Berita Malang Hari Ini
Musim Kemarau, PMK Kota Malang Imbau Masyarakat Bantu Kelancaran Mobilisasi Armada Mobil Pemadam
Tercatat ada peningkatan cukup signifikan, dalam kurun waktu Juli-September 2023 dibandingkan pada kurun waktu yang sama di tahun 2022 lalu.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: rahadian bagus priambodo
SURYAMALANG.COM, MALANG - Ancaman kebakaran di wilayah Kota Malang saat musim kemarau meningkat. Tercatat ada peningkatan cukup signifikan, dalam kurun waktu Juli-September 2023 dibandingkan pada kurun waktu yang sama di tahun 2022 lalu.
Tercatat, ada sebanyak 79 kejadian dalam kurun waktu Juli-September 2023. Hal ini meningkat drastis dengan angka kenaikan mencapai 343,5 persen.
Sedangkan, pada Juli-September 2022 hanya ada sebanyak 23 kejadian kebakaran.
Dan apabila lebih spesifik, pada bulan September 2023 tercatat ada sebanyak 47 kejadian. Dibandingkan di bulan September 2022, yang hanya 10 kejadian.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang, Agoes Soebekti mengatakan, kebakaran ini merata di lima kecamatan di Kota Malang. Dengan kebakaran lahan kosong masih mendominasi.
"Dari seluruh peristiwa kebakaran tersebut, terjadi secara merata. Tercatat ada sebanyak 32 lahan kosong, yang mengalami kebakaran. Selain itu, ada beberapa objek kebakaran lain seperti ruko, rumah, warung, hingga mobil," jelasnya kepada TribunJatim.com, Selasa (3/10/2023).
Dirinya menerangkan, untuk di Juli-September 2023 ini, kerugian material yang disebabkan oleh kebakaran mencapai Rp 1 miliar. Sementara dalam kurun waktu yang sama pada tahun 2022, kerugian total lebih kurang mencapai Rp 677 juta.
"Peristiwa kebakaran yang terjadi di lahan kosong, akibat dampak tidak langsung dari musim kemarau. Dimana lahan banyak yang mengering, hingga meningkatkan potensi mudah terbakar," ungkapnya.
Disamping itu, masih banyak masyarakat Kota Malang yang melakukan pembakaran sampah. Dimana kerap kali pembakaran sampah ditinggal, sehingga membuat api merambat dan membesar.
"Masih banyak kami temui, masyarakat yang membakar sampah lalu dibiarkan atau ditinggal begitu saja. Kobaran api itu tertiup angin dan makin membesar, lalu merambat kemana-mana," tambahnya.
Pihaknya berharap, agar masyarakat bisa bersama-sama menjaga lingkungan sekitar. Tidak membakar sampah sembarangan, serta memastikan kondisi api mati usai membakar sampah.
Disamping itu, ia juga meminta kepada masyarakat untuk membantu melancarkan mobilisasi armada mobil pemadam saat terjadi kebakaran.
"Kami harapkan kepada masyarakat, untuk tidak membuat polisi tidur yang terlalu tinggi, atau jumlahnya yang terlalu banyak. Jangan membangun gapura dengan ukuran sempit atau kecil, karena dapat menghalangi mobil pemadam. Armada mobil pemadan ini berat, karena membawa air dengan jumlah banyak dan harus secepatnya tiba di lokasi," pungkasnya.
Polemik Beli LPG 3 Kg di Distributor, Pemilik Pangkalan di Kota Malang sampai Bingung |
![]() |
---|
UMKM Kota Malang Tak Peduli Harga Mahal, Yang Penting LPG 3 Kg Selalu Ada |
![]() |
---|
Polemik Beli LPG 3 Kg di Pangkalan, Warga Kota Malang: Kebijakan Jangan Bikin Repot |
![]() |
---|
Bisnis Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka UB Malang, Maggot Jadi Pakan Kucing dan Busana Big Size |
![]() |
---|
Puluhan Napi di Lapas Malang Lolos Kompetensi, Diwisuda Jadi Guru Al-Quran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.