insting, gagasan, dan bisa membaca keadaan. Dia harus tahu masalah yang dekat dengan masyarakat. Legislator harus peka," terangnya.

Wakil DPRD Kota Batu, Nurochman berharap semua bacaleg mengedepankan etika berpolitik, santun, dan tidak saling menjatuhkan dalam pileg 2024. "Sehingga proses politik tetap adem walaupun ada dinamika di lapangan," kata Nurochman.(Lu'lu'ul Isnainiyah/Benni Indo/Dya Ayu)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved